Sukses

Munarman Ditangkap Polisi Mengenakan Baju Koko dan Sarung, Ini Alasannya

Kikid pun menyaksikan dari awal sampai akhirnya Munarman dibawa pergi oleh petugas dan Tim Densus 88.

Liputan6.com, Jakarta Sebelum digiring ke Polda Metro Jaya oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri, pengacara Rizieq Shihab, Munarman, sempat menunaikan salat Ashar terlebih dulu. Karena itu saat dibawa petugas, Munarwan masih mengenakan baju koko putih dan sarung.

Hal tersebut diungkapkan Kikid, Ketua RT kediaman Munarman di Perumahan Modern Hills, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (27/4/2021).

"Sempat (salat Ashar). Dia salat di musala rumah, jadi salat Ashar dulu baru dibawa," ungkapnya.

Kikid menceritakan, proses penangkapan pria yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum FPI tersebut dimulai pada pukul 14.30 WIB. Ketika itu ada petugas kepolisian datang ke rumahnya untuk memberitahukan bahwa akan ada penangkapan di rumah Munarman.

"Habis itu sekitar jam 3 sore, datang lagi petugas Polda yang lain. Lalu selepas azan Ashar dari rumah saya langsung bergerak ke rumah Pak M ini, untuk melakukan proses penangkapan," tutur Kikid.

Barulah sekitar pukul 15.30 atau 15.35 WIB, Munarman langsung digiring polisi ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan kediamannya.

Kikid pun menyaksikan dari awal sampai akhirnya Munarman dibawa pergi oleh petugas dan Tim Densus 88. Dia menuturkan tidak ada perlawanan atau perdebatan berarti dari Munarman ketika digiring polisi.

"Enggak ada perlawanan atau gimana-gimana, langsung dibawa," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetangga yang Baik

Kikid selaku Ketua RT 01/013 juga mengaku melihat langsung penyitaan yang dilakukan di kediaman Munarman. Bukan hanya sejumlah buku, Kikid juga melihat ada barang bukti lain yang juga ikut dibawa bersamaan dengan Munarman.

"Ada buku-buku, handphone, flashdisc. Total katanya ada 60 atau 70 item yang dibawa," tutur Kikid.

Namun, dia memastikan, meski di rumah Munarman banyak buku keagamaan ataupun jihad, kesehariannya Munarman tidak pernah mengisi ceramah ataupun menasehati warga di komplek tersebut.

Makanya, dia mengaku cukup terkejut dengan apa yang menimpa tetangga yang sudah dikenalnya sejak 2009 itu.

"Enggak sih. Bergaul biasa saja, terbuka juga, baik sama tetangga. Ya pokoknya kaya tetangga biasa," Kikid menandaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.