Sukses

Bercanda soal Bom di Pesawat, Kakek 75 Tahun Masih Diizinkan Ikut Penerbangan

Kakek berusia 75 tahun di Jepang menyebabkan penerbangan tertunda selama 50 menit setelah bercanda soal bom.

Liputan6.com, Jakarta - Bercanda soal bom kembali terjadi dalam sebuah penerbangan. Kali ini, dilakukan oleh seorang kakek berusia 75 tahun di Jepang yang tengah menaiki pesawat dari Kota Sendai, Prefektur Miyagi ke Kota Naha, Prefektur Okinawa.

Dikutip dari Soranews24, Minggu, 24 Juli 2022, semua bermula dari seorang pramugari yang bertanya apakah kakek tersebut membutuhkan bantuan untuk meletakkan tas jinjingnya di kompartemen atas. Kakek itu pun menjawab ya dan berkata "ada bom di dalamnya".

Mendengar perkataan kakek tersebut, kru segera menghentikan semua kegiatan untuk inspeksi keselamatan yang menunda lepas landas hingga 50 menit. Menurut Polisi Prefektur Miyagi, seorang petugas pergi ke pesawat ketika bandara melaporkan gangguan tersebut.

Namun, petugas dihentikan oleh kru naik ke pesawat. Setelah kapten menganggap pesawat aman untuk terbang, akhirnya lepas landas dengan sekitar 100 penumpang, termasuk kakek tersebut.

Maskapai penerbangan tidak menuntut kakek tersebut, tetapi polisi pada 19 Juli mendakwanya dengan pelanggaran Undang-Undang Kejahatan Kecil karena mengganggu pekerjaan orang lain. Kakek itu dikatakan telah mengakui perbuatan kriminalnya dan menyatakan bahwa dia hanya turis biasa yang "membuat lelucon."

Hal yang dilakukan kakek tersebut lantas mencuri atensi warganet. Tak sedikit dari mereka yang melontarkan berbagai tanggapan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Komentar Warganet

"Dia berusia 75 tahun, jadi dia pasti telah melihat laporan berita tentang banyak hal lain yang terjadi di seluruh dunia," tulis seorang warganet. "Bayangkan jika mereka benar-benar menemukan bom," lanjut lainnya.

"Ini seperti ketika seseorang mengatakan 'Saya menderita COVID'" tulis warganet. "Aku ingin tahu betapa canggungnya penerbangan itu setelahnya," tambah lainnya.

"Itu bahkan bukan lelucon, secara teknis," lanjut lainnya. "Mereka seharusnya menyerahkan dia dan tasnya ke polisi itu dan segera pergi," ungkap warganet lain.

Kata-kata dalam laporan Jepang memang membuatnya terdengar seperti awak pesawat secara aktif mengusir polisi, tetapi kemungkinan besar mereka hanya menolak tawaran bantuan. Pasalnya, penyelidikan polisi dinilai hanya akan memperumit masalah.

Namun, polisi tidak berhenti menyelidikinya setelah faktanya mereka lakukan dengan patuh. Karena kakek tersebut tidak sengaja bertindak jahat, mereka mendakwanya dengan pelanggaran Undang-Undang Kejahatan Ringan yang membawa hukuman yang jauh lebih ringan daripada halangan yang lebih umum dari tuduhan bisnis.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Ancaman Bom Palsu

Candaan soal bom dalam penerbangan tentu bukan pertama kali terjadi. Seorang remaja Inggris bikin ulah dengan membuat lelucon soal ancaman bom di dalam pesawat easyJet yang ditumpanginya menuju Menorca.

Ancaman palsu tersebut memicu kawalan pesawat tempur F-18 milik Spanyol secara mendadak. F-18 itu diketahui bertugas mengawal penerbangan Airbus A319 pada Senin, 4 Juli 2022, agar bisa mendarat dengan selamat. 

Remaja berusia 18 tahun yang di bawah Undang-Undang Spanyol diidentifikasi sebagai orang dewasa itu sudah ditangkap pihak keamanan setempat. Ia bisa dituntut untuk membayar kompensasi 50 ribu pound sterling atau lebih dari Rp907 juta atas dampak yang ditimbulkan akibat leluconnya yang tidak lucu.

Pakar penerbangan Julian Bray mengatakan pada The Sun bahwa militer Spanyol telah membeli jet tempur dengan biaya besar. "Mereka memang bersiaga, tapi biaya untuk mengacak pesawat, ditambah biaya bahan bakar, akan memakan lebih dari 50 ribu pound sterling (sekitar Rp908 juta), bahkan mungkin lebih," ia menjelaskan, dikutip Selasa, 5 Juli 2022.

4 dari 4 halaman

Sanksi Lain

Bray menjelaskan bahwa Kementerian Pertahanan Spanyol dapat memutuskan untuk membebankan biaya kepada maskapai penerbangan, begitu pula dengan biaya operasi polisi yang dikeluarkan untuk menangani kasus tersebut. Pihak maskapai selanjutnya bisa menagihkan kepada remaja tersebut jika terbukti bersalah.

Bray menerangkan, kapten pesawat yang memiliki otoritas tertinggi dapat menuntut penumpang yang bertanggung jawab atas 'ancaman bom' untuk diadili. "Di bawah Undang-Undang Navigasi Udara, hukuman (pidana penjara) untuk membahayakan pesawat bisa mencapai 25 tahun," ujar dia.

Remaja itu juga bisa diseret ke pengadilan Spanyol dan terancam disanksi larangan menumpang pesawat maskapai atas ulahnya yang serius. Menurut Bray, easyJet bisa mengambil tindakan sipil yang berdampak besar dan kuat, tidak hanya bagi remaja itu, tapi juga peringatan pada yang lain agar tidak coba-coba.

"Mereka akan mencatat reparasi untuk biaya penyelidikan pesawat, waktu yang dihabiskan di darat, memeriksa semua barang bawaan, mengacak kru dan pilot baru, serta penerbangan tertunda berikutnya."

Pesawat easyJet sukses mendarat dengan selamat. Petugas spesialis dan anjing pelacak segera bergegas mengecek kondisi pesawat untuk memastikan bahwa ancaman bom tersebut tidak ada. Seluruh penumpang dilaporkan ditahan di landasan selama pemeriksaan berlangsung.

Remaja pembuat onar itu diyakini jadi bagian dari sekelompok anak yang bepergian ke pulau di Mediterania untuk sebuah perayaan. Namanya belum diungkap ke publik, begitu pula apakah ia segera diadili dalam persidangan tertutup maupun lokasi ia ditahan saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.