Sukses

Presiden Wahid: Tangkap Bimantoro dan Sofjan Jacoeb

Presiden Wahid menginstruksikan Menko Polsoskam dan Wakil Kapolri untuk menangkap Kapolri nonaktif Bimantoro dan Kapolda Metro Jaya Sofjan Jacoeb. Sofjan menanggapi itu dengan tertawa.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Abdurrahman Wahid memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Agum Gumelar dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Chaeruddin Ismail untuk mengambil tindakan hukum terhadap Kapolri nonaktif Jenderal Polisi Surojo Bimantoro dan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sofjan Jacoeb. Langkah itu diambil untuk menegakkan disiplin. Pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Kepresidenan Yahya Cholil Staquf dalam jumpa pers di Bina Graha Jakarta, Kamis (12/7).

Yahya mengatakan, bila tindakan hukum ini menghendaki penangkapan terhadap dua jenderal tersebut, Menko Polsoskam dan Wakapolri wajib menindaklanjuti perintah tersebut. Bimantoro dinilai telah melakukan tindakan insubordinasi, tidak mematuhi perintah atasan.

"Untuk itu, Presiden perintahkan Menko Polsoskam Agum Gumelar dan Wakapolri untuk mengambil tindakan tegas secara hukum terhadap pelaku-pelaku insubordinasi," kata Yahya. Presiden Wahid menyesalkan pernyataan Kapolda Sofjan, akan menangkap Presiden dan Wakapolri. Gus Dur juga menyayangkan rapat-rapat yang dihadiri sejumlah jenderal Polri di rumah dinas Bimantoro.

Lantas bagaimana komentar Sofjan Jacoeb? "Saya jawab ha ha ha, ketawa aja," kata Sofjan. Sofjan mengaku tidak mengetahui berita itu karena sedang berada di Sekolah Kepolisian Negara Lido, Jawa Barat. Dalam wawancara telepon dengan Rosianna Silalahi, Sofjan menegaskan, tidak pernah membangkang terhadap Presiden Wahid. "Tunjukan dimana subordinasi itu," kata mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu.

Sofjan mengakui bertemu dengan Kapolri Bimantoro hampir setiap hari. Sebab, sebagai penanggung jawab keamanan di Jakarta, Sofjan wajib melaporkan situasi Ibu Kota. "Kami tidak pernah membahas pengangakatan Kapolri Bimantoro. Kita juga tidak pernah menolak Wakapolri Chaeruddin. Kita hanya minta konstitusi ditegakkan," ujar Sofjan, menegaskan. Karena itu, Sofjan bersedia diperiksa. "Silakan saja. Dengan senang hati saya ingin bekerja sama," kata Sofjan, mantap.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini