Sukses

WNI Umrah Naik Sepeda 7 Bulan Sampai Makkah, Bawa Bekal Alat Masak untuk Kemping

Seperti kata pepatah banyak jalan menuju Roma, begitu juga ketika memiliki niat untuk melaksanakan ibadah umrah. Beberapa orang dari Indonesia bahkan menggunakan sepeda ke Makkah selama 7 bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti pepatah yang berbunyi banyak jalan menuju Roma, begitu juga ketika memiliki niat untuk melaksanakan ibadah umrah. Alih-alih mengikuti perjalanan yang dikelola biro umrah, sejumlah warga negara Indonesia memanfaatkan sepedanya untuk pergi ke Makkah. Mereka membutuhkan waktu tujuh bulan untuk mencapai lokasi yang dituju.

"Liat naik sepeda dari Indonesia," ungkap seseorang jemaah asal Indonesia yang sedang melaksanakan umrah dalam video akun @icabee_, yang diunggah pada Rabu, 10 Januari 2024.

Ketiga pria yang terlihat dalam video itu menarik perhatian jemaah umrah lain, lantaran membawa sepeda. Diketahui mereka berasal dari tiga daerah yang berbeda, yaitu Madura, Serang dan Magelang.

Meski wilayah keberangkatan terpisah, mereka terlihat kompak memakai baju gamis dan peci. Salah seorang di antara mereka membalut gamis dengan jaket bertuliskan Indonesia to Mecca, yakni lak-laki asal Madura. Tak diketahui apakah ketiganya berteman sejak awal dan janjian bepergian ke Makkah dengan sepeda untuk umrah ataukah baru bertemu di kota suci tersebut.

Dari tanya jawab diketahui bahwa ketiganya benar-benar mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk saat ban bocor di tengah perjalanan. Ada tas berisi berbagai peralatan dan perbekalan ditaruh di boncengan sepeda. "Ada beberapa yang ditaruh, peralatan kemping dan masak," ujar pria asal Madura.

Tak banyak yang ditanyakan mengenai ketiga pemuda yang bersepeda untuk umrah tersebut. Namun, apa yang dilakukan mereka mengundang reaksi para warganet di TikTok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banyak Pertanyaan dari Warganet

Salah satu yang membuat penasaran apakah saat mereka meninggalkan keluarga, apakah sudah menyiapkan nafkah untuk keluarga selama ditinggalkan. Ada pula yang penasaran dengan biaya mereka selama tujuh bulan perjalanan. Sebagian menduganya lebih mahal dibandingkan jika mereka mengikuti biro umrah karena melewati banyak negara dan harus menginap di hotel.

"Caranya naik sepeda di laut itu gimana ya, kok bisa sampe?" tanya yang lain. 

"Itu jatohnya lebih mahal nggak sih?" warganet penasaran.

"Lewatnya jalur mana?" tanya warganet lagi.

"Numpang nanya, anak istrinya gimana ya di rumah?" tulis warganet mempertanyakan.

"Kak mau tanya, itu pulangnya gimana ya apa naik sepeda lagi?" tanya warganet.

"Bapaknya sempet transit di Yaman lebih tepatnya di Tarim masyaAllah," tulis yang lain mencoba menjawab.

"Mereka sebelum berangkat pasti udah cari info dan hampir semua negara di Timur Tengah ada madrasah khusus untuk orang Indo musafir," balas yang lain.

3 dari 4 halaman

Umrah Backpacker

Setiap muslim mungkin menginginkan beribadah umrah walau sekali saja. Namun, tak semuanya memiliki kemampuan untuk berumrah.

Mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, Kamis (11/1/2024), kebanyakan ada yang terkendala biaya, waktu, ataupun kondisi fisik. Khusus bagi yang terkendala masalah keuangan, umrah backpacker bisa jadi solusi.

Saat umrah backpacker, jamaah mengerjakan umrah tanpa pembimbing. Tentu jamaah umrah harus mengetahui tata cara umrah dari awal sampai akhir dengan mempelajari sendiri. Pihak travel hanya menyediakan tiket pesawat dan visa. Di luar itu, hotel, pemandu, dan makan harus mencari sendiri sesampainya di Tanah Suci.

Rif'an Ali Hafidz salah seorang pemuda yang memiliki pengalaman umrah backpacker. Dia umrah bersama dengan delapan rekannya, yang sama-sama mahasiswa Indonesia di Sudan, pada Ramadan 2022.

Pemuda ini sejak November 2017 kuliah di Khartoum Internasional Institute for Arabic Language, Sudan. Rif'an sempat memanfaatkan jeda kuliah untuk mencari pengalaman baru dengan ibadah umrah. 

 

4 dari 4 halaman

Biaya Backpacker Umrah

Pada Maret 2022, ia menerima broadcast iklan biro paket perjalanan umrah bulan Ramadan melalui Grup WhatsApp warga Indonesia di Sudan. Ada yang memasang tarif 900 dolar dengan fasilitas visa umrah 30 hari, penginapan tiga hari di Mekkah tiga hari Madinah, makan untuk enam hari.

Ada pula yang memasang tarif biaya umrah 560 dolar dengan fasilitas hampir serupa dengan yang sebelumnya, namun tanpa tiket pesawat. Ada juga yang memasang tarif 700 dolar dengan fasilitas sama namun tanpa penginapan dan katering.

Ia memilih paket 700 dolar atau setara Rp10.500.000 walau pada akhirnya Rif'an harus membayar 850 dolar atau Rp12.500.000. Biro perjalanan beralasan waktu pendaftarannya sudah mepet bulan Ramadan sehingga semua biaya naik.

Rif'an lalu menyiapkan semuanya, mulai dari paspor, surat pernyataan perjalanan, surat kuning perjalanan, dan kepengurusan visa kembali ke Sudan. Rif'an mengiestimasi butuh biaya sekitar Rp300 ribu. Dokumen perjalanan tersebut penting agar lancar selama perjalanan umrah.

Ada delapan orang lainnya yang pergi bersama Rif'an. Mereka semua berstatus pelajar Indonesia yang ada di Sudan. Tiket pesawat pulang-pergi telah siap. Visa umrah sudah siap. Tapi, beberapa hari sebelum keberangkatan, mereka sempat dipusingkan dengan persoalan PCR dan vaksin sebagai syarat perjalanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini