Sukses

Banjir di Ciganjur Surut, Warga Bersihkan Sisa Lumpur

Camat Jagakarsa Alamsyah menyebutkan, warga bersama pasukan oranye kelurahan dan kecamatan mulai berbenah membersihkan sisa lumpur dan air yang masih tergenang.

Liputan6.com, Jakarta Banjir dan longsor di Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa berangsur-angsur surut dan menyisakan lumpur serta genangan di jalan dan permukiman warga.

Camat Jagakarsa Alamsyah menyebutkan, warga bersama pasukan oranye kelurahan dan kecamatan mulai berbenah membersihkan sisa lumpur dan air yang masih tergenang.

"Kondisi air sudah surut tapi masih ada yang mengalir ditambah lumpur  juga yang menutupi," ujar Alamsyah dikutip dari Antara, Minggu (11/10/2020).

Banjir dan longsor terjadi Sabtu malam (10/10/2020) saat hujan dengan intensitas lebat mengguyur wilayah Jakarta Selatan.

Menurut Alamsyah, banjir dikarenakan aliran Kali Anak Setu terhambat oleh tembok pembatas kali di perumahan Melati Residen yang roboh hingga arus deras kali membanjiri pemukiman warga.

Aparat kelurahan mencatat kurang lebih 300 rumah warga di RT 04/RW 012 terendam banjir dengan ketinggian mulai dari 70 cm hingga 150 cm.

"Bukan tanggul yang jebol tetapi tembok Melati Residen yang berada di pinggir kali Anak Setu yang ambruk atau longsor sehingga menutupi aliran Kali Anak Setu," ujar Alamsyah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tembok Roboh

Ia menyebutkan, panjang tembok yang roboh mencapai 50 meter dengan ketinggian 10 meter dari atas kali.

Tidak hanya itu, tembok pembatas kali perumahan tersebut roboh ke arah seberang kali hingga mengenai pemukiman warga yang berada di bantaran.

Tercatat ada dua korban luka-luka dan satu orang meninggal dunia pada saat peristiwa banjir dan longsor terjadi.

Data korban meninggal dunia, Widiar Nohara (40), sedangkan dua korban luka-luka belum diketahui namanya, keduanya adalah perempuan berusia 50 tahun dan 48 tahun.

Menurut Alamsyah, tembok pembatas kali di perumahan tersebut berdiri vertikal di tanah yang curam, sehingga tidak kuat menahan beban saat hujan.

"Apalagi itu tanah gundukan," kata Alamsyah.

3 dari 3 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini