Sukses

Serba-serbi Tape Singkong yang Disebut Makanan Penutup Memabukkan oleh YouTuber New York

YouTuber New York ini menyebut bahwa secara visual, tape singkong mengingatkannya pada roti bakar Bandung.

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Beryl Shereshewsky, YouTuber berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) yang mencoba sederet kuliner Indonesia berdasarkan rekomendasi pengikutnya. Salah satunya, Beryl mencicip tape singkong sebagai makanan penutup.

Dalam sebuah video yang dibagikan di kanal YouTube-nya, Kamis, 29 Desember 2022, kudapan itu disebut berbeda dari banyak rekomendasi. Ia berkata, "Makanan penutup yang banyak direkomendasikan adalah sajian seperti es krim atau segala sesuatu yang meleleh."

Secara visual, tape singkong disebut mirip dengan roti bakar Bandung. "Saya buat itu (roti bakar Bandung) di episode ke-2 roti bakar saya," katanya, menyambung bahwa sebelum dimakan, ia sudah bisa "mencium fermentasi" tape singkong.

Setelah suapan pertama, Beryl tampak bingung, berkata, "What? Rasanya seperti minuman beralkohol. Saya tidak bisa berkata-kata. Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa tentang ini."

"Ini gila," ia menyambung. "Jangan bilang makanan ini dimakan anak-anak, karena alkoholnya jelas terasa. Ini adalah makanan penutup paling memabukkan yang pernah saya coba seumur hidup."

Kendati tidak familiar dengan rasanya, ulasan Beryl terhadap tape singkong cukup positif. "Ini adalah ide brilian bila Anda mau mencoba sesuatu yang baru dan benar-benar berbeda. Makanan Indonesia punya banyak kejutan," ia berkata.

Mengutip situs web Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, Senin, 2 Januari 2023, tape merupakan makanan tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Di kultur Sunda, orang-orang biasa menyebut makanan tradisional ini dengan nama "peyeum."

"Proses pembutannya memakan waktu cukup lama, dengan proses fermentasi rata-rata 2--3 hari. Kualitas fermentasi yang bagus ditentukan (keseimbangan) rasa manis, sedikit asam, dan terbentuknya aroma khas tape," pihaknya mencatat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manfaat bagi Kesehatan

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan bahwa tape merupakan produk hasil fermentasi ketela maupun ubi kayu dengan rasa asam-manis dan aroma alkohol yang ringan. Rasa khas yang terbentuk selama proses fermentasi disebabkan banyaknya kandungan asam di dalam ketela.

Sementara rasanya bukan untuk semua orang, dalam kajian, tape dilaporkan memiliki beberapa keunggulan, seperti kemampuan mengikat senyawa aflatoksin di dalam tubuh. Itu merupakan racun yang dihasilkan beberapa jenis jamur yang biasanya berasal dari makanan berbasis kacang-kacangan.

Selain itu, kandungan vitamin B12 pada ketela juga meningkat selama proses fermentasi. Ini dibutuhkan untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Proses fermentasi juga menyebabkan kandungan probiotik dan Bakteri Asam Laktat (BAL) pada tape meningkat.

"Jika dikonsumsi secara bersamaan, keberadaan probiotik dan BAL akan meningkatkan sistem pencernaan di dalam tubuh," imbuh mereka. "Kurang lebih terdapat 1 juta/gram BAL yang terkandung dalam tape. Probiotik dapat dengan mudah membunuh bakteri jahat dalam sistem pencernaan, sehingga bakteri baik dapat bekerja dengan leluasa."

3 dari 4 halaman

Hukum Halal Haramnya

Sistem pencernaan akhirnya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena kandungan racun pada tubuh tereduksi dengan baik. Mengonsumsi tape dalam porsi tertentu setiap harinya merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan sisa racun dari dalam tubuh

Juga, melancarkan sistem sekresi, khusunya bagi orang yang sering berhadapan dengan masalah konstipasi. Terkait kandungan alkohol karena hasil ferementasinya, menurut para ulama di Komisi Fatwa MUI, mengutip situs webnya, alkohol itu ada yang diharamkan dan ada pula yang tidak haram.

Khamar secara tegas diharamkan dalam Islam. Dalam proses pembuatannya, mulai dari awal pengolahan, fermentasi, sampai produk jadi, itu memang dengan sengaja dimaksudkan menghasilkan minuman yang memabukkan. 

Sebagian ulama, termasuk Imam Syafi’i berpendapat bahwa khamar itu haram dan najis. Namun, ada pula yang berpendapat khamar itu haram, namun bukan najis, yang mana salah satunya adalah Imam Abu Hanifah.

Lebih lanjut, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa khamar pasti mengandung alkohol dan haram, namun alkohol belum tentu khamar. "Sebagai contoh, buah durian yang telah masak, itu mengandung alkohol, sehingga ada orang yang tidak kuat, lalu jadi mabuk karena memakannya," mereka menjelaskan.

 

4 dari 4 halaman

Sebagai Hidangan Penutup

Demikian pula buah-buahan yang matang dan dibuat jus, itu mengandung alkohol, mereka menyambung. Namun, para ulama tidak ada yang mengharamkan durian maupun jus buah, dan termasuk dalam kategori ini adalah tape.

Itu mengandung alkohol, tapi bukan khamar. "Pada kenyataannya, tidak ada orang yang mabuk atau sengaja mau mabuk dengan memakan tape," pihaknya berimbuh.

Imam Abu Hanifah menyebut, makanan maupun minuman yang mengandung alkohol ini sebagai nabidz, bukan khamar. Berkenaan dengan nabidz, beliau berpendapat bahwa jika dapat menyebabkan mabuk, itu haram. Tapi, bila tidak menyebabkan mabuk, itu halal.

Di Indonesia, tape biasanya disajikan sebagai hidangan penutup. Itu sering dicampur dengan sirup pada es buah, es cendol, atau es krim. Tape juga biasa dijadikan sebagai gorengan.

Harganya terbilang bersahabat. Jika tidak suka mengkonsumsi tape secara langsung, Anda bisa mencampurnya dengan makanan lain, seperti dibuat dalam kreasi ragam minuman, bahkan kue.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.