Sukses

Anggota DPR Apresiasi Langkah Pemerintah Cegah Hepatitis Akut Misterius

Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir usai WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini sebagai Kejadian Luar Biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengapresiasi langkah-langkah pemerintah dalam upaya mencegah penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Dia mengajak masyarakat mengikuti kebijakan pemerintah.

"Penunjukan Rumah Sakit Sulianti Saroso sebagai rumah sakit rujukan dan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia sebagai tempat pemeriksaan spesimen sudah tepat dan kita ikuti," kata Rahmad, Selasa (10/5/2022).

Rahmad mengatakan hepatitis akut sudah menjadi penyakit luar biasa di berbagai negara. Di Indonesia pun terdeteksi sudah ada. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan sampai saat ini sudah ada empat kasus dugaan penularan hepatitis akut.

Rahmad mengajak masyarakat tidak berasumsi terkait penyebab hepatitis akut. "Saya pikir kita serahkan ke ahlinya terkait penyebab dan bagaimana pengobatannya."

Menurutnya, keputusan pemerintah menerbitkan Surat Edaran Kewaspadaan ke dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota sudah tepat agar masyarakat tidak panik, namun terus meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati. Masyarakat harus mempelajari gejala dan langkah pencegahan hepatitis akut.

"Ikuti anjuran pemerintah. Segera ke rumah sakit bila ada gejala berat terpapar hepatitis, agar potensi tertolong semakin besar," ujar Rahmad.

Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir usai WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyebab penyakit ini masih dalam penelitian para ahli.

Di dunia maya sempat beredar informasi bahwa vaksin Covid-19 merupakan penyebab hepatitis akut. Kemenkes sudah membantah informasi tersebut. "Itu tidak benar. Kejadian saat ini tidak ada bukti berhubungan dengan vaksinasi Covid-19," kata Lead Scientist kasus ini Hanifah Oswari.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak masyarakat mencegah penularan infeksi dengan rajin mencuci tangan pakai sabun atau cairan disinfektan. Meminum air bersih yang matang, makan makanan bersih dan matang sepenuhnya, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Gunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak.

"Untuk deteksi dini, apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, kuning pada mata, penurunan kesadaran, kejang, lesu dan demam tinggi, agar diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," kata Ketua Umum IDAI Piprim B. Yanuarso.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada 15 Kasus

Indonesia sejauh ini telah mencatat 15 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya atau disebut pula hepatitis akut misterius.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dua minggu lalu pemerintah telah mendeteksi tiga kasus pertama.

Dalam konferensi pers virtual pada Senin, 9 Mei 2022, Budi mengatakan, ketika kasus dilaporkan pada 27 April, Indonesia mengeluarkan surat edaran yang meminta semua rumah sakit dan dinas kesehatan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan kasus tersebut.

Dia mengatakan Singapura mengumumkan kasus pertamanya tiga hari kemudian.

“Pada 30 April, Singapura mengumumkan kasus pertamanya dan sejauh ini sudah ada 15 kasus di Indonesia,” katanya.

Ia menambahkan, sebagian besar kasus hepatitis akut dengan penyebab yang tidak diketahui telah dilaporkan di Inggris, yang telah menemukan lebih dari 100 kasus. Ini diikuti oleh kasus di Italia, Spanyol dan Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Inggris dan AS, sehari setelah liburan Idul Fitri pada 2 Mei, lanjutnya.

Meski telah menerima banyak informasi tentang virus dari pusat-pusat ini, Budi mengatakan kesimpulannya masih belum final tentang apa yang sebenarnya menyebabkan kasus hepatitis akut ini.

“Penelitian saat ini sedang dilakukan oleh Indonesia bekerja sama dengan WHO (World Health Organization) dan kami juga bekerja sama dengan Amerika dan Inggris untuk dapat mendeteksi dengan cepat apa penyebab hepatitis akut,” kata Budi.

3 dari 3 halaman

5 Anak Meninggal Dunia

WHO melaporkan bahwa wabah hepatitis akut – yang merupakan peradangan hati – telah membunuh sejumlah anak di seluruh dunia.

Anak-anak yang terkena dampak berusia antara satu bulan hingga 16 tahun, dengan banyak dari mereka di bawah usia 10.

Hingga Senin, 9 Mei 2022, sedikitnya lima kematian dilaporkan di Indonesia akibat kasus hepatitis akut pada anak-anak.

Sementara penyebabnya belum ditentukan, para penyelidik diyakini sedang mempelajari keluarga patogen yang disebut adenovirus yang menyebabkan berbagai penyakit seperti flu biasa.

Beberapa gejalanya adalah sakit perut, diare dan muntah, diikuti penyakit kuning yang ditandai dengan kulit atau bagian putih mata yang menguning.

Kasus hepatitis akut pertama yang terdeteksi di Singapura ditemukan pada seorang anak laki-laki berusia 10 bulan pada 30 April.

Pada 21 April, ada 169 kasus yang dikonfirmasi sebagai hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya pada anak-anak di 12 negara, dengan sebagian besar kasus (114) terjadi di Inggris.

Apa yang sangat memprihatinkan bagi para profesional kesehatan yang melaporkan kasus-kasus ini adalah tingkat keparahan penyakit pada anak-anak muda yang sehat ini. Tujuh belas membutuhkan transplantasi hati, dan ada pula anak yang meninggal karena gagal hati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.