Sukses

4 Penyesalan Sukmawati Atas Puisi Kontroversialnya

Puisi Sukmawati menjadi kotroversial di tengah masyarakat. Dia pun mengungkapkan penyesalannya. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Puisi berjudul Ibu Indonesia yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri dalam acara Jakarta Fashion Week (JFC) di Gedung JCC, Jakarta, menuai kontroversi. Ini lantaran puisi itu dinilai mengandung penghinaan terhadap agama.

Atas puisi itu, masyarakat pun melaporkan ke polisi atas tuduhan pelecehan dan penghinaan agama. Penyidik akan menyelidiki kasus ini dengan mengumpulkan barang bukti dan keterangan pihak terkait.

"Semua yang terkait, termasuk ahli bahasa. Semualah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/4/2018).

Tak hanya membawa ke ranah hukum, masyarakat juga meminta Sukmawati untuk mengklarifikasinya. Puisi itu dianggap dapat menimbulkan konflik baru di tengah masyarakat.

Atas tuntutan itu, Sukmawati pun menggelar jumpa pers di Jakarta, hari ini. Berikut ini 5 ungkapkan penyesalan Sukmawati atas puisi kontroversialnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Menangis

Sukmawati meminta maaf kepada umat Islam yang tersinggung atas puisi karyanya yang berjudul "Ibu Indonesia". Permohonan maaf disampaikan lantaran puisi itu menuai pro dan kontra.

"Dengan ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf lahir dan batin kepada umat Islam Indonesia, khsususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi 'Ibu Indonesia'," kata Sukmawati sambil meneteskan air mata di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).

 

3 dari 5 halaman

2. Tak Ada Niat Hina Umat Islam

Sukmawati Soekarnoputri menegaskan, tidak ada niat menghina umat Islam di balik puisi berjudul 'Ibu Indonesia'. Puisi itu ia bacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018.

Dia menjelaskan, puisi tersebut dibacakan sesuai dengan tema acara tersebut yaitu Cultural Identity.

 

4 dari 5 halaman

3. Saya Seorang Muslimah

Sukmawati mengatakan, dirinya adalah seorang muslim yang bersyukur dan bangga dengan Islam. Dia juga menuturkan dididik oleh ayahnya, Sukarno, dengan jiwa Islam.

"Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan ke-Islaman saya," kata Sukmawati.

 

5 dari 5 halaman

4. Lahir dari Keluarga Tokoh

Menurut dia, sang ayah merupakan tokoh Muhammadiyah. Sukarno, kata Sukmawati, juga mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh).

Puisi yang dibacakan Sukmawati menuai pro dan kontra. Sukmawati dilaporkan dua orang sekaligus.

Mereka adalah seorang pengacara bernama Denny Adrian Kushidayat, dan politisi Partai Hanura, Amron Asyhari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.