Sukses

Geger Undangan Pesta Bikini Usai UN

Sebagian banyak onliner di Twitter mengkritisi acara yang jauh dari nilai-nilai budaya ketimuran itu.

Liputan6.com, Jakarta - Corat-coret baju seragam dan arak-arakan kendaraan setelah Ujian Nasional (UN), sepertinya mulai ditinggalkan pelajar sekarang ini. Kini budaya baru pun muncul, seperti pesta bikini yang baru-baru ini beredar dan menghebohkan di media sosial.
 
Acara bertema Splash After Class itu disebut-sebut mengajak siswa-siswi SMU di Jakarta untuk berpesta, sebagai ungkapan kegembiraan setelah melewati UN.

Pesta tersebut mengajak peserta untuk menggunakan dress code pakaian musim panas dan bikini ini, rencananya akan digelar pada 25 April mendatang di area kolam renang lantai 6 Hotel Media and Towers, Jalan Gunung Sahari Raya No 3, Jakarta Pusat.

Acara ini tersiar di media sosial dan pengunggah video Youtube pada Rabu 22 April. Tak lama diunggah iklan yang berupa flyer itu, langsung geger diperbincangkan para onliner di Twitter. Pro kontra pun muncul.

Sebagian banyak onliner mengkritisi acara yang jauh dari nilai-nilai budaya ketimuran itu. Apalagi acara tersebut akan diikuti kaum pelajar. Bahkan, acara yang akan dimulai pukul 22.00 WIB itu sudah tercantum sejumlah nama-nama sekolah yang akan mengikuti.

Beberapa nama sekolah yang dicantumkan seperti SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, SMA 14, SMA 38, SMK 50, SMA 24, SMA Musik BSD, SMA 31, SMA 109, SMA 53, SMA Muhammadiyah Rawamangun, SMA 44, SMA Alkamal, SMA 29, dan SMK 26.

Setelah menuai kontroversi, iklan yang juga berbentuk video itu hilang dari Youtube. Bahkan acara tersebut langsung dibatalkan oleh penyelenggara event organizer Divine Production.

Subdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menyatakan akan mengusut penyelenggara acara. Dia pun mengecam penyelenggara yang dinilai tak mengindahkan budaya ketimuran yang selama ini dijunjung masyarakat.
 
"Kita akan cek, ‎dan akan kita panggil penyelenggaranya tapi belum ketahuan ini. Tunggu saja, kalau ketahuan akan lekas dipanggil penyebarnya (undangan melalui media sosialnya)," kata Pejabat Sementara (Pjs) Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Budi Widjanarko.

"Mau jadi apa (pelajar) kalau kelulusan UN pakai acara begitu?" kata Budi.

Sanksi Tegas

Merasa nama SMA Muhammadiyah Rawamangun dicantumkan dalam iklan tersebut, Muhammadiyah selaku pihak yang mengayomi sekolah Islam itu pun berniat mengadukan kepada pihak berwajib.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pencantuman nama sekolah bentuk penghinaan terhadap institusi pendidikan mereka. Sebab acara tersebut jelas menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam.

"Terkait undangan pesta bikini yang mencantumkan nama SMA Muhammadiyah Rawamangun, kami akan meminta sekolah melaporkan penyelenggara ke polisi, dan meminta polisi mempublikasikan hal ini. Karena ini masalah pencemaran nama baik," jelas Dahnil kepada Liputan6.com.

Dahnil yakin pihak sekolah tidak mendaftarkan diri sebagai peserta pesta bikini, yang akan diadakan pada Sabtu 25 April 2015. Siswa Muhammadiyah biasanya merayakan lepas Ujian Nasional atau UN dengan mengadakan acara keagamaan, seperti pengajian sederhana.

Namun Dahnil mengatakan, jika salah satu siswa atau organisasi kesiswaan sekolah terbukti mencantumkan nama sekolah, maka ia meminta sekolah memberi sanksi tegas. Karena tak hanya nama sekolah yang ternoda, tetapi juga nama Muhammadiyah secara umum.

Acara ini pun sampai ke telinga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok itu pun geram mendengar kabar memprihatinkan itu. Dia pun meminta aparat berwenang menindak tegas pihak yang terlibat.

"Oh nggak bisa dong kalau pesta bikini mah. Itu mah nggak bener kalau pesta bikini. Ditangkap. Itu ada KUHP asusilanya kok," ujar Ahok itu di kantornya.

Menurut Ahok, bagi mereka yang diketahui ikut pesta itu harus diberi sanksi. Sulit memang kalau sudah lulus dari sekolah. Karena itu, sanksi bisa diberikan saat kuliah nanti.

"Makanya kalau dia sudah lulus, model kaya gitu nggak usah kasih kuliah harusnya. Nggak bisa masuk negeri misalnya, disanksi," kata dia.

Ahok memperbolehkan siapa pun memakai bikini. Tapi, harus pada tempat yang sesuai, misalnya saat berenang di pantai. Kalau untuk pesta terlebih dilakukan pelajar tentu tidak benar.

Ahok langsung meminta Dinas Pendidikan membuat surat edaran begitu mendengar kabar itu. Surat itu berisi larangan untuk hadir dalam pesta bikini itu.

"Saya sudah kasih semua sekolah, tidak boleh hadir acara seperti itu. Itu pesta nggak benar," ujar pria asal Belitung itu.

Ahok memastikan, surat edaran itu sudah sampai di seluruh sekolah di DKI Jakarta. Setelah diperiksa, acara itu ternyata tidak dibuat oleh gabungan sekolah, tapi event organizer (EO) yang mengundang sekolah dan siswa untuk berpartisipasi.

"Itu bukan sekolah dan murid yang bikin. Tapi ada hotel EO membuat itu mengundang sekolah dan datang," imbuh dia.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan sekolah-sekolah dan Dinas Pendidikan tidak tahu dan tidak mendukung acara tersebut.

Arie mengatakan, penyelenggaraan pesta bikini yang dinilai tidak cocok bagi pelajar ini merupakan inisiatif pihak hotel. Sehingga, pihak hotel bisa dikenakan sanksi.

"Dinas Pendidikan akan meminta pemberian sanksi terhadap hotel tersebut. Saya juga akan membuat surat edaran unttuk melarang kegiatan sejenis pasca-Ujian Nasional," tutur Arie.

The Media Hotel & Tower yang menjadi lokasi acara memastikan telah membatalkan pesta itu. Pembatalan dilakukan karena pesta itu diduga kuat akan diikuti oleh anak-anak di bawah umur.

"Kami resmi membatalkan event pool party Splash After Class karena disinyalir akan diikuti oleh anak-anak di bawah umur," ujar Manager F&B Event & Sponsorship Ibnu M Iqbal dalam pernyataan tertulisnya.

Iqbal menuturkan, acara itu bukanlah inisiatif pihak hotel, karena hanya menyediakan tempat saja. Acara sepenuhnya merupakan tanggung jawab event organizer.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengaku belum mengetahui tentang undangan pesta bikin usai UN tersebut. Karena itu, ia akan mengkaji terlebih dulu sebelum mengambil langkah tegas.

Setelah mengaji, baru Yohana akan berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.  "Harus bicara dengan Mendikbud dulu," tandas Yohana Yambise.

Bukan Bikini

Pihak penyelenggara akhirnya buka suara terkait acara Splash After Class. Project Manager Divine Production Kara Putri mengatakan, pihaknya merugi lantaran sudah mengeluarkan biaya untuk uang muka hotel, uang muka bintang tamu, dan promosi acara.

"Kalau dihitung sih kerugian kami puluhan juta. Ya itu tadi, kami sudah booking hotel, guest star, dan promosi," ujar Kara Putri saat berbincang dengan Liputan6.com.

Kara menjelaskan, acara ini sebenarnya hanya untuk memberikan hiburan bagi remaja di atas 17 tahun. Bukan untuk pelajar yang baru selesai mengikuti UN.

"Tujuan kami kan hanya menyelenggarakan hiburan. Dan ini bukan pesta bikini seperti yang ramai dibicarakan di sosial media," jelas dia.

Menurut Kara, acara Splash After Class ini adalah pesta dengan mengusung konsep kolam renang. Busana yang digunakan pun bukan bikini, melainkan busana santai musim panas.

"Karena acaranya di kolam renang. Dress code yang digunakan ya summer dress, bukan bikini," kata dia.

Sedangkan terkait iklan yang beredar luas di media sosial, Kara berdalih, hal tersebut merupakan kesalahan tim promosi yang ditunjuk pihaknya. "Sampai saat ini tim promosi tidak bisa kami hubungi, kami juga kaget, temanya kok jadi pesta bikini?"

Kara juga mengklaim, pihak-pihak SMU yang tercantum di iklan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan acara yang akan dimulai pukul 22.00 WIB itu.

"Dengan ini kami meminta maaf atas ketidaknyamanan sekolah SMA di Jakarta, atas rencana penyelenggaraan event Splash After Class. Dan per hari ini rencana event tersebut kami batalkan," pungkas perempuan 20 tahun yang masih tercatat sebagai mahasiswa di kampus terkemuka di Jakarta Barat ini. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini