Sukses

Belum Punya Izin, DPR Minta Pemerintah Hentikan Penambangan Andesit di Desa Wadas

Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, meminta pemerintah menutup lokasi penambangan batu Andesit di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, karena ditengarai tidak mempunyai izin.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, meminta pemerintah menutup lokasi penambangan batu andesit di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, karena ditengarai tidak mempunyai izin. Ia menilai, pemerintah harus tegas dan adil kepada siapa pun dalam menegakkan aturan UU No. 3/2020 tentang Mineral dan Batu Bara (Minerba).

Menurut dia, jangan karena penambangan tersebut untuk keperluan pembangunan Waduk Bener, yang merupakan proyek strategis nasional (PSN), maka pemerintah menjadi longgar dalam hal perizinan. "Pemerintah jangan tutup mata dengan pelanggaran ini. Bila benar usaha penambangan andesit di Desa Wadas belum berizin, seperti yang disampaikan Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian ESDM, maka harus dianggap sebagai perbuatan ilegal. Karena itu harus ditindak. Bukan malah didiamkan dan dicarikan pembenaran," tegas Mulyanto dalam keterangan tulis, Jumat (11/2/2022).

Mulyanto menilai, pemerintah harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat. Jangan karena ini proyek pemerintah, maka boleh melanggar hukum. Kalau itu berlanjut akan menjadi preseden buruk di dunia pertambangan kita.

"Karena itu PKS mendesak agar pemerintah konsisten dalam menjalankan UU No. 3/2020 tentang Minerba terkait dengan pertambangan batuan Andesit di Desa Wadas," jelas politikus PKS yang akrab disapa dengan nama Pak Mul itu.

Pak Mul minta Kementerian ESDM segera meninjau lokasi penambangan di Desa Wadas untuk memastikan data-data tersebut karena jelas terindikasi melanggar syarat-syarat perizinan dan praktik penambangan yang baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masyarakat Menolak

Diberitakan, masyarakat Desa Wadas menolak penambangan batuan andesit ini karena merusak 28 mata air yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Pak Mul meminta pemerintah menjalankan regulasi dengan benar dan menghentikan pembangunan dengan pendekatan security approach dan lebih mengedepankan pendekatan prosperity approach.

"Harusnya ada izin tersendiri (IUP) terkait penambangan batuan andesit ini yang terpisah dari proyek bendungan. Itu amanat UU No. 3/2020 tentang Minerba. Jadi penambangan ilegal ini harus dihentikan demi kepastian hukum," kata Pak Mul.

Batuan andesit, kata dia, termasuk golongan batuan (namun tidak termasuk batuan jenis tertentu), sehingga pengusahaannya memerlukan Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat.

"Untuk itu penambang harus mengajukan permohonan wilayah pertambangan batuan. Setelah keluar baru mengajukan Permohonan IUP (izin usaha penambangan) batuan kepada Menteri," terangnya.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.