Sukses

Kunci Ibu Bekerja Jaga Kesehatan Mental Saat Kerap Dihantui Rasa Bersalah

Ibu bekerja tak jarang dikelilingi oleh pandangan-pandangan menjatuhkan karena pilihannya untuk tetap bekerja bagi keluarga. Di tengah tekanan sosial yang ada, ibu bekerja harus dapat menjaga kesehatan mental agar keluarga dan pekerjaan bisa berjalan seimbang.

Liputan6.com, Jakarta - Working mom atau ibu bekerja tak jarang dikelilingi oleh pandangan-pandangan menjatuhkan karena pilihannya untuk tetap bekerja bagi keluarga. Di tengah tekanan sosial yang ada, ibu bekerja harus dapat menjaga kesehatan mental agar keluarga dan pekerjaan bisa berjalan seimbang.

"Working mom itu adalah pekerjaan yang paling sulit, saat bekerja merasa bersalah meninggalkan anak, pas lagi fokus ke anak merasa bersalah tidak memberikan maksimal di pekerjaan. Saya percaya sebagai wanita kita harus merasa kita itu cukup, we are enough," kata Cindy Gozali Founder dan CEO Wellness Inc. ketika ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Cindy melanjutkan ibu bekerja tak perlu melakukan sesuatu atau menjadi seseorang yang sempurna. Hal ini mengingat isu antara perempuan dan laki-laki jauh berbeda. Laki-laki kerap dihadapkan dengan beragam tekanan dan beban yang disimpan seorang diri.

"Perempuan itu it's about perfection, harus perfect mom, perfect boss, perfect daughter, perfect apapun, harus bisa melepaskan label itu dalam diri kita," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa apapun yang dilakukan harus dengan niat dan intensi yang positif. "Kenapa mau jadi ibu, kenapa memilih pekerjaan tertentu, apa yang kita percaya adalah pondasi," kata Cindy.

"Kita akan memberikan energi itu kepada orang lain kalau kita menjadi ibu yang selalu merasa bersalah di kantor atau rumah, kita akan memberikan energi rasa bersalah itu dan kita enggak bisa maksimal," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menyeimbangkan Kehidupan Pekerjaan dan Keluarga

Dikatakan Cindy, ibu bekerja masa kini menghadapi beragam tantangan. "Saya lihat tetap bagaimana balancing work life dan menjadi yang terbaik bisa di pekerjaan dan di rumah," kata Cindy.

"Mau mencintai dan menerima diri sendiri bahwa apa yang dia lakukan itu sudah yang terbaik, jangan comparing. Aku lihat penyakit kita itu compare-compare," tuturnya.

Di sisi lain, ibu bekerja juga tak semua mendapat dukungan dari pihak terdekat. Terkait hal tersebut, Cindy menyebut bahwa keadaan tak dapat diubah, namun seseorang hanya bisa mengubah cara mereka menghadapi lingkungan.

"Jadi, kita harus juga bisa melihat karena saya selalu percaya ada dua sisi, kenapa enggak didukung, kadang enggak mau minta tolong," terang Cindy.

Ia mengungkap, "Saat kita merasa lingkungan enggak mendukung kita juga harus merefleksi diri apakah itu benar atau karena kita juga menutup diri untuk meminta pertolongan." Cindy menyebut ibu bekerja bukan hanya refleksi dan tidak melakukan apapun.

3 dari 4 halaman

Kekuatan dan Kepercayaan Diri

Karena itu, ibu bekerja juga dapat memiliki empowerment untuk keluar dari masalah dan berdiri sendiri. "Karena kadang merasa insecure kalau kita keluar dari zona itu, walaupun zonanya enggak nyaman, tetapi kita juga takut masa depan, kita harus bisa apa yang terbaik buat saya," katanya.

"Kalau suasana dan lingkungan enggak mendukung banget dan kita sudah had enough, kita harus punya kekuatan dan kepercayaan diri bahwa kalau keluar kita akan baik-baik saja dan selalu akan ada support," tutupnya. Kesehatan mental adalah hak asasi manusia dan sangat penting untuk pengembangan pribadi, komunitas, dan sosial-ekonomi. 

Dikutip dari WHO, Senin, 22 Mei 2023, kesehatan mental adalah keadaan kesejahteraan mental yang memungkinkan orang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, dan berkontribusi pada komunitas mereka. Ini adalah komponen integral dari kesehatan dan kesejahteraan yang mendukung kemampuan individu dan kolektif untuk membuat keputusan, membangun hubungan, dan membentuk dunia tempat kita tinggal.

4 dari 4 halaman

Kesehatan Mental

Kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan mental dan disabilitas psikososial, serta kondisi mental lainnya yang terkait dengan tekanan yang signifikan, gangguan fungsi, atau risiko melukai diri sendiri. Orang dengan kondisi kesehatan mental lebih mungkin mengalami tingkat kesejahteraan mental yang lebih rendah, tetapi hal ini tidak selalu atau selalu demikian.

Sepanjang hidup, banyak penentu individu, sosial dan struktural dapat bergabung untuk melindungi atau merusak kesehatan mental kita dan menggeser posisi kita pada kontinum kesehatan mental. Faktor psikologis dan biologis individu seperti keterampilan emosional, penggunaan zat tertentu, dan genetika dapat membuat orang lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Paparan keadaan sosial, ekonomi, geopolitik, dan lingkungan yang tidak menguntungkan, termasuk kemiskinan, kekerasan, ketidaksetaraan, dan kerusakan lingkungan, juga meningkatkan risiko orang mengalami kondisi kesehatan mental.

Risiko dapat muncul dengan sendirinya di semua tahap kehidupan, tetapi risiko yang terjadi selama periode sensitif perkembangan, terutama masa kanak-kanak, yang sangat merugikan. Misalnya, pola asuh yang keras dan hukuman fisik diketahui merusak kesehatan anak dan intimidasi merupakan faktor risiko utama untuk kondisi kesehatan mental.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini