Sukses

Daftar 9 Gejala Baru Covid-19 Versi Badan Kesehatan Inggris

Otoritas kesehatan Inggris menambah daftar gelaja baru Covid-19. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Badan Keamanan Kesehatan Inggris sekarang menambahkan sembilan gejala baru Covid-19. Kesembilan gejala tersebut termasuk nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan diare.

Langkah ini dilakukan lebih dari dua tahun setelah pandemi, dan hanya beberapa hari setelah pengujian gratis berakhir di Inggris. Sementara itu, Pelayanan Kesehatan Inggris (NHS) mengatakan bahwa banyak gejala baru "sangat mirip" dengan gejala pilek dan flu.

Dikutip dari BBC, Selasa (5/4/2022), tanda-tanda asli infeksi Covid yang dikenal di Inggris adalah demam, batuk terus menerus, kehilangan indra penciuman atau rasa. Ketiga gejala yang diketahui sejak awal pandemi dinilai sebagai puncak gunung es.

Organisasi Kesehatan Dunia dan negara-negara lain, termasuk AS, telah menggunakan daftar gejala yang lebih panjang untuk beberapa waktu. Namun, ada perdebatan tentang gejala mana yang bisa diidentifikasi sebagai Covid-19 dan mendesak untuk dilakukan tes Covid-19.

Sakit kepala adalah gejala yang dialami pasien Covid-19. Tapi, Anda tidak mungkin meminta semua orang yang sakit kepala untuk menjalani tes Covid karena kondisi itu bisa disebabkan berbagai alasan.

Sementara, demam, batuh atau kehilangan kemampuan penciuman atau perasa teridentifikasi di sebagian besar kasus Covid. Dengan kata lain, gejala itu hampir pasti disebabkan oleh virus corona baru.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Daftar Sembilan Gelala Baru Covid-19

- sesak napas

- merasa lelah atau kelelahan

- badan sakit

- sakit kepala

- sakit tenggorokan

- hidung tersumbat atau meler

- kehilangan selera makan

- diare

- merasa sakit atau sakit

 

3 dari 5 halaman

Infeksi Covid-19

Tingkat infeksi Covid di Inggris mencetak rekor baru dengan 4,9 juta orang positif Covid-19 atau sekitar satu dari 13 dari orang dinyatakan positif terkena virus. Pengujian gratis untuk banyak orang di Inggris berakhir minggu lalu.

NHS mengatakan mereka yang positif hendaknya tinggal di rumah dan menghindari orang lain hanya jika Anda bergejala Covid dan suhu tinggi. Begitu pula jika kondisi kesehatan memburuk sehingga tidak cukup sehat untuk bekerja.

Prof Tim Spector, dari King's College London, telah mengkampanyekan daftar gejala yang diperluas karena data dari orang-orang yang melacak gejala di aplikasi Zoe Covid-19. "Gejala utama virus corona akhirnya berubah setelah dua tahun melobi."

4 dari 5 halaman

Lonjakan Covid-19

Inggris kembali mengalami lonjakan kasus baru Covid-19. Kabar lonjakan kasus tersebut ini mengemuka pada saat yang sama ketika pemerintah Inggris berhenti memberikan alat uji Covid-19 cuma-cuma pada sebagian besar warga, sebagai bagian dari kebijakan “hidup bersama Covid-19” yang digalakkan Perdana Menteri Boris Johnson, diberitakan kanal Global Liputan6.com.

Lonjakan kasus baru ini dinilai akibat sub-varian BA.2 omicron, yang juga meningkatkan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan jumlah orang yang meninggal. Namun, para pejabat memperkirakan jumlah kasus ini akan menurun pada April--Mei 2022.

5 dari 5 halaman

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.