Sukses

Lagi, 2 Penambang Ilegal di Jambi Tewas

Kedua penambang Ilegal itu diduga tewas akibat kekurangan oksigen.

Liputan6.com, Jambi - Aktivitas penambangan emas ilegal di Provinsi Jambi kembali memakan korban. Setelah dua pekan lalu 3 orang ditemukan tewas. Kali ini, dua penambang kembali tewas di dalam lobang jarum (sebutan lobang penambangan emas) di Dusun Batang Sengak, Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Rabu 3 Desember 2014 siang sekitar pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan informasi, dua korban penambang itu bernama Armadi (35) dan Cahyadi (36) warga Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarap.

Selain dua korban ini, empat korban lainnya yakni Usman (48), Yanwin (30), Saidina ali (42) dan Sukron, (28) warga Desa Simpang Parit terpaksa dilarikan ke RSUD Kol Abundjani, Bangko, Ibukota Kabupaten Merangin untuk mendapatkan perawatan intensif.

Salah seorang warga, Nilwan mengatakan, kejadian bermula ketika salah satu korban yakni Cahyadi turun ke lubang untuk mencari emas pada Rabu sekitar pukul 09.00 WIB.

Tetapi, setelah dua jam di dalam lubang, korban tak muncul-muncul. Sehingga lima orang lainnya pun menyusul ke bawah.

"Tetapi belum sampai menemukan Cahyadi, kelimanya tidak sanggup lagi turun ke bawah. Sehingga langsung naik ke atas. Setelah tiba di atas, ada beberapa warga juga yang berada di lokasi dan membawa kelima orang ini ke RSUD," beber Nilwan.

Sementara warga lainnya berusaha mengevakuasi Cahyadi yang masih berada di dalam lubang. Saat ditemukan, Cahyadi sudah dalam kondisi tak bernyawa.

"Jasadnya langsung diangkut ke atas, tetapi tak beberapa lama kemudian, tepatnya pukul 14.00 WIB, warga desa mendapat kabar kalau Armadi juga ikut meninggal saat berada di RSUD, dan sekarang kami sedang melayat korban di kediamannya," ujar Nilwan lagi.

Penyebab Tewas

Kapolres Merangin AKBP Munggaran melalui Kasat Reskrim AKP Ike Yulianto Wicaksono membenarkan tewasnya dua orang penambang tersebut.

Menurut AKP Ike, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. "Kami juga masih melakukan penyelidikan, dan anggota saya sudah saya perintahkan untuk melakukan pengecekan di lokasi kejadian, serta meminta keterangan korban lainnya yang masih dibawa ke Rumah Sakit," ungkap Ike Yulianto saat dihubungi.

Menurut dia, dugaan awal dua korban ini tewas akibat kekurangan oksigen. "Dugaan awal, mungkin korban kekurangan oksigen, karena diperkirakan korban berada di kedalaman 25 hingga 30 meter di bawah tanah," kata dia.

Pantauan Liputan6,com, tiga korban lainnya masih dirawat di RSUD Kol Abundjani, Bangko. Sementara seorang yakni Sukron sudah diperbolehkan pulang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.