Sukses

Ahok: Jonan Lebih Kejam, 6 Ribu Mati di Perlintasan Kereta

Ahok menyindir Dirut PT KAI Ignasius Jonan, terkait banyaknya korban jiwa di perlintasan kereta api.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta menandatangani kerja sama dengan Ditjen Perkeretaapian dari Kementerian Perhubungan dan PT KAI, untuk mengatasi wilayah kumuh di bawah jalur layang kereta api.  Pada kesempatan ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok menyindir Dirut PT KAI Ignasius Jonan.

Pria bernama lengkap Basuki Tjahja Purnama itu menuturkan, banyak korban meninggal akibat kecelakaan kereta api. Bahkan, ia menyebut Jonan lebih kejam dari seorang jenderal.

"Pak Jonan di kereta api lebih banyak, hampir 6 ribu orang meninggal karena perlintasan kereta api, lebih banyak daripada jenderal membunuh, ditutup nggak jadi kecelakaan. Baru matahari terbit saja gara-gara perlintasan, sudah 1 nyawa lewat. Jadi perlu ditutup perlintasan," tutur Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Menurut Ahok, untuk mencegah angka kematian akibat kecelakaan itu menurun, maka perlintasan sebidang kereta api perlu ditutup. Bila sudah ditutup, maka gerbong kereta bisa ditambah.

Mantan Bupati Belitung Timur itu ingin, agar melewati perlintasan kereta bisa dilalui lewat jalur bawah tanah atau jalur fly over.

"Saya minta gerbong kereta lebih banyak nambah keretanya, tiap menit lewat. Biar macet nggak apa-apa, karena nanti lewat bawah atau atas. Selain itu saya minta perlintasan sebidang ditutup," tegas dia.

Mendengar hal itu, Jonan tidak kaget. Ia tahu niat Ahok baik dengan berkata demikian. Ia pun akan terus meningkatkan kinerja lembaganya.

Jonan mengatakan pihaknya akan mulai mendata wilayah kumuh dan menyiapkan rusun sebagai ganti tempat tinggal.

"Keselamatan keamanan penumpang menjadi terjamin. Terkait dengan nota kesepahaman kerja sama dengan KAI, sebagian lahan untuk rusunawa, akan kita detailkan lagi lokasi luasnya. Pembangunan rusunawa membuat lingkungan sekitar stasiun tidak jadi kumuh, misal di Manggarai," tandas Jonan menanggapi perkataan Ahok. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini