Sukses

2 Penerbangan Air India Diancam Bom Nyaris Bersamaan, Singapura sampai Kerahkan Jet Tempur

Ancaman bom palsu melanda pesawat Air India, memaksa pendaratan darurat dan pengerahan jet tempur, memicu kekhawatiran dan gangguan besar.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Air India mendapatkan ancaman bom di dua penerbangan berbeda dalam waktu nyaris bersamaan. Meski belakangan ancaman bom itu terbukti palsu, kedua penerbangan tetap saja terganggu.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 15 Oktober 2024, pihak maskapai menjelaskan ancaman bom pertama diterima kemarin yang menimpa penerbangan Air India bernomor 127 dari New Delhi ke Chicago. Ancaman keamanan itu 'diunggah online' dan memaksa pilot mendaratkan pesawatnya secara darurat di Iqaluit, kota paling utara Kanada.

Seluruh 211 penumpang dan awak kabin lainnya kemudian dialihkan ke penerbangan lain 'sebagai tindakan pencegahan'. Mengutip CNN, sebuah pesawat Angkatan Udara Kanada dilaporkan mengangkut para penumpang penerbangan Air India yang terdampak ke Chicago pada hari berikutnya, yakni Rabu (16/10/2024).

Pada hari yang sama, pesawat Air India Express juga mengalami insiden serupa. Penerbangan AXB648 sedang dalam perjalanan menuju Singapura dari Kota Madurai di India selatan ketika maskapai tersebut menerima email soal ancaman bom di pesawat tersebut. 

Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, lewat cuitan di platform X, mengatakan setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya mengerahkan dua jet tempur F-15 milik Angkatan Udara untuk mengawal pesawat tersebut menjauh dari daerah padat penduduk sebelum mendarat di Bandara Changi. 

Ancaman tersebut mendorong Singapura untuk mengaktifkan sistem pertahanan udara berbasis darat dan pembuangan persenjataan peledak. Penanganan pesawat tersebut diserahkan kepada polisi bandara pada saat kedatangan, kata Ng, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

 

 

2 dari 4 halaman

Rentetan Ancaman Bom Palsu Sejak Awal Pekan

Rupanya, ancaman bom palsu sudah meresahkan sejumlah maskapai penerbangan India sejak Senin, 14 Oktober 2024. Ancaman yang datang dari email maupun unggahan media sosial itu menimpa tidak hanya penerbangan internasional, tetapi juga penerbangan domestik dengan maskapai bertarif rendah.

Pada Senin awal pekan ini, penerbangan Air India dari Mumbai ke Mew York dialihkan ke Delhi karena peringatan bom palsu. Dua penerbangan yang dioperasikan oleh Indigo dari Mumbai ke Oman dan Arab Saudi juga mengalami penundaan yang lama karena ancaman bom, menurut pihak maskapai berbiaya rendah.

Maskapai penerbangan bertarif rendah SpiceJet juga mengatakan pihaknya menerima ancaman serupa dalam penerbangan ke Mumbai dari Kota Darbhanga di utara pada Selasa, 15 Oktober 2024. "Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Mumbai dan diarahkan ke ruang isolasi sebagai tindakan pencegahan," kata SpiceJet dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa setelah pemeriksaan keamanan, penerbangan tersebut diizinkan untuk operasi lebih lanjut.

 

3 dari 4 halaman

Ancaman Bom Tidak Bisa Dianggap Sepele

Meskipun masih belum jelas apakah ancaman bom tersebut saling berhubungan maupun motif tindakan tersebut, Air India mengatakan ancaman tersebut tidak dapat diabaikan.

"Sebagai operator maskapai penerbangan yang bertanggung jawab, semua ancaman ditanggapi dengan serius," kata maskapai tersebut, seraya menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan para pelaku 'bertanggung jawab atas gangguan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan pada penumpang'.

Merespons situasi ancaman keamanan penerbangan yang berkembang, Kementerian Penerbangan Sipil India (MOCA) menggelar pertemuan pada hari ini, menurut afiliasi CNN, News 18. CNN telah menghubungi MOCA, Biro Keamanan Penerbangan Sipil India, dan Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil untuk memberikan komentar.

Pendaratan darurat Air India di Kanada terjadi ketika ketegangan meningkat antara kedua negara setelah Kanada mengusir enam diplomat India, termasuk komisaris tinggi, pada Senin, 14 Oktober 2024. Kanada menuduh agen-agen pemerintah India terkait dengan pembunuhan, pelecehan, dan 'tindakan kekerasan' lainnya terhadap separatis Sikh di negara tersebut. India menyebut tuduhan itu 'tidak masuk akal' dan kemudian mengusir enam diplomat Kanada.

4 dari 4 halaman

Insiden Ledakan Bom di Pesawat Air India

Meskipun tidak ada indikasi bahwa bom palsu tersebut ada kaitannya dengan pertikaian diplomatik, ancaman terhadap penerbangan Air India di Kanada telah menghidupkan kembali kenangan menyakitkan tentang pemboman pada 1985. Mengutip BBC, insiden terjadi pada 23 Juni 1985 saat pesawat Air India terbang dari Kanada menuju India via London.

Di perjalanan dekat lepas pantai Irlandia, bom meledak dan menewaskan 329 orang yang ada di dalamnya. Bom itu berada dalam koper yang dipindahkan ke dalam penerbangan meski pemegang tiketnya belum naik. Para korban termasuk 268 warga negara Kanada, sebagian besar berasal dari India, dan 24 orang India. Hanya 131 jenazah yang berhasil diangkat dari laut.

Saat penerbangan masih di udara, ledakan lain di bandara Narita Tokyo menewaskan dua orang Jepang yang menangani bagasi. Penyelidik mengatakan bahwa bom ini terkait dengan serangan terhadap Penerbangan 182 dan dimaksudkan untuk penerbangan Air India lainnya ke Bangkok tetapi meledak sebelum waktunya.

Penyelidik Kanada menduga bahwa pemboman itu direncanakan oleh separatis Sikh yang ingin membalas dendam atas penyerbuan mematikan Kuil Emas di negara bagian Punjab oleh tentara India pada 1984. Beberapa bulan setelah serangan itu, Royal Canadian Mounted Police (RCMP) menangkap Talwinder Singh Parmar, pemimpin kelompok ekstremis bernama Babbar Khalsa yang sekarang dilarang di Kanada dan India, dan Inderjit Singh Reyat, seorang tukang listrik, atas berbagai tuduhan kepemilikan senjata, bahan peledak, dan konspirasi.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini