Sukses

5 Fakta Gunung Ruang di Sulut Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 5.000 Meter

Gunung Ruang di Sulawesi Utara kembali mengalami erupsi hebat pada Selasa dini hari (30/4/2024), pukul 01.15 Wita dan Selasa pagi, pukul 08.35 Wita.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ruang di Sulawesi Utara kembali mengalami erupsi hebat pada Selasa dini hari (30/4/2024), pukul 01.15 Wita dan Selasa pagi, pukul 08.35 Wita. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Ruang kali ini teramati mencapai 2.000 meter di atas puncak, atau 2.725 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu erupsi Gunung Ruang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. 

Akibat erupsi ini, Gunung Ruang kembali berstatus Awas (Level IV) setelah sebelumnya berstatus Siaga. Dampak lainnya, Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado dan Bandara Djalaluddin di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo ditutup sementara. 

Jarak rekomendasi yang sebelumnya hanya 6 km, kini diperluas menjadi 7 km. Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 7 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 7 km.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan. Tetap ikuti arahan pemerintah daerah dan tidak terpancing kabar bohong alias hoaks soal erupsi Gunung Ruang.

Adapun sepanjang 2024 Gunung Ruang tercatat sudah erupsi sebanyak 9 kali, dan sempat statusnya naik menjadi Awas yang memaksa warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. 

Berikut adalah beberapa fakta terkait erupsi Gunung Ruang pada Selasa 30 April 2024 yang telah dihimpun oleh tim Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Tinggi Kolam Letusan Capai 5000 Meter dan Status Naik Menjadi Awas

Gunung Ruang mengalami erupsi dahsyat pada Selasa pagi (30/4/2024), pukul 08.35 Wita. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Ruang mencapai 5.000 meter di atas puncak, atau sekitar 2.725 meter di atas permukaan laut. 

Kolom abu erupsi Gunung Ruang kali ini teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur dan selatan.

Gunung Ruang kembali berstatus Awas (Level IV) setelah kembali erupsi dua kali erupsi besar pada hari ini, Selasa pukul 02.35 Wita dan pukul 08.35 Wita. 

Dalam informasi erupsi Gunung Ruang yang diteruskan Ketua Pos PGA Ruang, Julius Ramopolii dalam grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro' pukul 02.45 Wita, saat laporan tersebut Gunung Ruang dalam kondisi erupsi.

Saat erupsi, tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi sementara ini sekitar 10 menit.

Pada status awas level IV warga diharapkan mematuhi radius bahaua yang direkomendasikan yaitu masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius enam kilometer dari pusat kawah aktif.

 

3 dari 6 halaman

2. Jarak Rekomendasi Aman Diperluas Menjadi 7 KM

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas jarak rekomendasi aman terhadap Gunung Ruang dari sebelumnya hanya enam kilometer jadi tujuh kilometer. Penyelidik Bumi Madya Hetty Triastuty, mengatakan perluasan jarak rekomendasi dilakukan akibat aktivitas vulkanik berupa awan panas, lontaran bebatuan, dan kolom abu setinggi lima kilometer pada pukul 08.35 WITA.

"Kami amati perkembangan Gunung Ruang dini hari tadi bahwa memang batu-batu material erupsi mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya. Dengan mempertimbangkan hal itu, kami mundurkan kembali jadi ada perbaikan perluasan tujuh kilometer," kata Hetty, lapor Antara.

PVMBG kembali menaikkan status Gunung Ruang dari sebelumnya Siaga jadi Awas hari ini, Selasa (30/4/2024), sekitar pukul 01.30 WITA, seiring peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan di gunung api tersebut. Pihaknya meminta penduduk sekitar tidak memasuki wilayah radius tujuh kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.

Penduduk di wilayah Pulau Tagulandang, yang masuk dalam jarak rekomendasi, agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius tujuh kilometer tersebut. Terdapat dua perkampungan di Pulau Ruang, yakni Kampung Limpatehe dan Pumpente. Lokasi kedua kampung itu hanya berjarak 2,5 kilometer dari puncak Gunung Ruang.

 

4 dari 6 halaman

3. Dua Bandara Ditutup

Semburan abu vulkanik Gunung Ruang di Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) pada Selasa dini hari (30/4/2024) membuat PT Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado kembali ditutup sementara. Penutupan ini semula terjadwal sampai Selasa siang, namun diperpanjang, menurut GM Bandara Samrat Maya Damayanti, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, keputusan ini diambil demi menjaga aspek keselamatan dan keamanan penerbangan berdasarkan pengamatan aktivitas abu vulkanik Gunung Ruang dan Notam: A1144/24 NOTAMN. "Kami telah memperpanjang penutupan Bandara Samrat hingga besok siang," kata Maya.

Pekan lalu, Bandara Internasional Sam Ratulangi diumumkan kembali beroperasi setelah enam hari tutup, karena abu vulkanik Gunung Ruang yang erupsi pada 16 April 2024. Kini, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Otoritas Bandara, BMKG, dan semua pemangku kepentingan untuk keselamatan bersama.

"Kami melakukan ini untuk keselamatan penerbangan," sebutnya.

Tidak hanya Bandara Sam Ratulangi, aktivitas penerbangan Bandara Djalaluddin di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, juga ditutup sementara pada Selasa hingga pukul 16.00 WITA. Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo, Joko Harjani, mengatakan penutupan sementara dilakukan sesuai hasil pengamatan aktivitas abu vulkanik Gunung Ruang yang berdampak hingga ke bandara tersebut.

 

5 dari 6 halaman

4. Potensi Bahaya Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada

Erupsi yang terjadi menimbulkan beberapa dampak yang juga merembet kepada sektor lain. 

"Letusan bersama awanpanas semakin membesar dan semakin jauh jangkauannya sehingga berdampak pada sektor lain seperti Bandara Sam Ratulangi di Manado Sulawesi Utara," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024).

Hendra menambahkan potensi bahaya saat ini yang perlu diwaspadai adalah erupsi yang menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.

"Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 7 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang. Masyarakat yang bermukim pada wilayah P. Tagulandang yang berada dalam radius 7 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 7 km," ujar Hendra.

Dengan semakin banyaknya material hasil erupsi yang dikeluarkan atau runtuhnya bagian tubuh gunung dan memasuki laut dalam volume tertentu cukup berpotensi untuk memicu terjadinya gelombang tsunami.

"Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut/runtuhnya tubuh gunungapi ke dalam laut," terang Hendra.

6 dari 6 halaman

5. Erupsi Eksplosif

Aktivitas G. Ruang terus berfluktuasi, pasca erupsi paroksimal tanggal 17 April 2024, aktivitas erupsi mengalami penurunan. Pada tanggal 22 April 2024 pukul 09.00 WITA, tingkat aktivitas G. Ruang diturunkan dari Level IV (AWAS) ke Level III (Siaga) dan dinaikkan kembali hari ini menjadi Level IV (AWAS).

Data kegempaan tanggal 29 April 2024 sampai pukul 24.00 WITA yang tercatat melalui stasiun RAPS adalah: 15 kali gempa Guguran, 237 kali gempa Vulkanik Dangkal, 425 kali gempa Vulkanik Dalam, 15 kali gempa Tektonik Lokal, dan 6 kali gempa Tektonik Jauh.

Jumlah kejadian Gempa Vulkanik Dalam dan Dangkal yang meningkat signifikan pada 29 April 2024 yang disertai visual hembusan asap kawah menunjukkan saat ini masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan.

Kenaikan aktivitas ini berpotensi berkembang menjadi erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif (aliran lava).

Gempa terasa intens terjadi dari pukul 00.15 WITA sampai terjadinya erupsi pukul 01.15 WITA dan terus berlangsung intens sampai surat kenaikan status ini dibuat. Erupsi terjadi pada pukul 01.15 WITA dengan kolom erupsi kurang lebih 2.000 meter disertai dengan suara gemuruh dan gempa terasa yang intens.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.