Sukses

6.500 Personel Polri-TNI Amankan Aksi Tuntut Puisi Sukmawati

Argo menuturkan, massa yang menuntut puisi Sukmawati Soekarnoputri akan terlebih dahulu melakukan salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 6.500 personel gabungan dari  Polri dan TNI akan dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa Persaudaraan Alumni (PA) 212 hari ini. Rencananya ada 1.000 orang berunjuk rasa di depan Kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat terkait dengan puisi Sukmawati Soekarnoputri.

"Ada 6.500 personel gabungan TNI-Polri yang dikerahkan untuk pengamanan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Jumat (6/4/2018).

Argo menuturkan, massa akan terlebih dahulu melakukan salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal.

"Rencananya kumpul pukul 13.00 WIB, selanjutnya mengarah ke Bareskrim," kata dia.

Ia menyampaikan, aksi tersebut adalah dukungan kepada Polri agar menangkap, mengadili, dan memenjarakan penista agama. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk reaksi atas puisi "Ibu Indonesia" yang dibacakan oleh putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri.

Sementara untuk pengalihan arus lalu lintas, terkait aksi menuntut puisi Sukmawati Soekarnoputri bersifat situasional.  "Pengaturan lalin situasional ya," kata Argo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

MUI Imbau Maafkan Sukmawati

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'aruf Amin mengajak umat Islam memaafkan Sukmawati. Sebelumnya, putri Bung Karno itu memancing polemik dalam puisinya yang berjudul 'ibu Indonesia' dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Ia diinilai menyinggung isu azan dan kidung.

"Kami mengajak seluruh umat Islam untuk bisa menerima permohonan maaf beliau dan tidak lagi melakukan kejahatan," kata KH Ma'aruf Amin di kantor MUI, Jl Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis 5 April 2018.

Ma'aruf juga berharap pihak-pihak yang mengadukan Sukmawati ke pihak berwajib untuk mencabut laporan. Dengan begitu, kata Ma'ruf, suasana menjadi damai.

"Bahkan kalau bisa kami inginkan menghentikan upaya untuk mengadukan persoalan ke pihak pengadilan, Bareskirm dan juga membangun keutuhan bangsa dan negara," ungkap Ma'aruf.

Dia menyarankan polemik puisi Sukmawati diselesaikan dengan kepala dingin. Menurut Ma'ruf tujuannya mencapai titik temu.

"Semoga kebangsaan supaya bangsa ini tetap utuh. Dan tidak terjadi konflik. Dan karena itu MUI memiliki perhatian besar," ungkap Ma'aruf.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.