Sukses

Saat Budaya Minum Kopi Indonesia dan Tradisi Qahwa Qatar Berpadu di Kain Batik, Ramaikan Years of Culture yang Hampir Berakhir

Years of Culture 2023 yang mengangkat budaya Indonesia dan Qatar di kedua negara segera menemui titik akhir. Pameran kopi dan qahwa menjadi bagian di dalamnya.

Liputan6.com, Jakarta - Kain batik bukan semata aksesori, tetapi juga bisa merekam sejarah dan cerita. Seperti halnya batik yang didesain seniman asal Temanggung, Jawa Tengah, Yori Noor Aini Atmadi Hartati, dan dipajang di pameran bertajuk Growing Kopi, Drinking Qahwa: Stories of Coffee in Qatar and Indonesia.

Di lembar kain batik itu, Yori menggambar cabang-cabang tanaman kopi. Ada pula buah kopi dan bunganya. Semua unsur itu digabungkan dengan motif batik tradisional yang disebut kawung kopi karena bentuknya mirip dengan biji kopi.

Melalui motif itu, ia ingin menyampaikan soal perasaan tenang dan damai yang didapatkan saat minum kopi. Di batik itu pula terdapat motif yang menggambarkan pusat dari ketenangan spiritual. Ada juga motif berbentuk seperti jaring sebagai simbol dari menyaring dan menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam hidup, serta mendapatkan kebaikan.

"Kain batik Indonesia menceritakan banyak kisah, bisa mengenai sejarah, terinspirasi apa yang ada di sekitar Anda, atau menunjukkan pemikiran Anda. Inilah mengapa saya senang membuat batik," katanya dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Senin, 13 November 2023.

Ia juga mendesain batik yang lebih modern. Lagi-lagi terinspirasi dari kopi yang berwujud empat cangkir kopi dengan latte art. Desain itu ingin menunjukkan bahwa banyak orang menikmati kopi bersama dan hal itu membuat mereka bahagia. 

Sementara, pegangan cangkir terlihat saling berkaitan. Maknanya adalah bahwa kita tidak pernah marah kepada satu sama lain saat berbagi cangkir kopi. "Kopi membawa kebahagiaan, kebersamaan, dan kegembiraan," katanya lagi.

Pameran dimaksud bertempat di The National Museum of Qatar yang akan dibuka hingga 17 Februari 2024. Pameran diselenggarakan bekerja sama dengan Museum Nasional Indonesia untuk menandai ajang Qatar-Indonesia 2023 Years of Culture.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pameran Imersif yang Pererat Hubungan Budaya

Direktur National Museum of Qatar, Sheikh Abdulaziz Al Thani mengatakan bahwa pameran tersebut memperluas tradisi bersama antara Indonesia dan Qatar dalam hal keramahtamahan, dialog, dan kreativitas yang didorong oleh kegiatan menyeduh, menyajikan, dan berbagi kopi. "Ini tonggak sejarah bagi Qatar-Indonesia 2023 Years of Culture," ucapnya.

Tak hanya batik, pameran tersebut juga menampilkan seluk-beluk kopi lainnya, mulai dari sejarah penanaman kopi, perdagangan, dan budaya minum kopi di seluruh dunia, dengan fokus khusus pada budaya kopi tradisional dan kontemporer di Qatar dan Indonesia. Pameran ini juga mengeksplorasi berbagai topik, mulai dari perkebunan berkelanjutan hingga pembangunan sosial dan budaya.

Pameran tersebut terbagi dalam lima bagian tematik. Penyelenggara yang merupakan tim kurator gabungan dari Museum Nasional Indonesia dan National Museum of Qatar menghadirkan tampilan interaktif, proyeksi imersif, pengalaman visual, aroma, lanskap suara, karya seni kontemporer khusus, dan lainnya untuk memanjakan pengunjung.

"Pameran ini adalah bukti dari kekuatan kerjasama dalam mengkurasi kisah yang menggema di seluruh budaya dan generasi," kata Mohammed Al-Khouri, Secretary General Expo 2023 Doha, "Melalui kolaborasi ini, kami ingin membuat terobosan dalam merayakan pengalaman bersama umat manusia dengan sudut pandang lingkungan yang lebih hijau, selain mempromosikan keberlanjutan seni dan budaya."

3 dari 4 halaman

Program Penutup Years of Culture 2023

Years of Culture 2023 yang berjalan selama setahun lewat beragam program bertema budaya Indonesia dan Qatar akan segera berakhir. Koordinator inisiatif Years of Culture Aljazi Al Khayareen mengatakan bagian terberat itu akan segera dijelang, yakni mengucapkan selamat tinggal pada teman-temannya yang telah menghabiskan waktu bersama untuk perencanaan program hingga eksekusinya.

"Itulah sebabnya mengapa bagian warisan dari Year of Culture sangat penting bagi kita semua. Pertukaran Year of Culture membangun warisan abadi yang unik bagi setiap mitra negara berdasarkan program khusus yang dibuat sepanjang tahun," kata Al Khayareen.

Perjalanan sepanjang tahun ini salah satunya akan ditutup dengan pembukaan pameran 'Dialogue of Paper' pada 26 November 2023 di Gedung Ali Sadikin, di Galeri Emiria Soenassa, Jakarta. Seniman Qatar Yousef Ahmad dan seniman Indonesia Widi Pangestu telah bertemu di Doha pada awal 2023 untuk melakukan lokakarya dan menciptakan karya-karya yang akan dipamerkan.

"Karya seni yang dihasilkan, yang dipamerkan sebagai bagian dari pameran "Dialogue of Paper", menggambarkan dialog budaya antara kedua negara melalui pembuatan kertas dan kreativitas artistik," ia menjelaskan.

Konsep di balik "Dialogue of Paper" tahun ini mengeksplorasi kemampuan manusia untuk beradaptasi dan berkembang di manapun mereka berada, termasuk di lingkungan yang berbeda antara hutan Indonesia yang kaya dengan gurun pasir Qatar yang melimpah. Kontras antara hutan dan gurun menyerupai gagasan tentang kepenuhan dan kekosongan yang dikaji oleh karya-karya terakhir melalui praktik pembuatan kertas yang dipesan lebih dahulu.

4 dari 4 halaman

Pererat Hubungan Antara Kedua Negara

Al Khayareen menyatakan bahwa setiap program Years of Culture Qatar-Indonesia 2023 diterima dengan positif di Qatar dan Indonesia. Ia menyebutkan pemutaran perdana pertunjukan musikal "Hayati: Panji Mencari Hakikat Cinta" sebagai contoh yang menuai pujian dari para penggemar drama dan seni di Qatar.

"Yang terlihat dari jumlah penonton yang mengesankan dan ketertarikan media terhadap pertunjukan budaya tersebut. Hayati telah berperan penting dalam memperkenalkan warisan budaya Indonesia yang sangat indah dan kaya pada para penonton Qatar," katanya.

Hal itu menggembirakan Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan yang juga terlibat aktif dalam Year of Culture Qatar-Indonesia 2023. Menurutnya, program itu menjadi platform yang luar biasa untuk pertukaran dan kerja sama budaya, memupuk pemahaman yang lebih dalam dan penghargaan terhadap tradisi, adat istiadat, dan warisan satu sama lain.

"Dampak dari program ini lebih dari sekadar pengayaan budaya. Indonesia, sebagai pintu gerbang penting ke Asia Tenggara, memiliki kepentingan strategis bagi Qatar dan Qatar telah berinvestasi di beberapa sektor utama di Indonesia, seperti pariwisata, ketahanan pangan, dan real estate," kata dia.

"Dalam peningkatan kerja sama, Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture telah mendorong kedua negara menuju masa depan yang menjanjikan, inilah pentingnya Year of Culture terhadap hubungan bilateral kita," sambungnya.

Indonesia, sambung dia, merupakan tujuan wisata yang populer bagi masyarakat Qatar karena perpaduan yang luar biasa antara pengalaman budaya dan alam yang kaya. Saat ini, kata dia, ada enam penerbangan setiap hari dari Qatar ke Indonesia, yang mendorong penduduk setempat untuk menjelajahi kekayaan budaya Indonesia.

"Pertukaran Years of Culture ini membangun warisan abadi yang unik untuk setiap mitra negara berdasarkan program yang dibuat khusus selama tahun ini dan ada rencana yang sedang dilakukan untuk membangun beberapa program yang diselenggarakan selama Qatar-Indonesia 2023 sebagai warisan untuk masa depan," ucapnya tanpa mendetailkan lebih lanjut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.