Sukses

Ganjar Pranowo Anggap Megawati Seperti Wasit

Ganjar memandang nasehat Megawati bak wasit dalam suatu pertandingan sepak bola yang meniup peluit dikala terjadi pelanggaran.

Liputan6.com, Sanur - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik sebelum membuka Kongres IV PDI Perjuangan di Provinsi Bali. Pidato politik itu dianggap oleh Politisi PDIP Ganjar Pranowo sebagai nasihat yang patut diikuti oleh para kader agar tidak keluar dari ideologi partai.

Gubernur Jawa Tengah itu pun memandang nasehat yang disampaikan Megawati bak wasit dalam suatu pertandingan sepak bola yang meniup peluit di kala terjadi pelanggaran.

"Sebenarnya itu adalah peluit yang ditiup agar kemudian tidak ada yang off side. Tidak ada yang off side kan bagus, jadi siapa pun yang ada di pemerintahan nasional agar selalu mendukung itu," ujar Ganjar di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur Bali, Kamis (9/4/2015).

Terkait pernyataan Megawati yang menyebut ada "penumpang gelap" di sekitar pemerintahan Jokowi-JK, Ganjar menilai apa yang disebut Mega sebagai penumpang gelap memang benar ada.

"Ketika memilih orang-orang (dari kalangan) profesional, betul-betul profesional. Saya kira saya membacanya agar jangan hanya sekedar mereka tim kampanye terus mereka mendapatkan hadiah," tuturnya.

Sementara itu, menurut Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, fenomena deparpolisasi merupakan kritik yang disampaikan Megawati terhadap situasi terkini.

“Pidato Ketua Umum mengingatkan untuk melakukan kritik dan autokritik dan meletakkan dasar-dasar partai pelopor,” ujar Hasto.

Hasto menilai, fenomena tersebut hadir sebagai dampak dari liberalisasi politik yang muncul lantaran dasar individual. Fenomena ini, kata dia, hadir sebagai konsekuensi dari pragmatisme politik.

“(Pandangan) Ini yang menempatkan partai sebagai tunggangan,” tuturnya.

Karena itu, lanjut Hasto, Megawati Soekarnoputri melalui Kongres IV PDI Perjuangan ingin mengajak seluruh kader untuk meneguhkan kembali ideologi partai, khususnya sebagai partai pelopor.

“Yakni, sebagai partai yang memelopori sistem politik nasional yang kembali ke musyawarah mufakat bukan menang-menangan terhadap modal,” tegasnya. (Luq/Yus) 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini