Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut bahwa pelaku penculikan 12 anak di wilayah Bogor dan Jakarta, ARA (28) bukan mantan narapidana terorisme (napiter).
Direktur Pencegahan BNPT RI, Brigjen Ahmad Nurwakhid, menyatakan, pihaknya telah melakukan verifikasi kepada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur, yang diakui ARA sebagai tempat dia menjalani masa hukumannya saat jadi napiter.
Baca Juga
"Ya, bukan eks napiter. Yang bersangkutan hanya ngaku-ngaku saja, mungkin cari popularitas," ungkap Ahmad Nurwakhid saat dihubungi, Jumat (13/5/2022).
Senada dengan BNPT, sebelumnya, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Mujiarto, memastikan bahwa tersangka penculikan 12 anak berinisial ARA, tidak pernah menjalani pidana di lembaganya.
"Berdasarkan data yang kami miliki, nama tersebut tidak pernah tercatat menjalani pidana di Lapas Khusus Kelas II A Gunung Sindur," jelas Kalapas Khusus Kelas II A Gunung Sindur Mujiarto melalui keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang diterima di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Pernyataan itu ia sampaikan untuk merespons beberapa pemberitaan sebelumnya, yang menyebut bahwa tersangka ARA adalah mantan napiter Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Bogor.
Â
Seorang Ibu menangis tersedu-sedu saat akhirnya bisa ketemu kembali dengan anaknya yang telah 46 hari menjadi korban penculikan. Korban diculik di Tangerang, dan ditemukan di Sukabumi, Jawa Barat.
Bantahan Kalapas Gunung Sindur
Usai pengakuan tersangka ARA sebelumnya, Kalapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur sudah berkoordinasi dengan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor, dan menyatakan nama itu tidak pernah menjadi warga binaan pemasyarakatan di instansi yang dipimpinnya.
Mujiarto mengatakan, Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur siap bekerja sama untuk pengungkapan tindak pidana, serta proses hukum yang dilakukan pihak kepolisian maupun aparat penegak hukum lainnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement