Sukses

Jokowi: Too Much atau Too Little Water, Keduanya jadi Masalah bagi Dunia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya peran air dalam kehidupan manusia. Tata kelola air yang bermasalah, selain dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, juga berpotensi memicu perang dan menjadi sumber bencana.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya peran air dalam kehidupan manusia. Tata kelola air yang bermasalah, selain dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, juga berpotensi memicu perang dan menjadi sumber bencana. Oleh karena itu, Indonesia mendorong empat inisiatif konkret dalam World Water Forum ke-10 di Bali pada 18—25 Mei 2024.

“Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia,” kata Presiden Joko Widodo saat membuka Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10 dikutip Selasa (21/5/2024).

Untuk pertama kalinya sejak World Water Forum digelar, persoalan air dunia dibahas di tingkat kepala negara atau High Level Meeting.

Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi, 2.156 km pengendali banjir dan pengamanan pantai, serta merehabilitasi 4,3 juta hektar jaringan irigasi.

Indonesia juga telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata sehingga didapuk sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Presiden Joko Widodo menegaskan World Water Forum ke-10 sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.

Tiga hal yang konsisten didorong Indonesia antara lain, pertama meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air.

Pemberdayaan Hydro-diplomacy

Indonesia juga mendorong pemberdayaan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas.

Bagi Indonesia memperkuat political leadership merupakan kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan.

Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan empat inisiatif baru yang diusung oleh Indonesia dalam World Water Forum ke-10 yakni penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik, tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil dan penggalangan proyek-proyek air.

Air bukan sekedar produk alam, tapi merupakan produk kolaborasi yang mempersatukan kita sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya,” pungkas Joko Widodo.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sandiaga Uno soal Tata Kelola Air: No Water No Tourism

Sebelumnya,Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menegaskan jika Indonesia terus melakukan upaya kolaboratif untuk memaksimalkan pengelolaan air di sektor pariwisata.

"Sektor pariwisata banyak sekali bersinggungan dengan air, ada yang menyampaikan no water no tourism. Saat ini kita telah berkolaborasi bagaimana sektor pariwisata dapat memaksimalkan penggunaan air di sektor pariwisata yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama," tegasnya dalam keterangan resmi saat mengikuti World Water Forum ke-10, Selasa (21/5/2024).

World Water Forum merupakan forum internasional yang menghimpun para pemangku kepentingan di bidang air. Forum global yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali sejak 1997 ini mengajak semua pihak untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan berpraktik nyata dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.

"Forum air sedunia ini menjadi ajang di mana Indonesia menunjukkan kepemimpinannya dalam pengelolaan air. Juga bagaimana kita memastikan air sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita dan akan terus kita jaga di masa yang akan datang untuk anak cucu kita," imbuh Sandiaga.

Mengulang perkataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sandi menyerukan bahwa Indonesia ke depan akan terus mengambil peran strategis dan berperan penting dalam pengelolaan air dunia.

Pasalnya, dari sekitar 72 persen permukaan bumi yang tertutup air, hanya 1 persen yang bisa diakses dan digunakan sebagai air minum dan keperluan sanitasi.

"Oleh karena itu tugas kita bersama untuk mengambil peran, apalagi Indonesia 65 persen wilayahnya adalah air," kata Sandiaga. Hal lain yang menjadi perhatian yakni pemanfaatan teknologi. Menurutnya, itu akan menjadi bagian penting dalam pengelolaan air ke depan.

"Seperti yang disampaikan Elon Musk yang hadir sebagai prominent speaker, bahwa dengan teknologi maka pengelolaan air dan energi untuk menghadirkan kesejahteraan bersama akan semakin dimudahkan," pungkas Sandiaga.

3 dari 4 halaman

World Water Forum 2024 Ditargetkan Datangkan 50 Ribu Wisatawan dan Pendapatan Mencapai Rp1,5 Triliun

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menghadirkan berbagai program dan aktivitas yang dapat dinikmati lebih dari 50 ribu peserta World Water Forum ke-10 atau WWF 2024 yang hadir di Bali.

Ia meyakini event World Water Forum 2024 di Bali bakal mendongkrak perputaran ekonomi termasuk jumlah wisatawan. Menurut perhitungan Sandiaga, event ini bisa memutarkan nilai hingga Rp1,5 triliun.

"Ini memberi destination exposure bagi Bali dan pariwisata Indonesia secara luas," kata Sandiaga dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar daring dan luring pada Senin, 20 Mei 2024. Menurut pria yang akrab disapa Sandi itu, ada 20 ribu delegasi yang datang ke WWF 2024. Jika dihitung dengan rombongan dan pendamping, jumlahnya bisa mencapai 50 ribu.

Jika dihitung dengan event sejenis lainnya, belanja langsung per delegasi diperkirakan sekitar Rp30 juta. Sementara itu, WWF 2024 berlangsung mulai 18 Mei hingga 25 Mei 2024.

"Kami prediksi Rp 1,5 triliun belanja langsung bagi ekonomi Bali dan Indonesia dengan WWF," terang Sandi dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybridl pada Senin, 20 Mei 2024.

Menurutnya, WWF ke-10 di Bali berpotensi mempercepat pencapaian target kunjungan wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara 2024. Sandi berharap agar World Water Forum tetap menjadi pusat perhatian dunia sehingga bisa memberikan dampak positif terhadap sektor parekraf Indonesia.

Sandi juga menilai dengan banyaknya peserta dan delegasi WWF yang hadir di Bali otomatis akan berdampak pada geliat perekonomian lokal sehingga dapat meningkatkan pendapatan para pegusaha lokal dan UMKM.

 

4 dari 4 halaman

World Water Forum Bali Mengangkat UMKM Lokal

World Water Forum (WWF) merupakan konferensi yang melibatkan negara-negara yang berusaha mengembangkan sumber daya air di negara mereka masing-masing. Indonesia mendapat kehormatan menjadi salah satu anggotanya karena dianggap sebagai negara kepulauan dengan pengelolaan sumber daya air terbaik di dunia sekaligus mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah konferensi WWF 2024.

Kegiatan ini membuat banyak tamu mancanegara yang mengikuti konferensi ini hadir secara langsung di Bali. Kehadiran mereka tentu jadi berkah dan rezeki yang besar bagi beberapa objek-objek usaha yang berada di Bali termasuk dengan UMKM lokal.

Salah satu agenda WWF 2024 dan sudah gala dinner yang sudah dilaksanakan pada Minggu, 19 Mei 2024 dan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Acara digelare-10 2024 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Minggu, 19 Mei 2024.

Di awal acara, Presiden Jokowi yang mengenakan batik cokelat dengan celana hitam memasuki tempat acara yang megah di GWK. Ia kemudian menghampiri menteri-menterinya yang sudah berbaris menyambut kehadirannya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.