Sukses

Sangkar Burung Khas Banyumas Terancam Punah

Sebanyak 80 persen warga Desa Banjarsari menjadi perajin sangkar burung untuk menambah penghasilan. Akibat kenaikan harga bambu yang menjadi bahan baku sangkar burung, perajin gulung tikar.

Liputan6.com, Banyumas: Desa Banjarsari, Banyumas, Jawa Tengah, dikenal sebagai sentra kerajinan sangkar burung. Warga tetap menekuni profesi sebagai perajin sangkar burung kendati harga bambu semakin mahal. Mereka mengaku selain tak punya pilihan pekerjaan lain, juga untuk melestarikan profesi peninggalan leluhur.

Hampir 80 persen warga Desa Banjarsari menambah penghasilan sebagai perajin sangkar burung di samping sebagai petani. Termasuk, Tarjo. Dia mengaku tidak bisa menyandarkan hidup dari pekerjaan sebagai perajin. Dalam enam bulan terakhir, Tarjo rugi karena harga bahan baku semakin mahal tapi tidak diiringi kenaikan harga jual produk.

Sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak, sangkar burung produk Desa Banjarsari dijual hingga beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Saat itu biaya produksi satu buah sangkar burung hanya Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu. Tetapi kini, biaya produksi naik dua kali lipat sehingga satu per satu perajin menghentikan produksi karena tak sanggup membeli bahan baku.(YAN/Mardianto dan Heri Susanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.