Sukses

KPK Telisik Proses Perencanaan Proyek PLTU Riau-1 ke Dirut Pertamina

Nicke usai menjalani pemeriksaan penyidik KPK mengaku dirinya ditanya seputar tugasnya di PT PLN terkait proyek PLTU Riau-1.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelisik proses perencanaan proyek PLTU Riau-1 kepada Direktur Utama PT Pertamina Persero Nicke Widyawati. Nicke merupakan Direktur Perencanaan PLN pada saat proyek PLTU Riau-1 masih dalam perencanaan.

"Kepada saksi ini didalami dua hal. Pertama bagaimana proses perencanaan, jadi apa yang diketahui atau apa yang dilakukan oleh saksi dalam proses perencanaan proyek PLTU Riau-1 ini," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (17/9/2018).

Nicke diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Wakil Ketua Komisi VII Golkar Eni Maulani Saragih yang sudah menjadi tersangka dalam kasus ini. Selain menelisik soal proses perencanaan, penyidik KPK juga mendalami soal pertemuan yang dilakukan Nicke dengan Eni terkait proyek senilai USD 900 juta itu.

"Kedua, kami mengklarifikasi adanya dugaan pertemuan antara saksi dengan tersangka EMS (Eni Saragih) sebelumnya pada proses perencanaan proyek PLTU Riau-1 itu," kata Febri.

Nicke usai menjalani pemeriksaan penyidik KPK mengaku ditanya seputar tugasnya di PT PLN terkait proyek PLTU Riau-1 itu.‎

"Ya saya berikan penjelasan seputar tupoksi saya sebagai mantan Direktur PT PLN," kata Nicke.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Tersangka

Dalam kasus ini KPK menetapkan tiga orang tersangka yakni, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih, bos Blackgold Natural Resources Limited Johannes B Kotjo, dan mantan Menteri Sosial Idrus Marham.

Eni dan Idrus diduga secara bersama-sama menerima hadiah atau janji dari Kotjo untuk memuluskan Blackgold menggarap proyek senilai USD 900 juta itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.