Liputan6.com, Jakarta - Konflik sesama food vlogger kembali mengemuka dan menggegerkan media sosial. Seperti beberapa waktu lalu, Codeblu ramai diihujat warganet karena diduga melakukan pemerasan terhadap pelaku usaha kuliner.
Setelah itu, ada Tasyi Athasyia yang caranya mengulas makanan menuai banyak kritikan. Selain itu, Tasyi juga diduga terlibat aksi saling sindir dengan Nicky Tirta hingga melaporkan sejumlah akun media sosial.
Hal ini membuat kualitas food vlogger dan food reviewer kembali disoroti warganet. Situasi itu membuat sosok Nex Carlos dan mendiang Bondan Winarno kembali mencuat di benak publik sebagai food reviewer yang beradab dalam mengulas makanan. Selain dikenal dengan gayanya yang santun, Bondan juga mampu mengenali berbagai macam bumbu dan bahan masakan karena memang suka memasak.
Advertisement
"Perhatikan cara review Pak Bondan dengan food vloger era TikTok & IG. Nggak semua jelek ya tapi kebanyakan modal nyawa aja tapi ilmu & wawasan kuliner gak ada, bahkan adab mereview gak ada, yang penting banyak follower = cuan," puji akun TikTok @datomohamad_2, pada Selasa, 11 Maret 2025.
Di video yang dibagikan akun tersebut, pria yang akrab disapa Pak Bondan itu memang mengulas makanan di hadapannya dengan detail, termasuk tentang bumbu-bumbu yang dipakai.
"Bebeknya empuk nggak nih? Hmm... empuk banget, dan nggak ada bau-bau anyir. Bumbu-bumbu yang merasuk yang membuang bau anyir. Ini ada daun limau ya? Daun jeruk, serai juga," ucap Bondan saat mengulas menu gulai itik cabai hijau.
Kiprahnya sebagai food reviewer tak henti dipuji. Pemilik nama lengkap Bondan Haryo Winarno yang dilahirkan di Surabaya, 20 April 1950 ini berprofesi sebagai penulis dan wartawan. Pria yang dikenal dengan ucapan "maknyus" ini merupakan pendiri sekaligus Ketua Jalansutra, suatu komunitas wisata boga yang terkenal di Indonesia.
Food Vlogger yang Beradab dan Santun
Selain itu, food vlogger Nex Carlos juga ikut jadi perbincangan di tengah kisruh para food vlogger. Menurut sejumlah warganet, gaya mengulas Nex lebih alami, menghibur, tapi tetap santun.
"Next Carlos adalah orang paling cerdas sebagai food reviewer. Ampe ke jengkang duduk di warung orang, dijutekin eh malah dijadiin opening video ytnya. Org malah akan lebih respect dgn sikap bgtu," komentar seorang warganet.
"Nex carlos juga bilang, kalo gak semua makanan yg dia review enak. misal gak enk, gak dia jadiin konten. Mamennn!!" kata warganet lain.
"Konon tempat yang dikunjungi Nex jadi lebih ramai, keren kalo bisa jadi berkah buat orang lain," ujar warganet yang lain.
Di sebuah wawancara dengan presenter senior Helmy Yahya di akun Youtube Helmy Yahya beberapa waktu lalu, pemilik nama asli Carolus Nogroly Limdyanto itu memang pernah mengatakan tidak pernah menayangkan video di tempat makan yang menurutnya kurang enak. Jadi yang ditampilkan hanya makanan yang enak dan sangat enak.
Advertisement
Kiprah Nex Carlos
Nex Carlos lahir di Pontianak, 4 November 1986. Ia dikenal sebagai kreator konten kuliner yang terkenal dengan jargon "Makan cuy." Nex membuka kanal YouTube-nya pada 2017 dan mulai mengunggah video pertamanya berjudul "Nasi Goreng Terenak di Pulau Nias."
Beda dengan food vlogger lain, Nex lebih sering memilih tempat makan yang belum terkenal, tapi menawarkan cita rasa tinggi. Tempat-tempat makan yang belum dikenal banyak orang itu didapatkannya dari rekomendasi para subscriber. Tapi terkadang, ia juga menyambangi tempat makan yang sedang viral di sebuah daerah karena permintaan penonton.
Setelah sukses jadi YouTuber, Nex melebarkan sayap di dunia bisnis. Ia memulai bisnis kuliner dengan nama Ayam Gedebuk dan store minuman Minum Cui. Bukan itu saja, Nex juga mendirikan bisnis clothing line dengan nama Nex Colony.
Sementara itu, Tasyi Athasyia melaporkan dua akun media sosial ke Polda Metro Jaya terkait tudingan menjatuhkan UMKM. Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/1628/III/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 7 Maret 2025.
Laporan Tasyi Athasyia ke Polisi
Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Ade Ary menjelaskan, kejadian bermula pada 6 Maret 2025. Ketika itu dua akun TikTok @sxxxx dan @bxxxx mengunggah tudingan bahwasanya Tasyi melakukan black campaign terhadap UMKM.
Kedua akun itu menuduh usaha kecil jadi bangkrut akibat review negatif Tasyi. "Pelapor selaku korban menerangkan bahwa pada tanggal 6 Maret 2025 diketahui akun Tiktok dan akun media lainnya bernama @sxxxx dan @bxxxx mengunggah konten yang bertuliskan bahwa korban melakukan black campaign terhadap UMKM yang menyebabkan UMKM bangkrut hanya karena korban menyatakan bahwa produk tersebut memiliki kekurangan, tanpa ada faktor lain," kata Ade Ary kepada wartawan, Selasa, 11 Maret 2025, mengutip kanal News Liputan6.com.
Tasyi mengklaim memberi ulasan jujur dan tak pernah dibayar untuk menjatuhkan bisnis orang lain. Atas kejadian itu, ia merasa nama baiknya dicemarkan.
Dia kemudian membawa kasus ini ke ranah hukum. Adapun, kedua akun disanggah melanggar Pasal 45 Ayat (4) juncto Pasal 27 a UU ITE serta Pasal 310 dan 311 KUHP. "Pelapor datang ke SPKT Polda Metro Jaya untuk membuat laporan guna penyelidikan lebih lanjut. Barang bukti satu buah Bundle screenshoot dan postingan komentar negatif dan satu buah link video," terang dia.
Advertisement