Sukses

Mahfud Md Minta Masyarakat Ikut Manfaatkan Teknologi Berantas Terorisme

Mahfud Md menerangkan, banyak teroris memanfaatkan teknologi untuk transfer uang guna jual beli senjata secara ilegal.

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, perkembangan teknologi di dunia dimanfaatkan teroris untuk memperkuat jaringannya, terutama dalam kekuatan finansial.

Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk dapat mencegah tumbuhnya jaringan teroris dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini ini disampaikannya saat menghadiri Konferensi Internasional dengan tema No Money For Terror do Melbourne, Australia.

"Dalam pidato sebagai Menko Polhukam, saya menekankan bahwa sekarang ini dunia teknologi informasi dan komunikasi memudahkan orang di selurub dunia melakukan transaksi keuangan melalui internet. Hal ini memang menolong umat manusia untuk lebih mudah menyelesaikan urusan-urusan keuangannya, termasuk cara berbisnis secara instan," kata Mahfud saat dihubungi, Kamis (7/11/2019).

"Tetapi, pada saat yang sama kemajuan IT itu sering juga digunakan oleh kelompok teroris untuk kegiatan terorisme," lanjut dia.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga menerangkan, banyak teroris memanfaatkan ini untuk transfer uang guna jual beli senjata secara ilegal.

"Pelatihan militer serta untuk kelompok teroris dan lain-lain. Itu semua dibungkus melalui transaksi bisnis atau pengiriman uang melalui kegiatan dagang secara terpecah-pecah," ungkap Mahfud.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transaksi Finansial Kaum Teroris

Dia menyebut, bahwa ancaman transaksi finansial ini dihadapi hampir seluruh dunia. Karena itu, sekarang sudah waktunya untuk bertindak mencegah semua itu terjadi.

"Seluruh dunia menghadapi ancaman transaksi finansial kaum teroris yang seperti ini. Itulah sebabnya, kita harus bertindak dengan fokus no money for terror," pungkasnya.

Diketahui acara ini diikuti oleh 77 negara dari lima benua. Ada juga utusan dari PBB yang menangani masalah-masalah teror yang bersifat lintas negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.