Sukses

Kapolda Papua: Penembakan oleh KKB di Kuala Kencana Baru Pertama Kali Sejak 1995

Kapolda Papua menambahkan, saat penembakan dilaporkan dilakukan oleh delapan orang KKB yang membawa tiga pucuk senjata api serta senjata tradisional.

Liputan6.com, Jakarta Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengaku tidak ada pos keamanan di sekitar TKP penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kuala Kencana, Timika, Papua. 

"Memang di sekitar perkantoran dan pemukiman di Kuala Kencana tidak ada pos keamanan. Bahkan tidak dipagar sehingga memudahkan siapapun yang ingin masuk ke kawasan itu tanpa melalui gerbang utama," kata Irjen Pol Waterpauw kepada Antara, Rabu (1/4/2020). 

Karena itulah diduga KKB masuk area PT Freeport melalui jalan setapak dan melakukan penembakan dari jarak yang relatif dekat.

Usai melakukan penembakan, KKB yang dipimpin Joni Botak tersebut pergi melarikan diri ke hutan yang berada di samping perkantoran. Pengejaran langsung dilakukan tim gabungan TNI-Polri, namun hingga kini belum membuahkan hasil.

Kapolda Papua menambahkan, saat penembakan dilaporkan dilakukan oleh delapan orang KKB yang membawa tiga pucuk senjata api serta senjata tradisional.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerja dari Rumah Bagi Karyawan Freeport

Menurut Irjen Waterpauw, penembakan di kawasan Kuala Kencana baru pertama kali terjadi sejak 1995 lalu.

"Kami akan melakukan rapat guna membahas berbagai hal termasuk pengamanan kawasan Kuala Kencana guna menghindari terulangnya kasus penembakan terhadap warga sipil," aku Irjen Pol Waterpauw yang masih berada di Timika bersama Pangdam XVII Cenderawasih.

Penembakan yang terjadi Senin, 30 Maret menyebabkan satu karyawan berkebangsaan Selandia Baru meninggal, dua luka serius dan empat lainya luka ringan.

Saat ini manajemen PT Freeport memberlakukan kerja dari rumah kepada karyawan yang bekerja di Kuala Kencana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.