Sukses

Lagi, Enam Korban Feri Tri Star Ditemukan

Tim SAR kembali menemukan enam jenazah korban tenggelamnya Feri Tri Star I. Dari 58 penumpang, kini tinggal 16 orang yang belum diketahui nasibnya. Pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Senopati Nusantara II juga berbuah hasil.

Liputan6.com, Palembang: Pencarian korban karamnya Feri Tri Star I di Selat Bangka, Sumatra Selatan, kembali membuahkan hasil. Senin (8/1) ini, ditemukan lagi enam jenazah. Dari 58 penumpang kapal penyeberangan tersebut, kini tinggal 16 orang yang belum diketahui nasibnya.

Regu penolong kemudian membawa enam mayat tersebut ke Dermaga Boom Baru, Kota Palembang, Sumsel, sekitar pukul 21.30 WIB. Setiba di dermaga, empat jasad perempuan dan dua laki-laki itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Palembang untuk diidentifikasi.

Tim Search and Rescue mengungkapkan, enam mayat itu didapati di ruang very important person Kapal Tri Star di dasar laut, dalam keadaan bertumpuk. "Kondisi [keenam jenazah] waktu ditemukan mengapung dan terjepit," tutur Rustamil, seorang penyelam dari tim SAR.

Dengan penemuan enam mayat ini, berarti korban tenggelamnya Feri Tri Star yang telah ditemukan tewas berjumlah sebelas orang. Sedangkan yang belum ditemukan 16 orang. Diduga, mereka masih berada di dalam kapal yang tenggelam 28 Desember silam itu. Buat menemukan dan mengangkat mereka, jumlah penyelam kemungkinan bakal ditambah [baca: TNI AL Membuka Pusat Informasi Baru].

Pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Senopati Nusantara II juga berbuah sukses saat memasuki hari kesepuluh. Dengan menggunakan pesawat Nomad, regu penyelamat menemukan tiga jenazah yang terapung-apung di posisi sebelah timur Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Beberapa hari sebelumnya, 15 penumpang KM Senopati ditemukan pula dalam keadaan hidup, terombang-ambing dalam sebuah sekoci [baca: Nakhoda Kapal Senopati Diduga Selamat].

Setelah berputar-putar selama lebih dari tiga jam di atas perairan gugusan Kepulauan Kangean. Tepatnya 20 mil sebelah timur laut dari Pulau Kangean, regu penyelamat akhirnya menemukan tiga jenazah yang terapung. Berdasarkan hasil foto yang diambil oleh pilot Nomad, diketahui dari tiga jasad korban yang ditemukan dapat diidentifikasi. Terdiri dari dua pria dan seorang lagi belum bisa diketahui.

Penemuan tiga korban ini kemudian dikoordinasikan dengan pihak TNI Angkatan Laut di Kapal Republik Indonesia Hiu. Kapal perang itu berada tidak jauh dari lokasi ketiga jenazah. Selanjutnya ketiga jasad tersebut dibawa ke Surabaya, Jatim.

Ahad malam, tim SAR juga berhasil menemukan korban hidup sebanyak 14 orang dan satu orang tewas yang naik sekoci. Belasan korban itu telah dibawa ke Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Kapal Mandiri VI untuk mendapat penanganan medis.

Empat belas penumpang dan satu mayat itu ditemukan, Ahad kemarin sekitar pukul 21.00 WIB. Senin petang tadi, koresponden SCTV Muhammad Takbir melaporkan, para penumpang Kapal Senopati tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, untuk menjalani perawatan medis.

Kedatangan ke-15 penumpang Kapal Senopati yang diselamatkan awak kapal KM Mandiri VI disambut tim medis yang menunggu di Pelabuhan Soekarno-Hatta. Ketika ditemukan kondisi korban sangat lemah. Bahkan seorang korban bernama Agus, warga Lebaksari, Solo, Jawa Tengah, akhirnya mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan dari Pulau Kangean menuju Makassar, karena sakit.

Empat dari 15 orang yang berhasil ditemukan itu adalah anak buah kapal KM Senopati Nusantara II. Adapun tindakan evakuasi langsung dilakukan terhadap penumpang yang masih hidup. Ini dengan mengerahkan sekitar 17 ambulans milik sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Makassar.

Empat belas korban selamat dibawa ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, untuk mendapat perawatan. Sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses otopsi.

Berhari-hari terombang-ambing di lautan lepas dan berharap pertolongan memang menjadi pengalaman tak menyenangkan bagi korban selamat. Begitu pula ketika bertahan di sekoci selama sepuluh hari dengan jumlah penumpang sekoci yang melebihi kapasitas. Ini menjadi kisah tersendiri bagi penumpang KM Senopati Nusantara II yang nahas. Mereka berupaya bertahan hidup dan rela berbagi makanan biskuit dengan jumlah yang tidak memadai. "Kita bertahan hidup dengan apa yang tersedia," ucap Adi Kurniawan, salah satu ABK yang selamat.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini