Sukses

Apa Itu Tata Rias Semi Permanen yang Bisa Bantu Kerja Dokter Bedah Plastik?

Sebuah perkumpulan untuk ahli tata rias semipermanen baru saja diresmikan untuk mewadahi para profesional dan calon profesional bekerja sesuai standar.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang bisa menjelaskan apa itu tata rias semi permanen? Mungkin hanya sedikit dari Anda yang bisa menjawabnya. Tapi, bila menyebutkan sulam alis, sulam bibir, dan gambar garis rambut, orang-orang lebih familiar.

Padahal, deretan aktivitas itulah yang bisa dimasukkan ke dalam contoh tata rias semi permanen. Ketua Perkumpulan Ahli Tata Rias Semi Permanen Indonesia (Pertaspi), Anggie Rassly mendefinisikannya sebagai perawatan yang mengaplikasikan pigmen ke bagian kulit terluar dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan atau mempercantik dan menambah karakter ke wajah menggunakan alat berupa pena khusus.

"Secara konsep sama dengan tato, tapi batasannya untuk menentukan bahwa ini sementara menurut Pertaspi, ini bertahan hanya 1--2 tahun," kata Anggie dalam peluncuran Pertaspi di Jakarta, Kamis, 16 September 2022. 

Tinta yang dipakai hanya menembus lapisan epidermis, bukan seperti tato yang bahkan menembus hingga ke bawah dermis. Kedalamannya ditetapkan sekitar 0,2-05 milimeter. Karena hanya di permukaan, tinta itu perlahan-lahan memudar seiring kulit terkelupas secara alami.

Menurut Anggie, tata rias semi permanen terbagi dua kategori. Pertama untuk keperluan kecantikan, seperti sulam alis, sulam bibir, dan sulam garis mata. Kedua adalah sebagai koreksi atau memperbaiki penampilan, seperti mengoreksi tanda lahir, menutupi bekas jahitan operasi, dan menyamarkan hair line.

"Di luar negeri itu bahkan sudah terjadi kolaborasi antara bidang kedokteran dan tata rias semi permanen...Contohnya untuk transplantasi rambut. Setelah dokter bedah plastik menanam rambut, kami mengisi bagian rambut yang kosong agar terlihat lebih penuh," ia menerangkan.

"Mereka membuat kolaborasi agar tujuan si pasien tercapai. Diharapkan di Indonesia terjadi kolaborasi seperti ini," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makin Banyak Peminat

Ia menjelaskan tata rias semi permanen di Indonesia berkembang signifikan sejak 2008. Baik pemain maupun konsumen kini tak hanya para perempuan, tetapi juga laki-laki. Berdasarkan hasil pencarian Google, pemain yang terlacak di Indonesia mendekati 1.000 usaha, baik berbentuk salon ataupun studio khusus. Sementara, sekitar 10 persen 

"Ini baru data yang tercatat di Google, belum yang tidak terdaftar. Peminatnya sendiri mencapai dua juta...Kuenya masih terlalu besar," Anggie menyebut.

Tata rias semi permanen diminati, menurut dia, karena hasilnya bisa bertahan cukup lama, tetapi fleksibel terhadap perubahan tren. Saat sudah tak menyukai bentuknya, misalnya, konsumen bisa meminta untuk mengubahnya karena sifatnya yang tidak permanen.

Tata rias semi permanen juga potensial untuk mendatangkan kunjungan wisatawan dari luar negeri, dalam konteks wellness tourism. Hal itu setidaknya terbukti dari pelanggan studio alis yang dikelola Anggie.

"Tingkat artistry orang Indonesia sangat tinggi sekali..Kita enggak kalah (dengan penata rias asing), tapi mereka di-support oleh negaranya untuk tampil di dunia internasional," ia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Standar dan Sertifikasi

Dengan tingginya minat, tantangan pun semakin besar untuk pelaku usaha dan profesional. Utamanya berkaitan dengan perlindungan keamanan dan kesehatan bagi pelanggan.

drg. I Putu Suprapta, anggota Dewan Etik Pertaspi, menerangkan hal itu bisa disediakan bila ada standardisasi di dunia tata rias semi permanen. Selama ini, para profesional tidak memiliki standar baku yang membuat pelayanan antara satu tempat dan tempat lain tak seragam. 

"Karena itu, Pertaspi punya dua filosofi, yakni to protect the people, masyarakat dan konsumen kita proteksi, dan to guide professional, bagaimana caranya agar masyarakat terlindungi dari praktik yang tidak benar," ujarnya.

Organisasi itu sejauh ini sudah menyiapkan standar baku terkait praktik tata rias semi permanen yang bisa didiskusikan lebih lanjut dengan para anggota agar tercapai kesepakatan. Pihaknya juga sudah menyiapkan kode etik agar iklim persaingan usaha terjaga dengan sehat. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan pelatihan dan sertifikasi sebagai jaminan kompetensi mereka.

"Kita juga bermitra dengan pemerintah. Sertifikasi profesi buat apa kalau tidak dilegalkan juga oleh pemerintah," kata Putu. Dengan sertifikasi yang legal, para anggota bisa berpraktik di mana saja.

 

4 dari 4 halaman

Sediakan Pelatihan

Putu menyebut Pertaspi juga mewadahi tak hanya para profesional, tetapi juga para calon profesional di bidang tata rias semi permanen. Mereka akan melatih para anggota agar keterampilan dan kompetensi bisa semakin meningkat. Cakupannya tidak hanya di kota besar, tetapi juga berpeluang membuat jejaring di pedalaman.

"Anggota Pertaspi akan kita didik mereka sehingga bisa berkompetisi secara global," ujarnya.

Pelatihan itu rencananya di tahap awal akan disediakan secara gratis. Hanya saja, mereka harus mendaftar sebagai anggota terlebih dulu.

"Pelatihan pendidikan dan kompetensi profesi diharapkan bisa meningkatkan kredibilitas industri dan kualitas para pelaku atau tata rias semi permanen indonesia. Kami juga melakukan ini untuk dukung wellness tourism di Indonesia," Anggy menambahkan.

Modul pelatihan di luar negeri menjadi tolok ukur prosedur standar operasional, terutama higienitas. Di Indonesia, kata Anggy, belum terarah sehingga risiko menjadi lebih besar.

"Risiko selalu ada, tapi gimana caranya kita minimalkan risiko. Aku tadinya hanya buat studio alis, akhirnya buka klinik juga karena kita ini berbatasan tipis dengan medis. Sama-sama menggunakan jarum walau bila sesuai SOP, tidak sampai berdarah," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.