Sukses

Pergerakan Tanah di Bojong Koneng Bogor, 7 Bangunan Rusak dan Jalan Amblas

Jalan sepanjang 1 kilometer rusak parah, beberapa unit rumah dan vila rusak berat akibat tanah bergerak.

Liputan6.com, Bogor - Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir memicu terjadinya pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Akibat kejadian ini, tujuh rumah terdampak bahkan nyaris ambruk dan ruas jalan yang terbuat dari beton amblas sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun empat.

Kades Bojong Koneng Rusdi Anwar mengatakan pergerakan tanah yang memicu jalan amblas dan rumah warga terdampak terjadi pada Rabu sore (14/9/2022). Kedalaman pergerakan tanah bervariasi sekitar 20-100 sentimeter.

"Jalan sementara waktu tidak dapat dilalui. Kemudian tujuh rumah yang terdampak bencana alam ini," ucap Rusdi, Kamis (15/9/2022).

Rusdi mengungkapkan kerusakan infrastruktur jalan yang baru selesai dibangun dari program Satu Miliar Satu Desa (SamiSade) ini membuat aktivitas ribuan warga di dua RW terganggu.

Namun demikian, aparatur di wilayah dan pemerintah daerah akan segera mengupayakan perbaikan jalan agar bisa dilintasi orang maupun kendaraan.

"Nanti segera akan diperbaiki, sementara diurug material lalu ditambal," ucap Rusdi.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko menyebutkan jalan sepanjang 1 kilometer rusak parah, beberapa unit rumah dan vila rusak berat akibat tanah bergerak.

Sementara warga yang terdampak pergerakan tanah sebanyak 177 kepala keluarga atau 500 jiwa.

"Rumah yang rusak berat sementara waktu akan kami ungsikan di tenda dan nanti disiapkan dapur umum oleh Dinas Sosial," ujar Aris kepada awak media.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gulirkan Bantuan

 

Tak hanya itu, Pemkab Bogor juga akan menggulirkan BTT dan bantuan logistik untuk pemulihan pascabencana.

"Kalau memang daerah itu sudah tidak layak dan rawan bencana, ya kemungkinan penduduk di sana direlokasi," kata dia.

Sementara dari hasil pengamatan dan analisa sementara, pergerakan tanah Kampung Curug disebabkan curah hujan tinggi. Selain itu, kawasan yang semula daerah perbukitan serta banyak pepohonan kini sudah beralih fungsi menjadi bangunan.

"Kontur tanah di sana juga sangat labil jadi potensi pergerakan tanah cukup besar ketika diguyur hujan terus menerus," ujar Aris.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.