Sukses

Orang-Orang Kaya di New York Dipaksa Buang Sampah Sendiri, Ada Apa?

Selain buang sampah sendiri, orang-orang kaya di New York kemungkinan juga akan mengurusi pembersihan dan keamanan apartemen mewah mereka sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Penghuni beberapa apartemen paling mahal di New York City dilaporkan mungkin harus membuka pintu sendiri, mengambil paket secara mandiri, bahkan membuang sampah sendiri. Pasalnya, penjaga pintu, pengawas, kuli, dan staf lain mengancam akan mogok kerja, lapor New York Post, Rabu, 6 April 2022.

Serikat pekerja yang mewakili 30 ribu karyawan dari manajer properti real estat Vornado Realty Trust dan Related Cos. menginginkan perjanjian perundingan bersama yang akan berlaku pada 20 April 2022. Tanggal itu sekaligus menandai berakhirnya kontrak saat ini.

Manajemen perusahaan sebelumnya dilaporkan ingin memangkas hari libur, cuti sakit, dan biaya perawatan kesehatan. Ini mendorong serikat pekerja yang mewakili pekerja, SEIU 32BJ, mengutarakan ketidaksetujuan mereka, menurut Bloomberg News.

Penyewa dan manajer properti telah diberitahu untuk mempersiapkan kemungkinan penghentian pekerjaan. Artinya, penghuni, tidak terkecuali yang tinggal di apartemen mewah, akan bertanggung jawab atas tugas-tugas umum sehari-hari, seperti keamanan, pengumpulan sampah, pembersihan, dan layanan serupa.

Sebuah bangunan yang dikelola Hoyt & Horn di Brooklyn mengatakan bahwa meski perusahaan akan mempekerjakan seorang penjaga keamanan, residen harus mengoperasikan interkom, menyaring tamu, dan menerima paket sendiri. Kepala serikat pekerja mengatakan pada Bloomberg bahwa ada beberapa sesi tawar-menawar lagi yang dijadwalkan hingga 20 April 2020.

Namun, terlepas dari itu, ia mengatakan, "Saya tidak terlalu percaya diri."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Sebanding dengan Biaya Hidup

Ketua serikat pekerja, Kyle Bragg, mengatakan, "Ini bukan waktu untuk mundur, tetapi waktu untuk bergerak maju." Tapi, perwakilan dari tim manajemen mengatakan bahwa kemajuan sedang dibuat.

"Kami akan terus berusaha untuk mencapai kontrak yang adil bagi kedua belah pihak pada 20 April (2022)," Howard Rothschild, presiden Dewan Penasihat Realti untuk Hubungan Perburuhan, yang menangani negosiasi, mengatakan.

Menurut serikat pekerja, pekerja bangunan memperoleh rata-rata 26,45 dolar AS (sekitar Rp379 ribu), yang berarti 55 ribu dolar AS (Rp791 juta) per tahun. Gaji tahunan mereka dilaporkan telah naik 3,3 persen per tahun berdasarkan kontrak saat ini, yang ditandatangani pada 2018.

Tapi, biaya hidup telah meningkat dengan kecepatan yang melebihi kenaikan gaji tahunan. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, biaya naik sekitar 5,1 persen pada Februari 2022 dibanding bulan yang sama pada tahun lalu. Rekor tingkat inflasi ditambah melonjaknya biaya sewa di kota membuat staf menuntut kenaikan gaji untuk mengimbanginya.

3 dari 4 halaman

Peran Kunci

Penjaga pintu, pengawas, dan pekerja bangunan lain telah memainkan peran kunci dalam menjaga gedung apartemen tetap berfungsi karena sebagian besar dunia ditutup selama pandemi. Tugas ini sering kali membahayakan kesehatan mereka sendiri dalam prosesnya.

Para pekerja ini mencari kompensasi yang lebih baik saat AS mengalami periode kerusuhan buruh yang tidak terlihat sejak awal 1980-an. Bryce Moreno, 35, penjaga pintu dan porter di sebuah gedung di East 79th Street dan Second Avenue di Manhattan, mengatakan ia merasa tidak dihargai dan diremehkan.

"Anda bertepuk tangan untuk kami pada satu saat dan kemudian, Anda tahu, Anda mencoba merogoh saku kami dan mengeluarkan apa yang kami dapatkan selanjutnya," kata Moreno. "Kami tidak berusaha untuk melepaskan apapun."

Moreno, yang telah bekerja di sektor ini selama sekitar 14 tahun, menghasilkan rata-rata sekitar 26 dolar AS (sekitar Rp374 ribu) per jam. Ia mengatakan, kenaikan inflasi membuatnya "berjuang untuk mendapatkan kenaikan upah yang sesuai dengan biaya hidup di kota dan negara."

4 dari 4 halaman

Kenaikan Harga Sewa

Pertarungan tenaga kerja terjadi ketika penyewa apartemen juga menemukan diri mereka terjepit. Biaya rata-rata untuk menyewa apartemen di Manhattan pada Februari 2022 adalah 3.700 dolar AS (sekitar Rp53 juta) per bulan, naik 4,2 persen dari Januari 2022 dan 23,5 persen dari tahun sebelumnya, menurut perusahaan pialang real estat Douglas Elliman.

"Dengan inflasi saat ini, banyak orang hidup dari gaji ke gaji," kata Crystal Ann Johnson, 35, yang bekerja sebagai pramutamu dan penjaga pintu di Silver Towers di Manhattan. "Kami akan mendapatkan apa yang pantas kami dapatkan."

Sementara, menurut data dari StreetEasy, harga rata-rata sewa apartemen di Manhattan mencapai 3.800 dolar AS (sekitar Rp55 juta) per bulan pada Februari 2022. Angka ini mencatat kenaikan lebih dari seribu dolar AS dari tahun sebelumnya.

Di Brooklyn, biaya sewa apartemen rata-rata telah naik 400 dolar AS, jadi 2.800 dolar AS (sekitar Rp40 juta) per bulan, sejak tahun lalu. Queens dan Bronx juga mengalami peningkatan, namun Staten Island tetap datar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.