Sukses

Mahfud Md: Kita Belum Percaya Penusuk Syekh Ali Jaber Sakit Jiwa

Menurut Mahfud, meski ada pernyataan yang menyebut Alpin mengalami gangguan jiwa, dirinya tak percaya begitu saja.

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Mahfud MD meminta aparat penegak hukum yang mengusut kasus penusukan Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau Syekh Ali Jaber tak mudah percaya dengan kondisi kejiwaan tersangka, Alpin Andrian.

Menurut Mahfud, meski ada pernyataan yang menyebut Alpin mengalami gangguan jiwa, dirinya tak percaya begitu saja.

"Spekulasi di masyarakat ada dugaan berdasarkan pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya," ujar Mahfud dalam keterangannya, Senin (14/9/2020).

Mahfud mengatakan, aparat penegak hukum akan bekerjasama dengan pihak terkait guna mendalami kejiwaan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber. Menurut Mahfud, banyak cara untuk mengetahui kebenaran apakah pelaku benar alami gangguan jiwa atau tidak.

"Kita akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak setelah diselidiki. Kan ada tetangganya, ada jejak digitalnya. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya kayak apa, keluarganya melihatnya kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihatnya kayak apa. Baru kita dapat menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud.

Di sisi lain, Mahfud mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber. Di mata Mahfud, Syekh Ali Jaber merupakan seorang ulama yang isi tausiahnya bisa diterima semua kalangan.

"Pemerintah sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi. Seorang ulama yang sangat baik, yang dakwah-dakwahnya diterima oleh semua kalangan karena tak pernah menyentuh soal politik, ternyata dianiaya atau ditusuk secara brutal oleh seseorang yang masih digali identitasnya," kata Mahfud.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

MUI Mengutuk

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Ni'am Sholeh, mengutuk, tindakan teror yang dilakukan kepada Syekh Ali Jaber.

Menurut Asrorun, tindakan tersebut sebagai bentuk teror terhadap dakwah dan kegiatan kemasyarakatan yang harus diusut tuntas.

Asrorun, menekan, tidak ada ruang toleransi terhadap tindakan kekerasan, teror, intimidasi, kriminal, vandalisme, dan segala bentuk kejahatan yang dilakukan terhadap para pegiat dakwah seperti Syekh Ali Jaber.

"Saya menyatakan belasungkawa atas musibah yang dialami Syekh Ali Jaber. Semoga Allah SWT menjaga keselamatan beliau dengan segera memberikan kesembuhan dan kesehatan," kata Asrorun dikutip dari keterangan resmi yang diterima Liputan6.com pada Senin, 14 September 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.