Sukses

Tak Dapat Makanan, Monyet Buang Tas Turis Berisi Uang Rp22,4 Juta ke Tepi Jurang

Petugas hutan memeringatkan para turis untuk tidak sembarangan memberi monyet makanan usai insiden buang tas ke tepi jurang itu.

Liputan6.com, Jakarta - Monyet nakal berulah. Ia menjambret tas seorang turis yang sedang berkunjung ke Provinsi Srisaket, timur laut Thailand, dan berharap bisa menemukan makanan.

Setelah menggeledah isi tas, ia tak bisa menemukan makanan ringan yang dicarinya. Monyet tersebut lalu membuang tas jinjing berisi uang tunai senilai 50 ribu baht (sekitar Rp22,4 juta) ke tepi jurang.

Perempuan pemilik tas berusia 55 tahun yang kebingungan akhirnya memanggil petugas hutam Taman Nasional Khao Pkra Wihan. Mereka tiba pukul 3 sore pada Kamis, 22 Desember 2022.

Kepada petugas, dia menjelaskan bagaimana seekor monyet liar mengambil tasnya hingga melemparkannya dari tebing karena tak menemukan makanan. Ia pun memohon agar penjaga membantunya mengambil tas yang berisi banyak barang berharga dan dokumen pribadi pentin, selain uang tunai.

Dikutip dari Daily Star, Senin (26/12/2022), para penjaga pun setuju dan mereka lalu mengatur untuk menyiarkan langsung misi penyelamatan itu melalui Facebook. Setelah menuruni tebing sekitar 100 meter, petugas berhasil menemukan tas dan barang-barang milik perempuan itu.

Penjaga hutan bahkan menemukan banyak barang pengunjung lain yang hilang yang kemungkinan juga akibat ulah monyet liar. Sementara tas sudah dikembalikan kepada perempuan itu yang merasa sangat berterima kasih, petugas juga mengumpulkan barang-barang temuan dan berencana akan menyerahkannya kepada pemilik yang sah.

Akibat insiden itu, peringatan kembali diberikan. Kepala Taman Nasional Khao Phra Wihan di Thailand mengingatkan bahwa monyet liar di daerah itu kerap berlaku agresif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perang Monyet

Mereka sering mencuri barang dari turis ketika berburu makanan. Penjaga hutan mengingatkan para turis untuk tetap waspada selama beraktivitas di taman nasional dan menghindari memberi makan monyet-monyet.

Bagi sejumlah monyet, makanan dari turis adalah sumber makanan utama mereka yang menyebabkan masalah di beberapa bagian Thailand selama pandemi ketika tidak ada turis. Itu memuncak dengan monyet menjadi lebih agresif dengan "perang monyet" yang meletus di jalanan.

Dikutip dari Bangkok Post, insiden perang monyet sempat terjadi di jalanan kota Lopburi, di tengah Thailand, pada Rabu, 11 Maret 2020. Lopburi merupakan rumah bagi ribuan monyet yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni monyet kuil dan monyet kota.

Ratusan monyet terlihat menyebar di jalan untuk mencari makanan dan terekam di video. Saat seekor monyet terlihat membawa sebuah makanan, monyet-monyet lainnya pun langsung menyerbu hingga menimbulkan kebisingan.

Sontak saja, aksi perebutan makanan tersebut cukup menghebohkan warga sekitar yang tengah melintas. Video tersebut pun menjadi viral di media sosial bahkan telah menjadi memberitaan di beberapa media luar negeri.

3 dari 4 halaman

Festival Monyet

Namun, situasi di Lopburi berangsur membaik setelah sejumlah pembatasan perjalanan dan protokol kesehatan dicabut pemerintah Thailand. Bahkan, mereka menggelar kembali festival monyet setelah jeda dua tahun akibat pandemi COVID-19.

Ribuan monyet di Lopburi Thailand berpesta dengan dua ton buah dan sayuran. Dilansir CNN, Senin, 29 November 2021, festival itu digelar dengan biaya lebih dari 100.000 bath atau Rp 42,8 juta. Festival itu bermaksud untuk berterima kasih kepada monyet karena telah menarik wisatawan ke Lopburi. 

Lopburi dikenal sebagai "Provinsi Monyet". Yongyuth Kitwatananusont telah menyelenggarakan lebih dari 30 festival monyet, festival kali ini dimeriahkan oleh durian yang mahal, sebab monyet Lopburi suka yang mahal-mahal.

Tema festival tahun ini adalah monyet kursi roda. Yongyuth mempunyai rencana untuk menyumbangkan 100 kursi roda kepada orang yang membutuhkannya. "Saya sangat senang bisa melihat ini dan sekarang saya berpikir untuk pergi ke festival berikutnya," kata turis Maroko, Ayoub Boukhari.

"Ini pertama kalinya dalam dua tahun monyet bisa makan semua jenis buah dan sayuran," kata Thanida Phudjeeb. "Saya senang untuk mereka" tambahnya.

4 dari 4 halaman

Ancaman Penipuan Turis

Dari sektor pariwisata lainnya, Thailand kini menghadapi peningkatan kasus penipuan turis asing. Melansir Travel Mole, Kamis, 22 Desember 2022, Komisaris Biro Polisi Pariwisata Thailand (TPB), Letnan Jenderal Pol Sukhun Prommayon, mengatakan bahwa polisi telah meningkatkan patroli di kawasan wisata. Ia menyebut, penipu umumnya "memangsa" turis yang tidak menaruh curiga.

Kasus penipuan turis termasuk skema umpan dan pengalihan oleh pengemudi taksi dan tuk-tuk. Turis di tempat-tempat wisata populer, yang dibohongi bahwa tujuan wisatanya tutup, akan dibawa ke toko-toko berkualitas rendah. Mereka kemudian ditipu membeli oleh-oleh dengan harga "terlalu mahal."

Pencurian juga meningkat. Pada Bangkok Post, Letnan Jenderal Pol Sukhun mengatakan bahwa sebagian besar pengunjung berasal dari negara tetangga, dengan jumlah terbesar dari Malaysia, diikuti India, Laos, Kamboja, dan Singapura. Adapun kedatangan dari Barat, pengunjung dari Inggris, AS, dan Jerman juga tercatat masuk dalam jumlah besar, katanya.

Ia mengatakan, patroli sepeda, sepeda motor, dan mobil digenjot di beberapa provinsi yang jadi tempat wisata utama. Penipu, termasuk beberapa sopir taksi atau tuk-tuk, sering terlihat di dekat pintu masuk tempat wisata atau kuil yang populer. Polisi turis bekerja sama dengan petugas imigrasi dan lokal untuk mengatasi masalah ini, dengan memasang tanda peringatan di bandara dan lokasi wisata lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.