Sukses

Update Covid-19 Rabu 27 Juli 2022: Positif 6.185.311, Sembuh 5.982.347, Meninggal 156.940

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 26 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (27/7/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta Tim Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 masih terus melaporkan di Indonesia adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona.

Terdapat penambahan 6.438 orang pada hari ini, Rabu (27/7/2022) positif Covid-19.

Sehingga sampai saat ini total akumulatifnya di Indonesia ada 6.185.311 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Sedangkan kasus sembuh bertambah 3.825 orang pada hari ini. Hingga kini di Indonesia total akumulatif ada 5.982.347 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.

Sementara itu, kasus meninggal dunia pada hari ini ada penambahan 11 orang. Dengan begitu, total akumulatif sebanyak 156.940 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 26 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (27/7/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Penyakit yang juga disebut monkeypox berbeda dengan Covid-19.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, salah satu perbedaan cacar monyet dengan Covid-19 adalah monkeypox baru menular ketika sudah ada gejala, sedangkan Covid-19 menular walaupun sebelum ada gejala timbul.

"Mereka (monkeypox) menular setelah ada gejala. Covid-19 kan enggak ada gejala langsung sudah bisa menularkan. Monkeypox itu kan harus ada gejalanya dulu, lesi-lesi, ruam-ruam, itu baru dia menular sehingga surveilansnya lebih mudah," ujar Budi usai acara peluncuran platform Satusehat di Jakarta, Selasa 26 Juli 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beda Cacar Monyet dengan Covid-19

Menurut Budi, surveilans yang lebih mudah membuat masyarakat tidak usah sepanik dulu. Sebab, gejala monkeypox bisa terlihat dengan mata dari ciri fisiknya sehingga tak perlu ada penutupan total seperti Covid-19 di tahun-tahun lalu.

Perbedaan lainnya, monkeypox virusnya lebih besar ketimbang virus Corona penyebab Covid-19.

"Jadi kalau SARS-CoV-2 itu cuman 30.000 basis DNA-nya, ini (monkeypox) ratusan ribu. Jadi, tesnya dengan PCR biasa cuma reagennya berbeda dan kita sudah dapat reagen ini dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 500 tes dan kita sudah beli dan mudah-mudahan akan datang minggu ini dari Cina," kata Budi.

Alat ini kemudian akan digunakan untuk skrining monkeypox. Saat ini Indonesia sudah memiliki kemampuan tes dan bisa dilakukan di 1.100 laboratorium PCR yang dimiliki Indonesia pada saat masa Covid-19.

"Jadi kita beruntung karena ada Covid-19 jadi kita sudah punya 1.100 lab di seluruh Indonesia yang bisa melakukan tes untuk monkeypox," kata Budi.

Ia membenarkan bahwa penyebaran monkeypox sebagian besar terjadi di kelompok tertentu. Penularannya pun tinggi seperti HIV aids.

Mengingat kemampuan penularan yang tinggi, Budi pun mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendekatan dengan organisasi-organisasi yang mengelola kelompok-kelompok berisiko tinggi.

"Untuk bisa melakukan surveilans secara aktif, jadi tidak menunggu laporan tapi kelompok ini kita dekati supaya bisa melakukan testing yang langsung," kata Budi.

Budi juga melaporkan bahwa sejauh ini ada sekitar 9 kasus suspek monkeypox. Kabar baiknya, dari sembilan kasus suspek ini seluruhnya dinyatakan negatif setelah dites.

"Ada 9 kasus suspek, kita sudah tes di Jakarta dan semuanya hasilnya negatif," jelas Budi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.