Sukses

Hasto PDIP: Pemilu Peristiwa Politik Biasa, Jangan Sampai Terpecah Belah

Menurut Hasto, Indonesia adalah "bangsa ajaib" di mana berbagai perbedaan justru melahirkan konsepsi persatuan Indonesia. Semua bersatu karena Pancasila.

Liputan6.com, Jakarta - PDIP mengaku sangat prihatin dengan kontestasi politik yang diwarnai berbagai ujaran kebencian, provokasi, dan pernyataan negatif lainnya yang jauh dari tradisi ketimuran.

Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, kondisi ini tidak lepas dari adanya orientasi kekuasaan yang berlebihan dengan praktik menghalalkan segala cara, hingga membuat sebagian kecil tokoh menjadi gelap mata dan merasionalkan segala tindakannya dengan berbagai cara.

"Harus diingat bahwa pemilukada, pemilu legislatif, dan pemilu presiden, hanyalah alat mencari pemimpin untuk rakyat. Siapapun yang dipercaya rakyat menjadi pemimpin kita semua, bagi yang kalah ataupun menang, akan menjabat selama 5 atau maksimum 10 tahun. Inilah tradisi pemilu yang hidup," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/4/2018).

"Jadi pemilu adalah peristiwa politik biasa dalam tatanan negara demokratis. Jangan sampai pemilu menghadirkan gagasan yang memecah belah bangsa," dia menegaskan.

Menurut Hasto, Indonesia adalah "bangsa ajaib" di mana berbagai perbedaan justru melahirkan konsepsi persatuan Indonesia. Semua bersatu karena Pancasila.

"Janganlah rusak keadaban Indonesia dengan berbagai pernyataan yang tidak perlu, dan membutakan rasionalitas publik. Sebab, politik itu menyatukan, membangun harapan, dan penuh dengan gagasan perjuangan untuk kepentingan bersama sebagai satu bangsa," papar Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jalani Pemilu dengan Kegembiraan

Dalam menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Hasto mengimbau masyarakat untuk menjalani seluruh tahapan pemilu dengan kegembiraan politik dan gerakan ke bawah, daripada menyampaikan berbagai ujaran kebencian yang menguras energi persatuan.

Dia juga mengingatkan bahwa dalam seluruh tradisi kebudayaan di seluruh pelosok Nusantara, semua penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan dan sopan santun serta moral dan etika.

"Pernyataan yang berkeadaban dan mencerdaskan publik, serta berorientasi pada kemajuan bangsa inilah yang seharusnya dikedepankan, bukannya sebaliknya, keluar berbagai ungkapan yang menciptakan pertentangan, dan energi bangsa terkuras ke dalam," ucap Hasto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.