Sukses

Nadiem Ingatkan Pentingnya Ajarkan Perilaku Baik pada Anak Sesuai Pancasila Sejak Dini

Dalam sambutannya Mendikbudristek Nadiem Makarim menyampaikan bahwa pendidikan karakter berdasarkan Pancasila bukan hanya tugas para guru di sekolah tetapi juga orangtua di rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Guna menyemarakkan peringatan Hari Lahir Pancasila, Hari Keluarga Nasional, dan Hari Anak Nasional, Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspeka Kemendikbudristek) menggelar Festival Generasi Pancasila.

Acara dengan tema Pelajar Pancasila Bangga Punya Pancasila tersebut bertujuan untuk memperkuat karakter Pancasilais yang dibangun sejak dari lingkungan keluarga.

Dalam sambutannya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Mendikbudristek Nadiem Makarim menyampaikan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tugas para guru di sekolah tetapi juga orangtua di rumah.

"Perilaku yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila perlu menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu harus mulai dibangun sejak dini, mulai dari rumah," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Rabu (6/7/2022).

"Saya berpesan kepada Ibu dan Bapak orang tua agar terus menjadikan lingkungan rumah sebagai ruang belajar yang aman untuk anak-anak kita," pesan Nadiem kepada audiens orangtua yang turut mendampingi anak-anaknya dalam kegiatan ini.

Sementara itu, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek Franka Makarim menjelaskan betapa penting peran keluarga dalam perjalanan hidupnya meraih kesuksesan.

"Saya selalu yakin bahwa tidak ada mimpi yang tidak mungkin selama kita punya niat yang kuat untuk meraihnya. Selain itu, dukungan dari orangtua, keluarga, dan teman-teman juga merupakan hal yang sangat penting," ucap Franka sebagai salah satu narasumber dalam gelar wicara 'Tidak Ada Mimpi yang Tidak Mungkin'.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orangtua Selalu Mendukung Sejak Kecil

Kemudian, Franka Makarim mengungkapkan bahwa dirinya mendapat dukungan luar biasa dari keluarga besarnya sejak kecil.

"Orangtua saya selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian, seperti toleransi, gotong royong, mandiri dalam belajar, dan pada saat yang sama, terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa," kenang Franka.

Menurut Franka, keluarga adalah elemen pendukung yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, ia berharap agar orangtua dapat memahami apa yang menjadi keinginan anak-anaknya, dan mendampingi mereka dalam suka duka meraih cita-cita.

"Arahkan dan berikan dukungan, terutama saat anak-anak kita menghadapi kesulitan atau kegagalan," papar Franka.

Untuk menutup penyampaiannya, Franka Makarim tidak lupa untuk berpesan kepada generasi muda agar selalu berbuat baik kepada sesama serta menghargai dan menghormati orang lain, siapa pun, dan di manapun.

"Karena tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai sendirian," tutup Franka.

Pada kesempatan yang sama, Sesjen Suharti juga membagikan pengalamannya belajar dan bekerja dengan penuh semangat seraya terus menjalin persahabatan dan menguatkan gotong royong dengan teman-temannya ketika masih duduk di bangku sekolah.

"Hal tersebut membantu saya menggapai cita-cita, mendapatkan beasiswa untuk S1, S2, dan S3. Kalau saya bisa, kalian pasti juga bisa," pesan Suharti memberikan semangat kepada para peserta Festival Generasi Pancasila.

 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Peran Keluarga

Sementara itu, psikolog Ayoe Soetomo mengutarakan bahwa peran keluarga, khususnya dalam hal ini orangtua, sangatlah penting dalam tumbuh kembang seorang anak dalam menjadi Pelajar Pancasila.

"Peran keluarga dalam tumbuh kembang anak tentunya sangat besar sekali, karena semuanya dimulai dari keluarga. Tentunya keluarga atau orang tua perlu memiliki konsep tentang bagaimana keluarga ini akan dibawa dan kemudian nilai-nilai apa yang harus dimiliki oleh keluarga. Harapannya nilai tersebut adalah nilai kebaikan seperti nilai Pelajar Pancasila," ucap Ayoe.

Lebih lanjut, Ayoe menuturkan bahwa profil Pelajar Pancasila perlu menjadi pondasi bagi setiap keluarga agar anak-anak Indonesia dapat menjadi generasi yang sehat, cerdas, berprestasi, kreatif, dan mandiri.

"Sehingga mereka ini siap untuk bersaing dan menjadi generasi Indonesia yang hebat. Semuanya memang mulai dari keluarga. Keluarga memberikan contoh yang baik, implementasi dengan nilai-nilai yang baik, sehingga kebiasaan-kebiasaan baik itu akan tumbuh pada anak," ucap Ayoe.

 

4 dari 4 halaman

Perang Penting Orangtua dalam Tumbuh Kembang Anak

Peran penting orangtua dalam tumbuh kembang anak ditekankan lebih lanjut oleh pemateri Kelas Kreatif, Stella Nau.

Pendiri NTT Muda tersebut menekankan bahwa untuk mewujudkan generasi Pancasilais, selain anak-anaknya yang belajar, orang tua juga harus memiliki semangat untuk belajar.

Menurutnya, orangtua dan anak-anak harus sama-sama belajar untuk menjadi generasi bangsa yang memiliki karakter sesuai profil Pelajar Pancasila.

"Orang tua juga harus punya semangat untuk belajar. Orang tua harus mencari tahu skill dan informasi yang tepat untuk mengetahui bagaimana anak-anak bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkarakter," ucap Stela Nau.

Melalui Festival Generasi Pancasila, Kemendikbudristek menekankan kembali pentingnya keterlibatan aktif orang tua dan keluarga dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang bangga dengan Pancasila dan siap menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa depan.

Sebagai rangkaian kegiatan Festival Generasi Pancasila, Puspeka menggagas gelar wicara yang menghadirkan narasumber dari kalangan pejabat Kemendikbudristek serta kelas daring dengan narasumber praktisi untuk berbagi kisah inspiratif seputar perjalanan hidup mereka menerapkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam meraih cita-cita.

Salah satu nilai Pancasila yang ditekankan oleh para narasumber adalah gotong royong, khususnya berkaitan dengan keterlibatan orang tua serta anggota keluarga untuk mendukung keberhasilan anak di masa depan.

Festival Generasi Pancasila yang digelar Selasa 5 Juli 2022,, terbagi ke dalam tiga kelas bagi peserta didik jenjang PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK.

Pertama, Kelas Generasi Dongeng dengan peserta usia 2-8 tahun dengan pemateri Kak Iwan, pendongeng dan pemerhati dunia anak, dan psikolog Ayoe Sutomo.

Kedua, Kelas Generasi Kreatif dengan peserta usia 9-13 tahun yang diisi oleh Stella Nau, pendiri NTT Muda. Ketiga, Kelas Generasi Mandiri dengan peserta usia 14 - 18 tahun dengan pemateri Made Pandhu, pendiri akun kegelisahART.

 

(Belinda Firda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.