Sukses

Kementan Kenalkan Teknologi Deteksi Cepat Residu Pestisida di Lembang

Kementan melalui BPPSDMP menggelar pelatihan soal cepat residu pestisida untuk petani di Lembang.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus meningkatkan kualitas SDM pertanian. Hal ini juga yang dilakukan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang meningkatkan kompetensi SDM pertanian dengan Teknologi Deteksi Cepat Residu Pestisida.

Kali ini, BBPP Lembang bekerjasama dengan Taiwan Technical Mission (TTM). Kerjasama yang sudah berjalan 6 tahun, dilakukan dalam kerangka “Strengthening Bandung Agribusiness Incubation and Development Project”.

Kerjasama ini mulai dari pembangunan sarana dan prasarana berupa packing house dan green house, pelatihan, dan saat ini yang sedang berjalan di bidang pemasaran.

"Kerjasama BBPP Lembang dan TTM tidak hanya pelatihan dan pemasaran saja, lebih jauh dari itu adalah bagaimana mewujudkan pertanian yang modern," kata Mr. Moh Gwo Jong, Leader of TTM seperti rilis yang diterima media.

"Permintaan konsumen saat ini sudah mengarah kepada sayuran sehat dan bebas residu pestisida, sehingga ini menjadi tantangan bagi petani dan pelaku pertanian lainnya di saat kondisi hama penyakit semakin parah saat ini."

 

Saksikan Video Kementan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pelatihan

Pelatihan diikuti oleh 6 orang peserta terdiri dari 1 orang petani, 1 orang penyuluh pertanian, dan 1 orang petugas Dinas Pertanian Kabupaten Karawang serta 3 orang Widyaiswara BBPP Lembang. Narasumber pelatihan adalah Expert dari Taiwan, Mr. Pan Po Yuan dan Mr. Chiu Chien Shiang.

Narasumber menjelaskan tentang pengenalan teknik, formulasi dan penyimpanan, penyesuaian sifat aktivitas enzim, ekstraksi sampel dan penggunaan instrument dengan teknik Rapid Bioassay for Pesticide Residue (RBPR).

"Dengan teknik RBPR ini bisa memecahkan masalah seperti lebih menghemat waktu di banding uji lainnya, sehingga hasil uji pestisida dapat diketahui sebelum sayuran dikonsumsi oleh manusia. RBPR menggunakan enzim dari kepala lalat, karena alat ini khusus untuk insektisida," ujar Pan.

Alat dan bahan yang digunakan dalam deteksi cepat residu pestisida diantaranya pipet otomatis, tabung reaksi, sentrifugal, lubang rangka besi, agitator, botol serum dan straw set, talenan, pipa baja, pinset, osilator, alkohol 95%, air brom, pipet, dan 5 macam sayuran untuk diujicoba, yaitu jagung, kentang, caisim, tomat, dan jeruk nipis.

3 dari 3 halaman

Pembagian Peserta

Peserta dibagi menjadi 2 kelompok untuk bersama-sama praktik formulasi dan penyimpanan. Peserta membuat sampel dari sayuran, untuk kentang diambil bagian tengahnya, sayuran daun diambil 8 lembar daun dan dipotong bulat, jagung dipipil utuh buahnya, tomat diiris kecil bagian kulit dan daging buahnya, dan untuk jeruk nipis diperlakukan dengan cara cotton ball disemprot alkohol lalu disapukan dengan bantuan pinset ke seluruh permukaan kulit jeruk.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan upaya Kementan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian tidak pernah berhenti.

"SDM pertanian harus berkualitas. Harus mengikuti perkembangan jaman. Untuk itu, maksimalkan semua potensi yang ada, serap berbagai ilmu untuk meningkatkan produksi. Karena efeknya adalah peningkatan kesejahteraan petani sendiri," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.