Sukses

Banjir Mengepung Jakarta

Hujan deras yang menyiram sejak kemarin malam membuat hampir seluruh wilayah langganan banjir Jakarta tergenang. Air yang mengepung dari selatan, utara, timur, dan pusat Jakarta hingga tiga meter.

Liputan6.com, Jakarta: Jakarta terkepung air. Hujan deras sejak kemarin malam hingga Jumat (2/2) siang, membuat sejumlah kawasan langganan banjir tergenang. Lalu lintas di beberapa ruas jalan berhenti total. Air menggenangi permukiman dan jalan dengan ketinggian bervariasi.

Salah satu kawasan yang parah akibat banjir adalah permukiman sekitar Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur. Dewi Sartika memang kawasan langganan banjir. Tapi, hari ini, kekhawatiran warga mencapai puncak. Sebab, air terus naik sejak tadi malam dan kini mencapai tiga meter di beberapa tempat.

Di Gang Arus, sejumlah warga dipaksa untuk evakuasi karena air hampir mencapai puncak rumah. Meski begitu, sebagian penduduk yakin air akan segera surut karena itu mereka tidak mau meninggalkan rumah [baca: Banjir Melumpuhkan Lalu Lintas Jakarta].

Lalu lintas di persimpangan sibuk di depan Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jaktim, macet. Genangan air memaksa kendaraan berhenti total. Pintu masuk ke Jakarta dari kawasan Bekasi dan Bogor terendam hingga satu meter. Banjir juga menghalangi arus kendaraan di ruas Tol Cikampek menuju Tanjungpriok, Jakarta Utara.

Pengemudi kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas di Jalan UKI-Cawang dan Jalan Jatinegara Barat harus berpikir dua kali untuk melintas di jalan protokol. Sebab, kendaraan akan menghadapi genangan air setinggi pinggang orang dewasa.

Di Jalan Jatinegara Barat misalnya, air dari Sungai Ciliwung tumpah ke jalan hingga para sopir mengalihkan kendaraan menghindari banjir. Puluhan pengendara terpaksa harus mendorong sepeda motornya karena mesin mati. Hingga berita ini ditulis, air masih menggenangi jalan-jalan.

Di Kelurahan Cililitan, Jaktim, air sudah setinggi dada orang dewasa. Warga sekitar telah meninggalkan rumah dan mengungsi di masjid. Mereka khawatir hujan yang masih turun cukup deras akan membuat air semakin tinggi.

Reporter SCTV Bimo Cahyo melaporkan sebanyak 16 rukun tetangga di Rukun Warga 6, Cililitan Kecil, Kramatjati, Jaktim, kebanjiran. Warga terjebak air dengan ketinggian sedengkul hingga dada orang dewasa.

Tidak semua warga bisa dievakuasi. Perahu karet yang beroperasi terlalu sedikit dibanding jumlah korban banjir. Warga pun membuat rakit sendiri untuk membawa barang dan manusia.

Para orang tua dievakuasi ke lantai dua masjid terdekat. Warga juga menyelamatkan barang-barang elektronik dan menyimpan di masjid. Sebagian warga yang tinggal di rumah tingkat bertahan di lantai atas dan genteng.

Arif yang telah 20 tahun tinggal di Cililitan Kecil mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir. Menurut Arif rumahnya sudah kebanjiran pada 1996, 2002, 2004, dan terakhir di awal Februari 2007. "Banjir kali ini tidak sedahsyat pada 2002," kata dia.

Arif yang tinggal bersama keluarga besarnya mengaku juga ingin pindah dan mencari rumah yang bebas banjir. Namun, hingga kini, belum ada orang yang mau membeli rumahnya karena rawan banjir. "Harga tanahnya jatuh," kata dia.

Banjir membuat warga Jakarta dan sekitarnya repot. Sejumlah pekerja yang berkantor di kawasan Semanggi dan sekitar Jalan Sudirman, Jaksel, terjebak banjir. Begitu juga dengan para pelajar dan mahasiswa. "Saya harus lewat mana nih, belakang Semanggi banjir," kata Wynne, mahasiswi. Meski begitu, ada juga pekerja dan pelajar yang berusaha masuk dengan risiko basah.

Genangan air di kawasan Jalan Sudirman dan Semanggi cukup tinggi sehingga sepeda motor dan mobil tidak bisa lewat. Sebagian pekerja memilih pulang. Ada yang berjalan kaki melewati banjir. Pekerja yang enggan berbasah-basah terpaksa naik gerobak yang disewakan warga. Warga yang memiliki gerobak kecipratan rezeki.

Banjir juga membuat kawasan Jalan Gatot Subroto macet. Gedung PT Telkom tergenang sehingga sempat terjadi gangguan telepon. Kawasan parkir Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang bertetangga dengan Gedung Terlkom juga terendam.

Bukan wilayah selatan, pusat, dan timur Jakarta saja yang terendam. Kawasan Jakarta Utara yang menjadi langganan banjir juga tidak luput dari air. Lalu lintas pun macet. Seorang kakek yang sakit tidak bisa berobat ke Rumah Sakit Atma Jaya di Penjaringan, Jakut. Air menutupi Jalan Bandengan, Jakut, hingga kakek yang diangkut dengan truk ini terpaksa kembali ke rumah.

Jalan Bandengan macet sejak pukul enam pagi tadi. Air yang tinggi membuat kendaraan tidak bisa lewat. Banyak pegawai yang berkantor di daerah itu pulang. "Mati lampu, jadi saya pulang," kata seorang pegawai.

Untuk menghindari kemacetan dan kendaraan mogok, banyak pengemudi memutar arah. Jalan menuju Bandengan mulai dari Jembatan Tiga juga sudah ditutup karena air setinggi hampir satu meter.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini