Sukses

Viral Buruh Indonesia di Korea Pamer Slip Gaji, Jumlahnya Bikin Kaget Warganet

Dalam video tersebut, Rizal dan teman-temannya sesama buruh memiliki total gaji yang berbeda. Ada yang 2 juta sampai 3 juta lebih. Namun, siapa sangka momen spill gaji ini justru bikin warganet gagal paham.

Liputan6.com, Jakarta - Semua orang yang bekerja tentunya ingin mendapatkan gaji tinggi. Tak jarang mereka mencari peruntungan di kota besar bahkan sampai ke luar negeri. Hal itu juga dilakukan oleh seorang pria Indonesia yang menjadi buruh di Korea Selatan.

Pria bernama Rizal ini membagikan unggahan ketika mendapat slip gaji pada Desember 2023. Bukan cuma menunjukkan slip gaji miliknya, dia juga membeberkan besaran gaji temannya sesama buruh yang lain.

"Wah waktunya gajian, nih. Kita spill gajinya anak-anak nih guys," kata Rizal di akun TikTok miliknya, @rizal_kimmy pada Senin, 15 Januari 2024.

Di atas kertas putih, terdapat kolom atau tabel berisi angka yang menunjukkan jam kerja, persentase, serta besaran upah yang didapat per hari. Dalam video tersebut, Rizal dan teman-temannya memiliki total gaji yang berbeda. Ada yang 2 juta sampai 3 juta lebih. Namun, siapa sangka momen spill gaji ini justru bikin warganet gagal paham.

Kalau dilihat sekilas, dalam tabel slip tersebut, nominal gaji cuma ditulis berupa angkanya saja. Hal itu membuat warganet salah paham karena mengira jumlah gaji tersebut dalam rupiah.

"Jauh d Korea gajihnya sama ky krja d Indonesia," kata akun @luluui96 menanggapi unggahan spill gaji milik Rizal. Rizal langsung memberikan penjelasan lewat unggahan video lain. Sekali lagi, Rizal memperlihatkan slip gaji milik teman-temanya yang disebut sama dengan UMR di Indonesia.

"Jauh-jauh di Korea gajinya sama kayak kerja di Indonesia. Wah, kebetulan ini gajinya anak-anak berapa, Man? Kan, iya gajinya sama kayak di Indonesia 3,2 juta," kata Rizal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kerja di Korea Lebih Menyenangkan

Bila diperhatikan lebih jelas, sebetulnya besaran gaji TKI di Korea ini bukan dalam mata uang rupiah melainkan won. Jika dikonversikan dari won ke rupiah saat ini, artinya 3 juta Won setara dengan Rp35 juta. Itu berarti teman-teman Rizal digaji hingga puluhan juta rupiah yang  bikin kaget warganet.

Tak heran gaji di Korea besar karena biaya hidup di negara tersebut juga lumayan tinggi. Meski begitu, Rizal mengatakan kerja di Korea lebih menyenangkan dan tidak serumit di Indonesia. Ia mengaku bisa menabung cukup banyak jika bisa berhemat. Selain itu, mereka tidak harus berpengalaman kerja untuk bisa diterima.

"Katanya kalau di Indo mah kalo cari kerja harus berpengalaman. Terus syarat-syaratnya ribet. Kalo di sini tanpa pengalaman aja bisa kerja, meskipun kuli ya," terang Rizal. Video buruh Indonesia di Korea itu viral dan sampai berita ini ditulis sudah sudah ditonton lebih dari 10,8 juta kali dan disukai lebih dari 145 ribu kali. Beragam respons juga dituliskan warganet di kolom komentar.

"1 won skitar 11.85 perak. jadi kalau 3.2jt won = 38jt, wah keren yah dsna bner2 dihrgai jam krjanya," komentar seorang warganet.

"Iya gaji besar karna disana juga biaya kebutuhan mahal , makan disana aja di resto makanan nya aja bisa 100rbuan blm sama minum," ujar warganet yang lain.

"Ttemanku krja disana org sulsel pinrang gajinya 42 juta. tapi disna mreka BS hemat dan atur keuangan Alhamdulillah tabungannya banyak udh umrohin ortunya," ungkap warganet yang lain.

"Syukurin aja mas bro. mungkin gaji smpean sama sya g jauh beda. cuman sya berjuang supya 2digit di negri sendri tnpa hrus di negri orang,” ujar warganet lainnya.

 

3 dari 4 halaman

Tertipu Janji Bekerja di Korea Selatan

Apa yang dialami Rizal kontras dengan 204 orang warga Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mereka menjadi korban penipuan oleh Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional Indonesia atau Lembaga Kapten Indonesia. Mereka dijanjikan iming-iming bekerja di Korea Selatan dengan bekal kemampuan las, namun hingga kini hanya sekadar janji palsu.

Merasa tertipu, ratusan korban menggeruduk rumah penyedia jasa berinisial HS (34) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, Kamis, 23 November 2023. Akibat ulah yang dilakukan Lembaga Kapten Indonesia itu, para korban mengaku kehilangan uang total Rp4 miliar.

Budi Triman (37) warga Kabupaten Pati salah satu korban mengaku, ia dijanjikan kerja di Korea oleh HS dengan syarat memiliki sertifikat keahlian las yang diterbitkan dari Kapten Indonesia. Hanya dengan mengikuti pelatihan selama tiga bulan, ia bisa diberangkatkan ke Korea dan bisa bekerja di perusahaan otomotif seperti Hyundai hingga Samsung.

Namun setelah ditunggu hampir setahun, Budi bersama rekan-rekan lainnya tidak kunjung diberangkatkan ke Korea. Padahal saat mendaftar ke lembaga penyedia jasa tersebut, Budi bersama ratusan orang lainnya telah menyetorkan uang kepada HS puluhan juta rupiah.

4 dari 4 halaman

Korban Penipuan

Demi menagih uang yang telah disetorkan ke HS, ia bersama puluhan orang yang merasa tertipu, mendatangi rumah milik ibu dari HS, lokasinya berada di Gang Rambutan RT 1 RW 4 Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. "Setiap orang itu menyetorkan uang berbeda-beda, dari yang Rp10 juta hingga Rp50 juta. Jadi kerugian total kami ada sekitar Rp4 miliar," ungkap Budi saat ditemui di depan rumah orang tua HS di Kalirejo, dilansir dari kanal Regional Liputan6.com, 24 November 2023.

Dari pantauan wartawan di lokasi, terlihat rumah yang dikatakan milik ibu HS itu kosong dan tidak berpenghuni. Hanya ada satu motor yang terparkir di dalam rumah namun sudah berdebu. Lantai depan rumah tersebut juga kotor, ditambah meteran listrik yang terus berbunyi menandakan token listrik yang sudah habis dan perlu diisi ulang.

"Datang ke sini ternyata rumahnya kosong, infonya (keluarga HS) sudah pergi," ucap Budi Triman. Ia juga mengatakan, banyak orang yang merasa tertipu dengan iming-iming kerja di Korea oleh HS, mulai dari orang Kudus, Pati, Rembang, Jepara, Grobogan, hingga Demak.

Atas kejadian ini, mereka yang merasa korban penipuan telah melaporkan kasus tersebut ke Polres Kudus. Semua hal yang bisa menjadi barang bukti atas kasus tersebut juga telah dikumpulkan mereka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini