Sukses

Jokowi Minta Majelis Adat Melayu Kawal Persatuan Bangsa

Banyaknya kekayaan adat dan budaya di Indonesia merupakan potensi besar sehingga persatuan dan kesatuan harus dijaga.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meminta Majelis Adat Budaya Melayu atau MABMI ikut mengawal persatuan bangsa khususnya dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019. Jokowi menilai perbedaan justru akan menjadi kekuatan.

"Negara ini negara besar jangan sampai perbedaan pilihan memecah belah,"ujarnya di Medan, Minggu, 7 Oktober 2018.

Jokowi mengatakan itu saat membuka Rapat Kerja Nasional atau Rakernas MABMI Tahun 2018 bertema Dengan Semangat Reformasi MABMI Menyatukan Visi Misi dan Persepsi Untuk Mendukung Suksesnya Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden Tahun 2019.

Menurut Jokowi, penduduk Indonesia yang sebanyak 263 juta orang dengan 714 suku serta 1.000 bahasa daerah merupakan potensi besar sehingga persatuan dan kesatuan harus dijaga.

"Aset terbesar bangsa adalah persatuan dan kerukunan.Jangan sampai Pilkada, Pileg dan Pilpres membuat perpecahan,’ ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Sementara itu, Ketua Umum MABMI, Dato' Seri H Syamsul Arifin mengaku MABMI siap mendukung menjaga kesatuan dan persatuan bangsa khususnya dalam Pileg dan Pilpres.

"Banyak orang curiga dengan kehadiran Presiden membuka Rakernas MABMI, tetapi ibarat pepatah mengambil rambut dalam tepung, rambut terambil, tepung tak berserak, MABMI bisa menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia," kata Syamsul seperti dilansir dari Antara. 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gelar Adat Jokowi

MABMI, ujar mantan Gubernur Sumut itu adalah sebuah institusi kemasyarakatan yang bersifat independen, tidak melibatkan diri bagi kepentingan politik praktis.

Majelis itu mendasarkan kegiatannya pada konsep adat Melayu yaitu adat bersendikan syarak--syarak bersendikan kitabullah (ABS-SBK), syarak mengata dan adat memakai.

Dia mengaku, masyarakat Melayu sendiri tidak boleh lagi memanggil nama Presiden Jokowi karena telah diberikan gelar Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri oleh Sultan Deli. Gelar itu, katanya, gelar yang tertinggi sehingga tidak boleh lagi memanggil nama. 

Acara pembukaan Rakernas MABMI itu semakin berlangsung meriah karena usai acara selesai, Presiden Jokowi bersedia diajak berfoto bersama peserta.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.