Sukses

Pedagang Demo Tolak Revitalisasi Pasar Bantargebang Bekasi

Pedagang yang mayoritas ibu rumah tangga itu menolak rencana renovasi lantaran belum ada kesepakatan dengan Pemkot Bekasi.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan pedagang Pasar Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, unjuk rasa menolak revitalisasi dan renovasi oleh Pemkot Bekasi. Aksi para pedagang yang mengambil separuh badan jalan, menyebabkan kemacetan di kedua lajur jalan yang mengarah ke Cileungsi, Bogor maupun Bekasi.

Pedagang yang mayoritas ibu rumah tangga itu menolak rencana renovasi lantaran belum ada kesepakatan dengan Pemkot Bekasi terkait upaya revitalisasi, yang akan berdampak pada naiknya harga sewa kios per unit.

"Kami pedagang tidak dilibatkan dalam rencana revitalisasi. Jadi kami tidak menganggap harga ada, karena mereka buat harga itu sepihak," kata Maizar, salah satu perwakilan pedagang di lokasi, Senin (13/1/2020).

Terkait hal ini, kata dia, para pedagang yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Pasar Bantargebang (P3B), sudah melayangkan surat kepada Pemkot Bekasi, namun belum ada tanggapan.

"Kami ingin bertemu Pemkot dan berdialog soal ini, juga pihak pengembang harus hadir," tegasnya.

Selain tidak dilibatkan dalam rencana revitalisasi, protes pedagang juga dilontarkan terkait harga sewa kios dari pihak pengembang yang dinilai sangat mencekik leher, yakni berkisar Rp26-36 juta.

Sementara, Kepala Pasar Bantargebang, Jayadi mengatakan kondisi pasar saat ini sangat membutuhkan renovasi. Banyak bagian-bagian bangunan yang sudah lapuk dan rusak akibat termakan usia dan cuaca.

"Pasar sudah tidak layak, atapnya banyak yang bocor dan bolong, rembesan banyak, parkir mobil untuk bongkar muat juga susah," katanya.

Menurutnya, selama renovasi para pedagang nantinya akan ditempatkan di lokasi yang sesuai dengan jenis dagangan, agar lebih memudahkan transaksi jual beli.

Jayadi menampik tuduhan pedagang yang tak dilibatkan dalam upaya revitalisasi tersebut. Menurutnya, masalah revitalisasi sudah direncanakan sejak lama, dan sudah disosialisasikan pula ke para pedagang.

"Kalau sosialisasi sudah dari awal itu sudah 2 tahun ya, dari kepala pasar yang pertama sampai jadilah perjanjian kerjasama (PKS) itu. Ya mungkin buat mereka kurang informasi. Sedangkan dari awal itu surat edaran pasar mau direnovasi itu sudah diedarkan ke pedagang," akunya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Prioritaskan Pedagang Lama

Nantinya usai renovasi, sambung Jayadi, pihaknya akan tetap memprioritaskan pedagang eksisting untuk menempati kios-kios yang tersedia. Pedagang luar baru akan diberi ruang jika ada kios yang tersisa.

"Kita utamakan buat pedagang kita dulu. Kalau ada lebihnya silahkan pengembang jual sama yang lain. Tapi kalau belum ada, tunggu informasi dari saya. Kalau pedagang saya belum kebagian semua, jangan coba-coba jual," tegasnya.

Terkait harga sewa kios yang dikeluhkan para pedagang, Jayadi merasa hal tersebut sudah disesuaikan dengan posisi kios yang ditempati masing-masing pedagang.

"Itu harga Rp36 juta tidak ada. Harga mulai Rp26juta sampai sekian, memang bervariasi tergantung posisi, apa yang di hook, tengah atau yang di belakang itu semakin murah," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini