Sukses

Negara Hadir di Tengah Pandemi, Mensos Saksikan Penyaluran Bansos Tahap VII di Surabaya

Penyaluran BST di Jawa Timur pada bulan Oktober 2020 menjangkau 1.407.701 KPM dengan nilai Rp.422.310.300.000,-

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Juliari P Batubara menyaksikan pencairan Bantuan Sosial Tunai (BST) Tahap VII dan distribusi Bantuan Sosial Beras (BSB) di Kota Pahlawan. Di hadapan KPM, Mensos Juliari menyampaikan salam Presiden Joko Widodo kepada masyarakat Kota Pahlawan. 

"Saya meneruskan salam Bapak Presiden kepada masyarakat di Surabaya. Saya hadir ke berbagai kota di tanah air, termasuk Surabaya untuk memastikan bahwa negara hadir di tengah pandemi," katanya saat menyaksikan penyaluran BST di Kantor Pos Besar di Kota Surabaya (07/10). Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Direktur Utama PT Pos Faizal R. Djoemadi. 

Sasaran penerima BST di Kota Surabaya sebanyak 225.255 KPM dengan nilai total Rp.67.576.500.000. Adapun penerima BST di Provinsi Jawa Timur untuk penyaluran sampai bulan Oktober 2020 sebanyak 1.407.701 KPM dengan nilai Rp.422.310.300.000. Penyaluran dilakukan baik melalui  PT Pos maupun Bank Himbara. 

Alokasi beras yang disalurkan di Provinsi Jawa Timur sebanyak 77.826.825 kg untuk 1.729.485 KPM PKH. Realisasi penyaluran beras dari gudang Bulog saat ini mencapai 47% atau sebanyak 36.959.295 kg dan berdasarkan data transporter, bansos beras yang sudah didistribusikan ke KPM PKH sebanyak 29.902.290 Kg (80.91%). 

Selain BST,  BSB, dan Bansos lain dari Kemensos, pemerintah juga meluncurkan berbagai jenis bansos. 

"Misalnya BLT Dana Desa, Kartu Pra Kerja, kemudian dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota juga menyiapkan bansos. Cukup banyak. Bapak Presiden berharap,  dengan berbagai bantuan tersebut dapat membantu masyarakat, " katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penerima BST Sebanyak 9 Juta KPM

BST merupakan bantuan sosial dari Kemensos yang diluncurkan khusus untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

"Tujuannya untuk mengurangi beban dan meningkat daya beli masyarakat akibat pandemi. Dengan bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban hidup bagi mereka yang kehilangan pekerjaan atau dirumahkan karena tempat kerjanya tidak  beroperasi," kata Mensos Ari, begitu panggilan akrabnya. 

Mensos Juliari menyatakan sejak Juli lalu, BST sudah memasuki Gelombang II. Indeksnya ditetapkan sebesar Rp300 ribu/KPM/bulan selama enam bulan, atau sampai Desember 2020.

"Ini merupakan tambahan ya. Karena pada Gelombang I sudah pernah kami salurkan.  Penambahan periode penyaluran pada Gelombang II ini didasarkan pada pertimbangan,  bahwa dampak pandemi masih dirasakan masyarakat," katanya.  

Penerima BST ditetapkan sebanyak 9 juta KPM yang berdomisili di luar Jakarta dan Bodetabek. Mereka adalah masyarakat terdampak pandemi yang datanya diverifikasi dan validasi oleh pemerintah daerah. Data KPM BST ini kemudian dikirimkan ke Kemensos untuk disaring kembali sebelum akhirnya bansos disalurkan.

3 dari 3 halaman

Kemensos Luncurkan BSB

Dari Kantor Pos Pusat Surabaya, Mensos Juliari dan rombongan menuju Kantor Kecamatan Gayungan, Jl. Masjid Agung Tim. No.2, Gayungan, Kota Surabaya dalam rangka peluncuran BSB. 

Adapun BSB merupakan bansos terbaru dari Kemensos yang baru diluncurkan pada bulan September klau. Target atau penerima adalah KPM PKH sebanyak 9 juta keluarga. Besarnya ditetapkan sebesar 15 kg/KPM/bulan selama 3 bulan. 

"Dengan BSB diharapkan bisa membantu kebutuhan pokok KPM. Masyarakat mendapatkan beras premium dari Bulog," katanya.  

Tak lupa Mensos berpesan kepada KPM untuk memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan yang sudah didapatkan. Mensos Ari juga menyampaikan terima kasih kepada mitra Kemensos yakni PT Pos yang menyalurkan BST dan Perum Bulog yang mendistribusikan beras.

 

Dirut PT Pos Faizal R. Djoemadi mengatakan pihaknya mendukung penuh BST dengan membantu pemerintah menyalurkan ke seluruh pelosok indonesia bahkan di daerah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia. 

Total jumlah bantuan ini hampir 9 juta KPM dan bantuan ini diantarkan langsung. Kedua dengan cara membentuk komuniti kecil RT, RW dan kelurahan dengan mengikuti protokol kesehatan, datang langsung ke kantor pos pelayanan Pos di 4.500 titik.

Petugas PT Pos menjadi garda terdepan dalam menyalurkan bantuan sosial tunai khusus di daerah 3 T ini. Mereka harus menggunakan boat khusus lokasi pesisir naik perahu ke wilayah pesisir  dan ada petugas yang harus mengendarai motor ke daerah hutan. Sangat sulit medan yang ditempuh sehingga ada perlakuan khusus diberikan per 3 bulan sekali untuk mengurangi resiko resiko yang ada. 

Salah satu yang yang menjadi target dari PT Pos dalam mengendalikan BST karena PT Pos mempunyai sistem PGM (Pos Giro Mobile) setiap keluarga penerima manfaat itu dibuatkan satu rekening giro dan semua terdokumentasi dengan baik foto penerima bantuan, uang bantuannya  dan di upload ke sistem mobile PT Pos sehingga kemensos bisa melihat realtime untuk penyaluran bantuan sosial tunai ini.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.