Sukses

Papua dalam &quotAku Ingin Menciummu Sekali Saja"

"Aku Ingin Menciummu Sekali Saja" tengah diputar di bioskop-bioskop di Tanah Air. Sebuah kisah cinta dengan latar belakang konflik Papua.

Liputan6.com, Jakarta: Ada pemuda lokal berumur 16 tahun yang terobsesi mencium seorang gadis cantik. Dia jatuh cinta. Dalam kegelisahan, sambil membawa rosario kepunyaan pujaan hati, Arnold terus mengejar harapan itu. Ada juga yang jatuh cinta tapi malah kehilangan kemampuan bersiul. Si gadis cantik itu--diperankan Lulu Tobing--selalu menangis. Padahal, tangannya selalu menggenggam alkitab, sebagai simbol ketenteraman hati. Toh, dia tetap memilih menyendiri, berkelana di belantara hutan Papua, meneteskan air mata di pinggir lautan teduh provinsi paling timur Indonesia. Dia terus meratap sambil menghitung kata "jangan takut" dalam alkitab. Sementara warga sekitar ada yang hidup dalam ketakutan diteror karena terlibat gerakan Papua Merdeka.

Sebuah kisah cinta memang akan menarik bila dibumbui metafor-metafor kehidupan. Dalam "Aku Ingin Menciummu Sekali Saja", bau dunia politik di sana-sini, terutama ketika memilih Papua sebagai lokasi setting cerita. Seperti diketahui, Papua memang sedang dirundung konflik dari sejumlah warga yang hendak merdeka. Dan, Garin Nugroho, sang sutradara, nampaknya paham betul hal itu. Dia memasukkan banyak sekali gambaran mengenai kehidupan warga setempat, tentunya tetap dengan ciri khasnya: keindahan alam sekitar, persis yang tampak dalam film-filmnya terdahulu, seperti "Puisi Tak Terkuburkan".

Selain kisah cinta yang tak sampai itu, upaya Garin menampilkan realitas yang dihadapi warga Papua terus menyeruak dari awal hingga akhir dalam film tersebut. Terutama ketika menampilkan Bertold, ayah Arnold, yang selalu bersembunyi di hutan lantaran ketakutan. Kalaupun muncul, dia selalu bersembunyi di balik bulu burung kasuari--sebuah perlambang yang bernilai tinggi bagi warga Papua. Menurut Vivi Westi, asisten Garin dalam "Aku Ingin Menciummu Sekali Saja", dalam dialog di Liputan 6 Siang, Ahad (29/12) siang, pemilihan Papua sebagai lokasi cerita, sebenarnya karena gagasan awal film tersebut diprotes.

Dia menuturkan, pada awalnya, film tersebut hendak digarap di sebuah pesantren. Idenya bermula ketika Garin mendapat sepotong surat dari siswi pesantren yang menyatakan keinginan mencium lelaki. Sayang, keinginan itu cuma tinggal sebuah obsesi lantaran agama melarang realisasi niat tersebut. Dengan kata lain, mencium yang bukan muhrimnya adalah berdosa.

Ketika syuting tengah berlangsung, ada surat pembaca di sebuah surat kabar yang bernada protes. Si pemrotes bilang, kehidupan pesantren tak pantas diusik dengan hal-hal yang berbau nafsu duniawi. Proses pembuatan film pun terhenti. Namun, tetap dengan gagasan sama yang diinspirasikan dari cerita pendek "Sang Mahasiwa dan Sang Wanita" karya Laszlo Kamondy, Garin beralih lokasi ke masyarakat Papua yang kangen kemerdekaan.

Proses pembuatan film ini memakan waktu cuma 14 hari dengan 14 kru. "Soalnya biaya hidup di sana 2, 3 kali lebih besar dari Jakarta. Dana yang ada cuma cukup buat 14 hari," kata Vivi. Untungnya, semua bisa terselesaikan dengan baik. Menurut Vivi, warga setempat sangat membantu. "Mereka senang. Ini [syuting film] kan sesuatu yang tidak sering dilakukan di Papua," Vivi melanjutkan.

Tentang Lulu Tobing yang menjadi pemeran utama, Vivi mengatakan, awalnya ada 40 calon pemeran utama. Namun, setelah diseleksi lagi, Lulu yang terpilih. "Dia bisa diajak bekerja sama di medan yang sulit," kata Vivi. Sejumlah bintang lokal juga terlibat dalam "Aku Ingin Menciummu Sekali Saja". Di antaranya Oktavianus Rysiat Muabuai (pemeran Arnold), Sonya Silviana Baransano, Philip Ramandey, dan Vivaldi Gores Aronggear. Yang sedikit banyak ingin mengetahui Papua, seperti kata Vivi di akhir dialog, nampaknya perlu menonton film ini [baca: Kasih yang Tak Mampu Diraih Arnold].(SID)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini