Sukses

Pengungsi Gempa Palu Mulai Terpapar Penyakit

Sebanyak 70.823 warga Palu dan sekitarnya harus mengungsi karena rumahnya rusak di terjang gempa dan tsunami.

Liputan6.com, Palu - Sebanyak 70.823 warga Palu dan sekitarnya harus mengungsi karena rumahnya rusak di terjang gempa dan tsunami. Masalah datang karena para pengungsi mulai terserang penyakit.

Tercatat ada 138 titik pengungsian tersebar di berbagai daerah. Kopriadi, warga Palu menyampaikan, setidaknya di sembilan titik posko pengungsian banyak yang terjangkit penyakit.

Misalnya di Sigiba, Bulu lanta, dan Lumbu Petigo anak-anak terserang gatal-gatal.

"Mereka sangat membutuhkan sekali obat-obatan," ucap Dobi ketika berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (4/10/2018).

Selain itu, masalah lainnya bantuan korban gempa yang dikhususkan untuk ibu hamil, bayi, dan anak-anak.

"Susu tidak ada. Kami memang ada uang. Tapi siapa yang jual," ucap dia.

Demikian juga di Desa Wani Dua Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala. Parahnya, sejak bencana terjadi hanya menerima dua kali bantuan. Itu pun saat kedatangan Presiden Jokowi.

"Di sini lima dusun. Kadang satu dusun dihuni 100 kepala keluarga, kadang 50 kepala keluarga. Ada bantuan tapi gak mencukupi. Bantuan sembako itu datang saat Pak Jokowi tiba. Setelah itu tidak pernah nerima," kata Kopriadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4 Kecamatan Masih Terisolasi

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut saat ini, empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah masih terisolasi akibat gempa dan tsunami.

"Saat ini ada empat kecamatan yang masih terisolir di Kabupaten Sigi, yaitu Lindu, Kolwi, Kolawi Selatan, dan Pipiko," kata Sutopi di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Sutopo menjelaskan jalur darat menuju empat lokasi bencana tersebut masih terputus dan memiliki jalur yang sulit akibat bencana tersebut. Saat ini, distribusi bantuan logistik dan penerjunan tim ke lokasi dilakukan menggunakan helikopter.

"Untuk mengatasi hal ini, distribusi logistik menggunakan helikopter, baik dari TNI, Basarnas, BNPB dikerahkan untuk distribusi logistik di daerah terisolir, termasuk dropping pasukan tim Basarnas untuk melakukan pencarian korban di empat kecamatan," jelas Sutopo.

Sementara itu, hingga Kamis (4/10/2019), BNPB menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.047 jenazah yang telah diidentifikasi telah dimakamkan massal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.