Sukses

Cabai Merah Tak Kunjung Murah

Harga cabai melonjak, musim hujan menjadi salah satu penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta Sejak awal November ini, harga cabai merah melambung terlampau tinggi. Berkisar di angka 60-70 ribu rupiah, tak juga berkurang. Hal ini berkaitan langsung dengan cuaca yang tidak menentu dalam beberapa bulan terakhir. Daerah sentra produksi cabai di beberapa tempat mengalami gagal panen dikarenakan hujan yang terus menerus. Jakarta menjadi salah satu kota yang terkena imbasnya. 

Diketahui, pasokan cabai Jakarta datang dari daerah sentra-sentra produksi cabai tersebut, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Gagal atau terhambatnya waktu panen cabai dikarenakan cuaca tak menentu, mempengaruhi suplai cabai yang ada untuk didistribusikan ke luar kota. Selain itu, panjangnya rantai niaga cabai daerah menuju Ibukota menjadi salah satu pertimbangan mengapa harga cabai meningkat. 

Berdasarkan monitoring media, ditemukan beberapa titik-titik daerah yang beberapa waktu ini mengalami gagal atau telat panen karena cuaca. Seperti, Malang dan Jember di Jawa Timur. Juga, Sukabumi di Jawa Barat. Padahal provinsi tersebut dikenal sebagai daerah produksi cabai terbesar di Indonesia. 

Sesuai data, pada 2015 Jawa Barat menghasilkan 168 ribu ton cabai merah besar, sedangkan Jawa Tengah menghasilkan 241 ribu ton cabai merah besar. Adapun Jawa Timur hasilkan 250 ribu ton cabai merah rawit. Sayang, musim penghujan mengancam panen cabai di wilayah-wilayah tersebut alami gagal panen terus menerus. Bisa jadi, capaian produksi cabai tahunan tak lagi seperti tahun lalu. 

Namun, meski harga cabai sedang tinggi-tingginya, tidak serta merta Kementan membuka keran impor. Solusinya untuk menekan harga cabai, pemerintah akan segera menggelar operasi pasar karena produksi mencukupi. Amran mengklaim produksi cabai sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dari datanya, petani menanam cabai 11 ribu-12 ribu ton per bulan. "Produksi cukup. Kita selalu tanam 11 ribu-12 ribu ton dan kita pantau jumlah tanamnya," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.