Sukses

Pengamat: PHK Jadi Solusi Pahit di Masa Pandemi Covid-19

PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi saat pandemi virus Corona Covid-19 ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK di sejumlah perusahaan diperkirakan akan semakin sering terdengar pada masa pandemi Corona Covid-19 ini.

Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi UI Harriyadin Mahardika mengatakan, rasionalisasi sumber daya manusia atau SDM yang terjadi di berbagai perusahaan adalah hal lumrah terjadi, lantaran banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya pandemi Covid-19.

"PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada keberlangsungan bisnis jangka panjang dan efisiensi SDM ini pilihan paling logis," kata Harriyadin dalam keterangan tertulis, Senin (22/6/2020).

Harryadin pun meminta pemerintah agar sigap mengahadapi situasi ini. Dia juga meminta target pemerintah tepat sasaran dan menguntungkan tenaga kerja di Indonesia.

"Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali dapat menyerap tenaga kerja," ucap dia.

Lebih lanjut, menurut Harryadin, dalam situasi krisis ekonomi ini, perusahaan seharusnya fokus untuk memperkuat bisnis intinya.

Dia pun mengimbau agar setiap perusahaan tidak menaikkan harga jual pada masa pandemi Corona Covid-19 ini.

"Dalam situasi krisis, tidak mungkin perusahaan akan menaikkan harga, karena daya beli juga menurun. Efisiensi dengan memangkas layanan adalah opsi yang wajar dilakukan agar perusahaan bisa terus mempertahankan bisnisnya," jelas Harriyadin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PHK Masih Berlangsung

Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira memprediksi PHK masih akan berlangsung. Angka pengangguran juga diprediski meningkat.

"Sebagai dampak dari penerapan strategi kembali ke bisnis inti itu, gelombang PHK tidak akan berhenti di tahun ini. Angka pengangguran maupun tingkat kemiskinan akan meningkat," ucap Bhima.

Dia menilai, kondisi yang terjadi di berbagai perusahaan ini harusnya segera ditanggapi pemerintah dengan memperbesar stimulus mengingat realisasi stimulus bagi dunia usaha masih rendah.

Menurut dia, saat ini yang krusial adalah bagaimana mendorong daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya, menopang keberlangsungan dunia usaha. "UMKM kita belum semua berhasil mendapat relaksasi kredit. Di Malaysia, UMKM itu bahkan dapat memperoleh hibah (pemerintah)," tukas Bhima.

Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memprediksi bahwa ekonomi di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8 persen. Sejumlah perusahaan pun diketahui telah melakukan langkah PHK.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.