Sukses

Ada Tsunami, Umat Nasrani di Carita Rayakan Misa Natal Secara Sederhana

Markuz menyebut, adanya musibah tsunami yang terjadi pada Sabtu malam 22 Desember 2018, jamaat yang hadir dalam Misa kali ini tak lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Banten - Musibah tsunami tak mengendurkan semangat sebagian masyarakat Carita, Banten khususnya yang umat Nasrani untuk merayakan Hari Raya Natal. Perayaan Natal ini salah satunya dilakukan di Gereja Pante Kosta Rahmat Carita.

Pendeta Gereja Pante Kosta Rahmat Carita, Markus Taekz mengatakan, perayaan natal tahun ini sangatlah berbeda. Karena tak ada persiapan yang lebih dilakukan oleh panitia pelaksana melihat kondisi yang saat ini dialami warga Carita.

"Waktu itu memang mereka (panitia pelaksana) kumpul, tapi karena ada isu air naik lagi mereka pulang dan mengungsi ke mana-mana," kata Markuz di lokasi, Carita, Banten, Selasa (25/12/2018).

Untuk merayakan Misa Natal memang selalu dilakukan setiap 25 Desember, bukan di hari Minggu. Tema Natal pada tahun ini yakni "Rencana Tuhan Tidak Ada yang Gagal".

"Manusia berencana gagal, tapi Tuhan tidak. Jadi jika terjadi seperti ini, kami tidak menyalahkan satu sama lain, tapi Tuhan sedang bicara dengan alam untuk menyadarkan manusia," jelas Markuz.

Ia menyebut, adanya musibah tsunami yang terjadi pada Sabtu malam 22 Desember 2018 membuat jemaat yang hadir dalam misa kali ini tak lebih banyak dari tahun sebelumnya.

"Jamaatnya dari Labuan, Menes, Saketi, Carita, Panimbang, Sobang, dan sekitar Pandeglang. Tahun-tahun yang sebelumnya ada 200 lebih, tetapi untuk tahun ini mungkin ada 100-an," sebutnya.

"Biasanya kami pasang tenda di luar ya, karena tahun ini ada bencana kami enggak pakai tenda kami ibadah sederhana, dan doakan korban bencana agar keluarga yang ditinggalkan tetap kuat," sambung Markuz.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak yang Mengungsi

Bukan hanya itu saja, dampak dari tsunami ini juga membuat kebiasaan perayaan Hari Raya Natal memang sangatlah berbeda. Karena pada tahun sebelumnya, ada penampilan dari anak-anak.

"Biasanya ada anak-anak yang tampil, remaja, kalau minggu mereka tampil. Kami lihat nanti (ada penampilan apa enggak), karena anggota kami banyak yang ngungsi ya," ucap dia.

Dengan adanya musibah ini, ia berpersan agar manusia harus percaya dengan keberadaan tuhan. "Ya untuk keadaan seperti ini, jangan takut percaya pada tuhan, lebih dekat lagi. Kita harus percaya bahwa tuhan sedang berbicara melalui alam," pungkas Markuz.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.