Sukses

Uniknya Kreasi Minuman Teh Kekinian dengan Pearl dari Tepung Sagu dan Bunga Telang

Kreasi minuman teh kekinian menawarkan beragam varian yang unik dan menarik untuk dicoba. Salah satunya dihadirkan oleh Chatime Atealier berkolaborasi dengan Javara yang baru saja merilis menu spesial "Kreasi Kaya Rasa" dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Senin, 2 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Kreasi minuman teh kekinian menawarkan beragam varian yang unik dan menarik untuk dicoba. Salah satunya dihadirkan oleh Chatime Atealier berkolaborasi dengan Javara yang baru saja merilis menu spesial "Kreasi Kaya Rasa" dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Senin, 2 Oktober 2023.

General Manager Marketing F&B ID, Lany Cucu menjelaskan pihaknya melihat kekayaan alam Indonesia begitu luar biasa dengan beraneka ragam hasil Bumi. Semangat ini berjalan seiring dengan misi ingin mengawinkan kekuatan Chatime sebagai brand minuman kekinian dengan produk lokal.

"Mengusung kekayan alam Indonesia menghadirkan minuman enak dan mengajak customer Indonesia semakin mencintai produk lokal," kata Lany saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober 2023.

Ada dua minuman teh kekinian terbaru yang dirilis, yakni "Osmanthus Milky Honey with Blue Pearl" dan "Four Season Tea with Honey and Basil Seed". "Osmanthus Milky Honey with Blue Pearl" tersaji dengan cita rasa yang milky dengan teh bunga osmanthus berpadu susu sapi, gula batu tebu, dan madu hitam murni. Minuman ini turut disuguhkan dengan blue pearl yang terbuat dari tepung sagu dan warna biru alami dari bunga telang.

Javara sendiri merupakan perusahaan rantai pasokan bahan makanan dari keanekaragaman hayati pangan Indonesia. Pihaknya menghadirkan sederet hasil alam dari berbagai wilayah di Nusantara dalam menu kreasi minuman teh kekinian ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perpaduan Bahan Lokal dalam Segelas Minuman Teh Kekinian

Founder Javara Helianti Hilman menyebut bahan-bahan lokal tersebut diproduksi langsung oleh tangan-tangan petani yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, hingga Papua. "Sebenarnya kita seperti merayakan Indonesia dalam satu gelas," kata Heli.

Ia berkisah dititipkan pesan dari petani-petani Papua untuk "menginikan" sagu. Hal ini pula yang membuatnya semangat untuk terus menyuarakan dan menggaungkan bahan lokal, termasuk sagu, ke pasar yang lebih luas.

"Ke Chatime kita ajukan konsep bikin boba (pearl) pakai sagu dari Papua dan bunga telang yang aslinya dari Ternate dan ternyata gayung bersambut," tambahnya.

Papua Sago Starch atau Tepung Sagu Papua menjadi bahan dasar pembuatan blue pearl di kreasi "Osmanthus Milky Honey with Blue Pearl". Ada pula Dried Butterfly Pea Flower atau Kembang Telang Kering yang kaya antioksidan dan membantu mengurangi stres dan Rainforest Black Honey atau Madu Hitam Hutan Hujan dari Jambi yang diambil dari sarang lebah hutan dengan rasa gingery dan spicy yang dipengaruhi oleh nektar bunga pohon Cassia endemik Sumatera.

3 dari 4 halaman

Minuman Teh dengan Madu dari Jambi

Heli menjelaskan alasan pihaknya menggunakan madu dari hutan Jambi. "Kita mulai kehilangan hutan kita banyak sekali, hutan di Jambi itu, terutama di kawasan Bukit 30 adalah the last kawasan di Indonesia masih ada gajah, harimau, dan orang utan dalam satu lokasi," terangnya.

Ia mengungkapkan, "Kita ingin men-support orang suku yang ada di sana, di mana sumber pendapatan mereka, salah satunya dari madu hutan. Di satu sisi, memang enak. Pohonnya tingginya 70 meter. Pada waktu mereka memanen pun ada ritualnya."

Selain itu, ada pula pemakaian Rock Cane Sugar atau gula batu tebu yang diproses tanpa pemutih dengan rasa manis yang alami. Gula batu ini diambil Javara dari UKM di Magelang, Jawa Tengah.

"Di Javara kita selalu prosesnya mendampingi mereka untuk meng-improve apa yang sudah ada karena kebanyakan UKM kita sudah terdogmatis dengan menggunakan pewarna sintetis, bleaching, dan lain-lain," katanya. Pihaknya memerlukan waktu setahun untuk mendampingi UKM tersebut untuk mengubah teknik produk dan bahan yang digunakan.

4 dari 4 halaman

Varian Teh dengan Biji Selasih dan Batang Serai

Minuman kedua dari menu kolaborasi ini adalah "Four Season Tea with Honey and Basil Seed". Minuman teh ini terdiri dari paduan paduan kreasi teh Four Season yang ringan dan beraroma bunga, manis alami madu bunga hutan, serai, ditambah tekstur crunchy dari biji selasih. Madu yang digunakan adalah Forest Blossom Honey atau madu bunga hutan yang diambil dari peternakan lebah di Jambi.

Menu kreasi ini disuguhkan dalam cup bermotif batik karya ilustrator ternama, Katherine Karnadi. Selalu mengusung tema "timeless beauty" dalam karya-karyanya, ia juga menuangkan hal itu dalam motif batik bunga di kemasan Chatime Atealier. Katherine juga secara khusus merancang dekorasi bernuansa batik di gerai Chatime Atealier juga shawl batik yang akan dikenakan oleh tearista Chatime Atealier untuk menyambut momen Hari Batik Nasional.

Ia menyebut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk aneka ragam bunga. Bunga-bunga tersebut pun turut memengaruhi bentuk budaya lokal, contohnya batik, seperti Batik Tujuh Rupa khas Pekalongan maupun Batik Gentongan khas Madura. Terinspirasi dari itu, ia merancang motif batik berbentuk bunga yang mewakili kekayaan alam dan kekayaan budaya Indonesia.

"Osmanthus Milky Honey with Blue Pearl" dan "Four Season Tea with Honey and Basil Seed" tersedia dengan dua pilihan ukuran, yakni regular dan large. Untuk "Osmanthus Milky Honey with Blue Pearl" dijual seharga Rp38 ribu (regular) dan Rp44 ribu (large) serta "Four Season Tea with Honey and Basil Seed" dijual seharga Rp32 ribu (regular) dan Rp37 ribu (large).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini