Sukses

Menko PMK: Pemulangan WNI dari Kapal Diamond Princess Tidak Boleh Asal-Asalan

Menurut Menko PMK Muhadjir Efendi, evakuasi WNI tersebut tidak boleh asal-asalan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia membantah mengulur waktu soal pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) di kapal Diamond Princess yang berada di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Pemerintah tengah mempertimbangkan cara terbaik untuk memulangkan WNI itu.

Menurut Menko PMK Muhadjir Efendi, evakuasi WNI tersebut tidak boleh asal-asalan. Apalagi, kapal Diamond Princess sudah menjadi pusat penyebaran virus corona.

"Bukan mengulur, tapi kami pertimbangkan betul. Kan kami tidak ingin Indonesia jadi episentrum baru karena kalau jadi episentrum baru menyangkut 264 juta penduduk," kata Muhadjir di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).

"Di Diamond Princess kan ada sembilan orang yang sudah terinfeksi. Sudah menjadi episentrum baru," tambah dia.

Muhadjir menuturkan, pihaknya telah mengirim beberapa opsi pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pemulangan WNI tersebut. Hal itu harus dipertimbangkan secara matang. Sebab, pemerintah juga memikirkan kesehatan jutaan penduduk Indonesia lainnya. Muhadjir tidak menjelaskan secara rinci opsi apa saja yang telah ditawarkan pada kepala negara.

"Kami tunggu keputusan Presiden. Kami sudah ajukan opsi-opsinya dan Presiden harus menimbang dan selalu beliau menyampaikan bahwa ini harus dipertimbangkan dengan penuh kehati-hatian tidak boleh ceroboh, tidak boleh grusa grusu karena menyangkut nasib penduduk Indonesia," paparnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masih Negosiasi

Pemerintah Indonesia masih bernegosiasi dengan pemerintah Jepang untuk opsi penjemputan. Pemerintah juga masih mempertimbangkan opsi WNI yang meminta dijemput menggunakan pesawat agar tidak memakan waktu lama.

"Jadi nanti kita tunggu lah. Permintaannya pasti kita pertimbangkan, tapi kan kita harus mempertimbangkan yang lain juga," tandasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.