Sukses

Paris Dikepung 6 Juta Ekor Tikus, Populasinya 3 Kali Lipat Lebih Banyak dari Manusia

Para pejabat di Paris tengah mencari tahu apakah manusia dan tikus dapat hidup berdampingan. Ibu kota Prancis, seperti banyak kota metropolitan lainnya, bermasalah dengan hewan pengerat tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Para pejabat di Paris tengah mencari tahu apakah manusia dan tikus dapat hidup berdampingan. Ibu kota Prancis tersebut, seperti banyak kota metropolitan lainnya, bermasalah dengan hewan pengerat tersebut.

Dikutip dari CNN, Selasa, 20 Juni 2023, Wali Kota Paris Anne Hidalgo sedang membentuk sebuah komite untuk mempelajari "hidup bersama", sejauh mana manusia dan hewan pengerat dapat hidup bersama. Hal tersebut disampaikan salah satu deputinya pada Kamis, 15 Juni 2023, selama pertemuan dewan kota.

"Dengan panduan dari wali kota, kami telah memutuskan untuk membentuk sebuah komite untuk masalah kohabitasi," kata Anne Souyris, Wakil Wali Kota Paris untuk kesehatan masyarakat, pada pertemuan Dewan Paris, dikutip dari The News, Selasa, 20 Juni 2023.

Kebijakan yang baru diumumkan ini merupakan perubahan signifikan dari langkah-langkah sebelumnya yang diterapkan di Paris untuk mengatasi populasi tikus sekitar enam juta di kota itu. Menurut Ville Data, ada 2.102.650 penduduk di Paris pada 2023.

Rencana anti-tikus ibu kota ini pada 2017 menyalurkan 1,8 juta dolar AS dari dananya ke berbagai kebijakan anti-tikus, seperti pemasangan tempat sampah kedap udara dan penggunaan racun tikus dalam skala besar di ribuan lokasi di seluruh kota.

Wakil Wali Kota Paris Anne Souyris yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat, mengumumkan langkah tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Geoffroy Boulard, kepala arondisemen ke-17 Paris dan anggota partai Republik. Boulard telah meminta pemerintah kota untuk menyusun rencana yang lebih ambisius melawan perkembangbiakan tikus di ruang publik di ibu kota Prancis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berbahaya bagi Kualitas Hidup Warga Paris

Boulard sebelumnya mengkritik Hidalgo, seorang anggota partai sosialis, karena tidak berbuat banyak untuk menghilangkan tikus dari Paris. Hal tersebut juga termasuk selama pemogokan awal tahun ini yang menyebabkan sampah menumpuk di seluruh kota.

"Adanya tikus di permukaan berbahaya bagi kualitas hidup warga Paris," kata Boulard.

Boulard mengatakan dia mengajukan pertanyaannya setelah menemukan studi yang sedang berlangsung, Proyek Armageddon. Misi proyek ini adalah membantu kota dalam mengelola populasi tikusnya dan salah satu tujuannya adalah memerangi prasangka terhadap tikus untuk membantu warga Paris hidup lebih baik bersama mereka.

Studi ini dibiayai oleh pemerintah Prancis, meskipun kota Paris adalah mitra dalam proyek tersebut. Souyris menjelaskan bahwa yang sedang dipelajari adalah sejauh mana manusia dan tikus dapat hidup bersama dengan cara yang "paling efisien dan pada saat yang sama memastikan hal itu tidak tertahankan bagi warga Paris."

Sementara tikus bisa menularkan penyakit, Souyris mengatakan bahwa tikus yang dibahas bukanlah tikus hitam yang membawa wabah, melainkan jenis tikus lain yang membawa penyakit seperti leptospirosis, penyakit bakteri.

3 dari 4 halaman

Kata Kelompok Hak Binatang

Souyris juga menyoroti beberapa tindakan yang diambil oleh kota sebagai bagian dari rencana anti-tikus pada 2017, termasuk berinvestasi dalam ribuan tong sampah baru untuk "membuat tikus kembali ke bawah tanah". Souyris kemudian mengatakan di Twitter bahwa tikus Paris tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang "signifikan".

Ia meminta Dewan Tinggi Prancis untuk Kesehatan Masyarakat untuk mempertimbangkan perdebatan tersebut. "Kami membutuhkan saran ilmiah, bukan siaran pers politik," katanya.

Kelompok hak binatang Paris Animaux Zoopolis (PAZ) menyambut baik langkah kota itu. "Tikus hadir di Paris, seperti di semua kota besar Prancis, jadi pertanyaan tentang hidup bersama pasti muncul," kata sebuah pernyataan dari kelompok tersebut.

Ia melanjutkan, "Di PAZ, ketika kita berbicara tentang "kohabitasi damai" dengan tikus, kami tidak bermaksud tinggal bersama mereka di rumah dan apartemen kami, tetapi memastikan bahwa hewan-hewan ini tidak menderita dan kami tidak diganggu. Sekali lagi, tujuan yang sangat masuk akal!"

4 dari 4 halaman

Apa Itu Leptospirosis?

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), leptospirosis adalah penyakit bakteri yang menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira.

Pada manusia, bakteri itu dapat menyebabkan berbagai gejala, beberapa di antaranya mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain. Namun, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Tanpa pengobatan, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang), gagal hati, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.

Bakteri penyebab leptospirosis disebarkan melalui urin hewan yang terinfeksi, yang dapat masuk ke air atau tanah dan dapat bertahan hidup di sana selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Banyak jenis hewan liar yang membawa bakteri ini, termasuk hewan ternak, babi, kuda, anjing, hewan pengerat, dan hewan liar.

Saat hewan ini terinfeksi, mereka mungkin tidak memiliki gejala penyakit. Hewan yang terinfeksi dapat terus mengeluarkan bakteri ke lingkungan secara terus menerus atau sesekali selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini