Sukses

Mesin PG Usang Sebabkan Rendemen Tebu Turun

Persoalan perkebunan tebu di pabrik gula Tasikmadu, Karanganyar, didorong DPR untuk segera diselesaikan

Liputan6.com, Jakarta Persoalan perkebunan tebu di pabrik gula Tasikmadu, Karanganyar, didorong DPR untuk segera diselesaikan. Mesin pabrik yang sudah usang serta kendala di on farm yang menyebabkan rendemen tebu semakin menurun adalah persoalan utama yang harus dibenahi.

Demikian dikatakan Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo saat memimpin kunjungan spesifik ke pabrik gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (8/6/2017).

"Jadi batas maksimal rendemen tebu adalah 6-7 tahun untuk dibongkar ratoon sementara di sini sudah melebihi baru dibongkar, terlebih lagi mesinnya sudah tua. Oleh karena itulah dua hal ini harus kita sinergikan" kata Edhy usai melakukan pertemuan yang turut dihadiri oleh Bupati Karanganyar, Dirjen Perkebunan dan Dirut PTPN IX.

Selain itu terkait permasalahan petani yang kurang bergairah dalam bertani akibat harga gula yang dipatok rendah, politisi asal F-gerindra itu menilai jangan dijadikan kambing hitam atau alasan untuk mengimpor.

“Menurut saya ini hanya masalah komunikasi, janganlah kita mencari kambing hitam kemudian kita mengimpor. Situasi kondisi pangan yang ujungnya selalu mencari kambing hitam itu hanya menjadi peluang untuk impor. Peluang dan potensi kita di negara kita tersedia tinggal bagaimana seorang pemimpin mampu untuk mewujudkannya,” ungkapnya.

Sebelumnya direktur utama PTPN IX Budi Adi Prabowo mengadukan selama ini petani memilih tidak lagi menanam tebu karena sisi ekonominya tak lagi menjanjikan. Petani tebu merasa tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, sebagaimana diberikan kepada petani tanaman pangan. Sampai sekarang tidak ada lagi kredit untuk petani tebu, perbankan masih memandang sebelah mata.

‘’Begitu pula bantuan alat pertanian yang bisa mendukung peningkatan petani, juga sudah tak ada lagi. Belum lagi ketersediaan bibit yang unggul sudah tidak ada lagi. Penelitian bibit untuk tebu untuk dikembangkan menjadi bibit unggul hampir tak ada lagi,’’ kata dia.

(*)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini